Penulis : Rahmad
Fitriyanto
Adam
adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang Tauhid dimulai sejak
diutusnya nabi Adam a.s oleh Allah untuk menganjarkan ketauhidan yang murni kepada anak dan cucunya. Ajaran Adam tentang
Tauhid yaitu tentang KeEsaan Allah SWT. Semenjak itulah manusia telah
mengetahui dan meyakinkan tentang adanya keEsaan Allah sebagai sang Pencipta
alam semesta ini. Umat manusia yang telah dibuka hatinya oleh Allah menerima
hakikat hidup itu, menerima dan mematuhi ajaran Nabi Adam.
Akan
tetapi setelah nabi Adam wafat, umat pun kehilangan pembimbing. Mereka pun
mulai menyimpang dari ajaran semula dan meninggalkan sedikit demi sedikit
ajarannya sehingga tersesat dari jalan lurus dan kehidupan mereka pun menjadi kacau.
Untuk
itu Allah mengutus nabi untuk memberikan petunjuk kepada mereka. Itulah nabi
Nuh a.s. Dialah sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau setelah
ditinggalkan oleh nabi Adam. Sebelum nabi Nuh a.s pun telah diutus nabi untuk meneruskan
ajaran nabi Adam a.s yaitu nabi Idris .
Setelah
Nabi Nuh wafat, manusia kembali kehilangan pemimpin dan pengaturnya dan menjadi
kacau balau sampai diutusnya Nabi Ibrahim Oleh Allah SWT . Nabi Ibrahim selain
mengajarkan dan memimpin ketauhidan terhadap Allah juga beliaulah yang
mula-mula membawa dan mengajarkan syari’at.
Periode
antara nabi Ibrahim dan nabi Muhammad masih banyak lagi nabi-nabi yang diutus
Allah untuk menjaga ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis
dari sanubari manusia. Diantara nabi-nabi itu ialah: Nabi Luth a.s, nabi Ismail
a.s, nabi Ishaq a.s, nabi Yakub a.s, nabi Yusuf
a.s, nabi Musa a.s, nabi Harun a.s, nabi Yusa’ a.s, nabi Daud a.s, nabi
Sulaiman a.s, Nabi Hud a.s, nabi Shaleh a.s, nabi Syu’aib a.s, Nabi Zakaria a.s,
Nabi Yahya a.s, Nabi Ayyub a.s, nabi Zulkifli a.s, nabi Isa a.s dan nabi
Muhammad SAW.
Diantara
nabi-nabi yang dua puluh lima tersebut ada lima orang nabi yang mendapat
julukan Ulul Azmi yaitu: nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa , nabi Isa dan nabi
Muhammad SAW. Semua nabi-nabi itu mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan
dan meyakini bahwa yang menjadikan alam semesta ini Esa yaitu Allah SWT.
Nabi
Musa a.s diutus oleh Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan kitab Taurat secara sekaligus kepada nabi
Musa a.s. Taurat itu mengandung syariat atau peraturan-peraturan Allah yang
diturunkan kepada nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang teguh padanya.
Syariat itu telah dijalankan oleh umat nabi Musa sebagai petunjuk dan pedoman hidup mereka
sewaktu nabi Musa masih hidup. Akan tetapi setelah nabi Musa wafat bani Israil atau orang Yahudi lama kelamaan
menyimpang dari kitab Taurat sehingga menyebab kerusakan.
Pada
masa bani Israil ditinggalkan nabi Musa, timbul perselisihan dan perubahan –perubahan
diantara mereka. Nabi Isa pun diutus oleh Allah sebagai Pendamai dan
mengembalikan pada ajaran agama yang semula, yaitu tentang ke Esaan Allah.
Nabi
Isa mengajaran ketauhidan dengan berdasarkan pada kitab yang telah diturunkan
oleh Allah yaitu kitab Injil. Di dalam kitab Injil terkandung:
nasihat-nasihat,petunjuk-petunjuk terhadap orang yang mengimaninya. Nabi Isa
secara terus menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umatnya walaupun
mendapat rintangan-rintangan dari bani Israil. Dengan kebencian orang-orang
Yahudi, mereka berniat untuk membunuh nabi Isa. Akan tetapi Allah melindungi
nabi Isa dengan menyamarkan orang yahudi . Orang Yahudi itu menangkap salah
seorang dari mereka yang telah diubah wajahnya mirip dengan nabi Isa. Nabi Isa
pun diangkat oleh Allah.
Setelah
ditinggalkan nabi Isa (menurut kepercayaan orang-orang Nasrani), sedikit demi
sedikit mulai berubah ketauhidannya sehingga umat menyimpang dari ajaran semula
dan terlepas dari dasar-dasar ketauhidan yang murni.
Adapun
perubahan yang terjadi sebagai berikut:
1. Segolongan
orang Nasrani yang diketahui oleh Paulus sebagai kepala agama di
Intokia(syiria) memegang sungguh-sungguh ketauhidan yang murni. Mereka
berpendapat bahwa Isa itu seorang hamba dan pesuruh Allah sebagai juga Rasul
yang lain.
2. Golongan
Arius, yaitu golongan Nasrani pengikut aliaran “Arius” seorang pendeta di
Iskandariah. Ia masih berpegang teguh pada ketauhidan yang sebenarnya. Ia
berpendapat bahwa Isa hamba Allah. Akan tetapi ia menambahi keterangan bahwa
Isa sebagai “kalimah Allah” dari situlah mulai ada bayangan yang mengarahkan
bahwa Isa itu adalah Allah.
3. Golongan
Parpani. Golongan yang ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya dalah Tuhan.
Demikian inilah keadaan Nasrani yang datang kemudian. Mereka mengangap bahwa Tuhan
itu menjadi tiga. Dans hamper semua orang Nasrani mempercayai bahwa Tuhan itu terdiri
dari 3 uknum. Ketiga uknum itusebernya satu juga yaitu: Bapa, anak dan Ruhul
Kudus.
No comments:
Post a Comment