Monday, April 18, 2016

EVALUASI




Oleh : Rahmad Fitriyanto



  1. Pengertian Evaluasi
“Evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagaiproses pengukuran dan pembandingan dari pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai”. (Siagan, 1977)
  1. Pandangan lama dan baru
    1. Pandangan lama
            Dulu hingga sekarang istilah evaluasi didunia pendidikan lebih sering disebut dengan istilah ulangan atau ujian. Pada pandangan ini evaluasi pendidikan hanya terbatas pada pengertian “achievement test” yakni penilaian terhadap hasil pelajaran yang telah diajarkan. Faktor-faktor kepribadian anak dan tingkah lakunya, dan evaluasi tidak mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dinegara kita masih bersifat intelektualistis, begitu juga dengan evaluasi.
    1. Pandangan baru
Menurut pandangan modern istilah evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian terhadap hasil pelajaran saja. Sarana utama dalam evaluasi ini ialah keseluruhan pribadi murid sebagai individu, begitu juga dengan teknik-teknik yang digunakan untuk melaksanakan evaluasi.
Menurut Wrightstone ada beberapa perbedaan antara evaluasi lama dengan evaluasi modern, antara lain :
·         Banyak atau luasnya faktor yang harus dinilai (pada modern tidak hanya menilai hasil pelajaran, akan tetapi juga keseluruhan dari kegiatan-kegiatan kurikulumsekolah)
·         Evaluasi modern banyak menggunakan berbagai macam bentuk/teknik evaluasi
·         Evaluasi modern tidak hanya menilai salah satu segi saja dari pribadi anak melainkan keseluruhan pribadi anak sebagai individu.
  1. Tujuan Pendidikan sebagai Dasar dan Pedoman Evaluasi
Tujuan umum pendidikan di Indonesia, seperti yang terletak pada ketetapan MPRS No. XXVII/1996 Bab II Pasal 3 dan 4 dinyatakan tentang tujuan pendidika, sebagai berikut :
Tujuan pendidikan nasional ialah :”membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan isi UUD 1945”
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka isi pendidikannya adalah :
1.                 Mempertinggi mental-moral- budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2.                 mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan
3.                 membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
  1. Prinsip-prinsip dan Obyek Evaluasi
1. Prinsip-prinsip Evaluasi
·         Prinsip integralitas (keseluruhan), yaitu dalam prinsip ini tidak hanya menilai kecerdasan atau hasil pelajaran saja, akan tetapi seluruh pribadinya dan dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan teknik evaluasi.
·          Prinsip kontinuitas, yaitu penilaian dilakukan secara kontinu.
·         Prinsip obyektivitas, yaitu penilaian harus dilakukan secara obyektif.
·         Prinsip koperatif, yaitu prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga prinsip diatas, yakni setiap penilaian hendaknya dilakukan secara bersama-sama oleh semua guru yang bersangkutan.
2. Obyek evaluasi
Obyek evaluasi, yaitu : faktor-faktor yang harus dinilai. Faktor-faktor tersebut meliputi :
·         Pribadi dan perkembangan anak didik
o   Perkembangan sikap (fisik dan mentalnya)
o   Pengetahuan dan kecakapan/ketrampilannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan
o   Kecerdasan/inteligensi dan cara berfikirnya
o   Perkembangan perasaannya (estetis, sosial. Etis, dsb)
o   Perkembangan jasmani dan kesehatannya
o   Minat, hoby, dan bakatnya.
·         Isi pendidikan
o   Isi bahan rencana pelajaran yang diajarkan (sesuai tidaknya dengan perkembangan umur, minat, dan kebutuhan anak) berikut
o   Situasi dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan yang tersedia
o   Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawainya, termasuk kepemimipinan kepala sekolah.
·         Proses pendidikan
o   Bagaimana caraguru-guru mengajar
o   Bagaimana cara- siswa belajar, minat dan perhatiannya terhadap pelajaran, dsb
o   Lamanya waktu yang tersedia untuk mengajar dan belajar.
  1. Bentuk atau Teknik Evaluasi
Menurut Wrightstone dalam bukunya “Evaluation in modern education“ ada sembilan macam bentuk evaluasi :
    1. Short-Answer Tests
Short-Answer Tests /Objective Tests/New-Type Tests, yaitu tes yang disusun sedemikian sehingga jawabannya sangat singkat. Bentuk evaluasi ini terdiri dari beberapa macam, antara lain :
·         Completion atau Fill-in : bentuk tes yang menuntut sipenjawab untuk melengkapi kalimat/pernyataan dengan satu atau dua kata yang tepat
·         True-False (benar salah)
·         Multiple-Choice (bentuk pilihan ganda)
·         Matching (menjodohkan).
Kebaikan Short-Answer Tests :
·         Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak/scope yang luas
·         Bagi yang ditest, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin (karena adanya jawaban yang tersedia)
·         Dapat dinilai secara obyektif
·         Mengharuskan siswa untuk belajar baik-baik, karena sukar untuk berspekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran itu yang harus dipelajari
·         Memeriksa cepat dan mudah, tidak banyak memerlukan pikiran.
Keburukan Short-Answer Tests :
·         Kurang memberikan kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya, karena tidak membuat kalimat
·         Memungkinkan anak berbuat coba-coba dalam menjawabnya
·         Menyusun tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dan waktu yang lama
·         Memerlukan biaya dan kertas yang lebih banyak, jika dibandingkan pembuatan essay-test.
    1. Essay-Test and Oral Examinations
Essay-Test ialah suatu test yang jawabannya menurut murid-murid untuk menyatakan pendapat /jawabannya berupa karangan atau uraian dalam kalimat.
Kebaikan Essay-Test :
·         Bagi guru, menyusun test tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
·         Yang ditest mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan pendapat/isi hatinya
·         Melatih siswa mengeluarkan buah pikirannya dalam bentuk kalimat/bahasa yang teratur
·          Lebih ekonomis/hemat.
Keburukan Essay-Test :
·         Tidak/kurang dapat digunakan untuk mentest pelajaran yang scopenya luas/banyak
·         Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya, menyulitkan guru dalam memberi nilai
·         Karakteristik pembuatan essay-test yang berbeda-beda pada setiap guru, dapat menimbulkan salah pengertian pada murid-murid. Dan tuntutan banyaknya jawaban bagi tiap guru tidak sama.
Oral Examination (bentuk test/ujian lisan)
Kebaikannya :
·         Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan secara face to face
·         Jika yang diuji belum jelas, penguji dapat mengganti pertanyaannya sehingga dimengerti oleh yang diuji
·         Penguji dapat mengorek isi pengetahuan yang diuji sampai mendetail,dll.
Keburukannya :
·         Jika hubungan penguji dengan yang diuji kurang baik, dapat mengganggu obyektivitas hasil tes
·         Sifat penggugup pada yang ditestdapat mengganggu kelancaran jawaban yang diberikannya
·         Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap orang yang ditest
·         Untuk mentest kelompok memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak ekonomis.
    1. Observation and Anecdotal Records
    2. Questionnaires, Invertories and interviews
    3. Checklists and Rating Scales
    4. ersonal Reports and Projective Techniques
    5. Sociometric Mathods
    6. Case studies, and
    7. Cumulative Records.
   Bentuk evaluasi yang sudah dikenal dan sering dilakukan adalah no. 1, 2, dan 3. Meskipun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya.

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِ...