Monday, April 18, 2016

Psikologi Agama dan Psikologi Islam




Oleh : Rahmad Fitriyanto

1.     Psikologi Agama
A.    Definisi Psikologi
Telah kita kenal Psikologi adalah “ Ilmu Jiwa” istilah psikologi berasal dari bahasa Inggris “Psychology” merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek ( yunani ) yaitu psych yang artinya jiwa dan logos yang artinya “ Ilmu jiwa”
Menurut Bruno ( 1987) dalam Syah (1996:8) membagi pngertian psikologi menjadi tiga bagian yang pada prinsipnya saling berkaitan
  1. Psikologi adalah studi mengenai Ruh
  2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental.
  3. psikologi adalah ilmu pengetahuan menganai perilaku organisme.
Sarwono ( 1976) juga mengamukakan beberapa definisi  psikologi.
  1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
  2. psikologi adalah studi yang mempelajari hakikat manusia.
  3. psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Sujito (1985-1) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki pernyataan – pernyataan jiwa
Jadi dari beberapa definisi diatas dapat dirumuskan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu ( manusia ) dalam interaksi dengan lingkungannya.
Psikologi secara umum mempelajari gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran ( cognisi ), perasaan ( emotion ) dan kehendak ( conasi )
Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal , dewasa dan beradab ( jalaluddin, et, al, 1979.77 )
Menurut Robert H. Thouless Psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia .
Jadi definisi psikologi secara umum yaitu meneliti dan mempelajari kejiwaan yang ada dibelakangnya. Karena jiwa itu sendiri bersifat abstrak.

B.     Pengertian Agama
Agama adalah masalah yang mneyangkut dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit untuk diukur secara tepat dan rinci.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia.
Secara definitive menurut harun nasution agama adalah :
  1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.
  2. pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
  3. mengikat dari ada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan – perbuatan manusia.
  4. kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
  5. suatu system tingkah laku ( ade of conduct ) yang berasal dari sesuatu kekuatan ghaib.
  6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban – kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib
  7. pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius  yang terdapat pada alam sekita manusia.
  8. ajaran – ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul ( Harun Nasution)
C.    Pengertian Psikologi Agama
Dari pengertian psikologi dan pengertian agama . dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak yang mneyangkut dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan bathin ,manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia dan menimbulkan cara hidup manusia atau ajaran-ajaran yang diwahyukan  tuhan kepada Mnusia melalui seorang rasul.
Menurut Prof Dr. Zakiah Daradjat. Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi agama, adalah ilmu yang  mempelajari tingkah laku makhluk hidupmengenai kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaru keyakinan beragama serta keadaan hidup pada umumnya. (Pengertian psikologi agama ini diambil dari Buku Psikologi Agama . Karangan Prof. Dr. H. Jalaluddin edisi 1 revisi 2005.)
2.     Psikologi Islam
Dari sisi pengembangan ilmu, upaya ini sebagai pembanding atau bahkan counter discourse terhadap teori-teori psikologi yang dibangun dari paradigma sekuler. Masyarakat religius, khususnya masyarakat Muslim Indonesia, tidak mungkin menggunakan teori-teori psikologi sekuler. Selain bias budaya, teori-teori tersebut bebas nilai yang menafikan unsur-unsur metafisik dan spiritual-transendental. Masyarakat Muslim lebih tepat menggunakan teori psikologi berbasis keislaman, karena teori itu dapat mengkaver seleuruh perilakunya dan menunjukkan self-image maupun self-esteem sebagai seorang muslim yang sesungguhnya. Sedang dari sisi praktisnya, pengembangan psikologi Islam merupakan oase baru bagi praktisi psikologi, konseling dan psikoterapi dalam menjalankan tugas dan fungsinya, untuk menciptakan suasana batin yang sejahtera dan bahagia hakiki.
Dalam usianya yang relatif belia (periode puber), psikologi Islam yang dikumandangkan oleh komunitas terbatas baru menghadirkan sajian;
1.      kajian dalam bentuk diskusi, seminar dan temu ilmiah nasional
2.      pembentukan organisasi, yang pada tingkat nasional terwadahi dalam Asosiasi Psikologi Islami (API) dan Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (Imamupsi)
3.      penerbitan buku dan jurnal ilmiah yang bertemakan psikologi Islam; dan
4.      memasukkan psikologi sebagai bagian dari mata kuliah wajib atau pilihan di beberapa perguruan tinggi.
Terdapat beberapa alasan mengapa pengembangan psikologi Islam masih berputar pada kalangan terbatas;
1.      Sulit ditemukan sumber daya insani yang memiliki pengetahuan integratif antara Islam dan psikologi. Mereka saling menunggu siapa yang duluan memulai, apakah sarjana agama ataukah sarjana psikologi,
2.      Sulit menggabungkan metodologi pengembangan ilmu, antara empiris (syahadah) versus meta-empiris (ghayb), induktif versus deduktif, apa adanya versus bagaimana seharusnya, bebas etik versus sarat etik, kuantitatif versus kualitatif, positivistik-empiris versus doktriner-normatif dan antroposentris versus teosentris,
3.      Psikologi Islam sebagai bagian dari studi Islam memiliki batasan-batasan yang tidak semuanya dapat dijangkau oleh metodologi ilmu empiris, sebab tidak semua fenomena keagamaan dapat diukur melalui tes-tes psikologi, seperti masalah kecerdasan spiritual/keruhanian, masalah keimanan dan ketakwaan.
Psikologi Islam hadir dengan penuh tantangan sekaligus peluang bagi mereka yang concern terhadap pengembangan sains Islami. Ber-Islam secara kaffah menuntut pada pemeluknya untuk lebih intens dan kreatif dalam pengembangan wacana ini, tanpa menunggu apalagi menghujat terhadap usaha-usaha produktif dari komunitas psikologi Islam. Masih banyak hal yang perlu mendapat uluran pemikiran dan keberanian dalam membuat kebijakan, antara lain;
1.      Bidang akademik; perlu memasukkan mata kuliah Psikologi Islam sebagai mata kuliah wajib. Atau, menjadikan wacana keislaman sebagai basis pengembangan semua mata kuliah psikologi. Usaha ini merupakan embrio yang mendorong mahasiswa untuk mengambil tema-tema psikologi Islam dalam penelitian skripsi, tesis maupun disertasi,
2.      bidang penelitian; mulai berani menggunakan teori dari Islam sendiri, seperti indikator-indikator religiusitas diambil dari Hadis Nabi Saw mengenai iman, islam dan ihsan serta mulai berani menyusun instrumen penelitian yang diturunkan dari kerangka ilmiah Islami,
3.      bidang pelatihan; perlu mengembangkan desain pelatihan yang bernuansakan Islami, sehingga mampu menciptakan manusia yang produktif dan kreatif dengan dasar iman dan takwa.

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِ...