Penulis : Rahmad
Fitriyanto
1.
Pengertian
Takdir
Secara bahasa takdir
diambil dari bahasa arab qodaro-yaqdiru-qodron yang memiliki beberapa arti
diantaranya hukum,ketetapan yang sesuai dengan batasan.
Secara istilah, takdir juga bisa
diartikan sebagai perwujudan sebagai dari ketetapan Allah.
Pembahasan mengenai takdir, telah menimbulkan
pengertian yang bermacam dari beberapa kalangan ahli, yaitu sebagai berikut :
Ø
Abu
Hanifah:takdir adalah ketetapan Alloh atas segala makhlukNya yang mencakup baik
buruknya.
Ø
Al-Asy’ari:takdir
adalah ketetapan Alloh kepada semua makhluk,yang mencakup baik
buruk,pahit,getir,dan manfaat madharat.
Ø
Fazlur
Rahman:takdir adalah sebuah kekuatan buta yang mengukur dan menetapkan hal-hal
yang tidak dapat dikendalikanoleh manusia,terutama yang berkaitan dengan
kelahiran,rizki,dan mati.
Ø
M.Qurash
shihab:takdir adalah semua peristiwa yang terjadi di alam raya yang dari sisi
kejadianya dalam kadar dan ukuran tertentu pada tempat tertentu dan waktu
tertentu.
2. Pembagian
Takdir
Berdasarkan
berubah atau tidaknya, takdir dibagi
menjadi dua :
v Takdir hatami/ mubram yaitu takdir
yang tidk bisa berubah
v Takdir ghairu hatami/ mu’allaq yaitu
takdir yang masih bisa berubah
Ada
juga yang berpendapat bahwa takdir itu menjadi dua :
v
Musayyar : ketetapan
Alloh pada manusia dan makhluk lainnya yang manusia dan makhluk lain itu tidak
memiliki kebebasan untuk menolak atau merubahnya.Seperti warna kulit,jenis
kelamin,dan bentuk tubuh.
v
Mukhayyar : ketetapan
Alloh pada manusia dan makhluk lainnya yang manusia dan makhluk lainya itu
memiliki kebebasan untuk memilihnya.
Berdasarkan
waktu terjadinya ,takdir dibagi menjadi
a)
Takdir
azali, yaitu ketetapan yang meliputi segala sesuatu sebelum Alloh menciptakan bumi dan
langit, yaitu takdir
Alloh setelah menciptakan Qolam.
b)
Takdir
‘umri, yaitu ketetapan yang meliputi segala yang terkait dengan manusia seperti
umur, rizki, bahagia, susah, dan
mati yaitu takdir ketika menciptakan manusia dalam rahim.
c)
Takdir
hauli atau sanawi, yaitu ketetapan yang terkait dengan malam lailatul qodar, yaitu
takdir Alloh yang ditetapkan setiap tahun pada malam lailatul qoadar.
d)
Takdir
yaumi, yaitu ketetapan atau takdir Alloh setiap hari yang terkait dengan semua peristiwa.
Takdir
adalah suatu rahasia Alloh yang harus diterima
oleh makhluk dan manusia maupun maklhluk lainya tidak
akan mampu mengetahuinya karena keterbatasan ilmu manusia,bahkan nabi dan
rosulpun tidak mampu mengetahui rahasia takdir Alloh. Manusia sebagai maklhluk yang dikarunai
akal dan hati, hanya menjalankan dan berusaha untuk menjadi insan kamil.
Sebagai makhluk yang diberi akal dan hati, manusia bias mengetahui
sebagian dari takdir Allah, yaitu takdir atau hokum Allah yang bisa dipahami
manusia melalui ilmu pengetahuan yang bisa ditemukan oleh manusia melalui
berbagai cara, seperti penelitian ilmiah, dan penemuan ilmiah. Dari penemuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan tersebut, bisa disimpulkan ternyata setaip komponen di jagad raya
ini semua berjalan sesuai dengan hukumnya masing – masing yang telah
ditetapakan oleh kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui.
3. Posisinya Dalam Perbuatan
Manusia
Aliran Jabariyah dan aliran qadariyah adalah dua
aliran yang paling gencar membahas hal mengenai takdir, terutama persoalan
mengenai tentang posisi takdir dalam perbuatan manusia. Kedua aliran ini
mempeributkan mengenai kebebasan manusia dalam menjalankan takdirnya, apakah
manusia samasekali terkekang dengan takdir, atau manusia benar – benar bebas
dari suatu ketetapan Allah.
Bagaikan mainan tradisional jawa yang bernama wayang, itulah gambaran
dari posisi takdir dalam perbuatan manusia yang dianut oleh aliran jabariyah.
Dalam setiap aspek perbuatannya, manusia tidak mempunyai andil dalam
menjalankan hidup matinya, tidak ada harapan, usaha maupun doa dan ikhtiar.
Dalam hal ini pun pembahasan merambat mengenai masalah surga dan neraka
mengenai fungsinya, apabila manusia maupun makhluk lain tidak mempunyai andil
dalam tiap gerak hidupnya.
Adalah aliran qadariyah yang menentang habis konsep takdir dari aliran
jabariyah. Tiap manusia lepas dari kehendak atau ketetapan/ takdir Allah, tidak
ada sangkut pautnya apa yang terjadi dengan segala aspek kehidupan manusia
terhadap Takdir Allah, atau mungkin disingkat menjadi “tidak ada takdir”.
Padahal organ tubuh manusia pun berjalan sesuai dengan hukumnya, seperti
pembuluh darah, detak jantung,dll.
Tidak salah jika kita sebagai
manusia, makhluk yang diberi anugrah maha dahsyat oleh Allah SWT. untuk pasrah
terhadap kehendak Allah, yang sudah pasti sebelumnya kita berusaha semaksimal
mungkin dan memohon doa kepada Allah SWT. Allah Tuhan Yang Maha Adil pasti
telah memperhitungkan amal dan dosa yang kita perbuat, waAllahu a’lam.
No comments:
Post a Comment