Oleh : Rahmad
Fitriyanto
BAB
I
Pendahuluan
Ayolah
bangkit,,, jangan terpuruk gini,,, masak
karena masalah seperti itu aja kamu jadi lemah,,, mana semangatmu yang selalu
menggebu-gebu,,,, OPTIMISLAH... PASTI
KAMU BISA…
Kata itu semua adalah
suatu perkatan yang sering kita dengar dari teman, sahabat, keluarga kita
ketika kita sedang mendapat kesulitan. Ketika kita sedang bersedih meratapi
semua masalah yang sedang menimpa kita, ternyata saat itu juga kita baru sadar
bahwa kita tidak sendirian ada orang lain yang selalu memperhatikan kita bahkan
kadang orang yang kita benci sekalipun terkadang mengingatkan kita.
Optimislah… sebenarnya
itu apa sich? Kenapa kita harus optimis? Manfaat apa yang bisa kita ambil jika
kita optimis? Nah pada makalah ini saya akan mengulas mengenai hakikat optimisme,
alasan mengapa kita harus optimis, dan hikmah dari optimis. Semoga nantinya
makalah ini dapat memberikan suatu sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
BAB
II
Pembahasan
A.
Hakikat
Optimisme
Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, optimisme diartikan dengan faham atau keyakinan atas
segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan. Seseorang yang optimistis
adalah yang memiliki harapan baik dalam segala hal. Jika ada gelas yang
setengahnya berisi air, maka yang optimis melihat bagian yang terisi dan yang
pesimis melihat bagiannya yang kosong. Yang pertama berkata: “Sudah ada
setengah gelas” dan yang kedua berkata: “Masih setengahnya yang kosong.”
Pendapat di atas belum sepenuhnya benar, jika dikaitkan dengan pkitangan agama
tentang optimisme.
Memang,
optimisme berkaitan dengan sesuatu yang menyenangkan hati dan dinantikan
kedatangannya, berbeda dengan pesimisme. Tetapi, agamawan menegaskan bahwa ia
baru dinamai demikian selama sebab-sebab yang dinantikan itu cukup banyak dan
logis, kalau tidak, maka ia bukan optimisme, paling tinggi ia adalah harapan
tak berdasar, bahkan bisa jadi ia adalah angan-angan kosong dan keterpedayaan
amâny atau ghurûr dalam bahasa al-Qur’an.
Optimisme,
yang juga biasa dinamai Husnu adz-Dzan atau sangka baik, dianjurkan dalam
berbagai segi hidup, lebih-lebih menjelang kematian, tetapi dengan syarat yang
disebut di atas.
Imam
Ghazâli menulis bahwa dunia adalah ladang akhirat. Hati manusia bagaikan tanah,
dan iman ibarat benihnya. Ketaatan-ketaatan mengalir seperti aliran saluran
air, membalikkan tanah dan pemupukan untuk menguatkannya. Hati yang tertutup
oleh dunia yang menyelimutinya, seperti tanah yang bergaram, tidak akan
berhasil menumbuhkan benih. Hari Kiamat adalah hari menuai. Jika seseorang
menanam di tanah yang bergaram atau hati yang tertutup, maka benih apapun tidak
muncul, dan dengan demikian dia tidak akan menemukan sesuatu yang dituai ketika
datangnya musim panen[1].
Ketika
agama menganjurkan kita agar selalu optimis, maka itu adalah anjuran untuk
memperbanyak sebab-sebabnya. Kita dapat mengukur diri kita! Tanah apa tempat kita
menabur, dan benih apa yang kita tabur, lalu menetapkan apakah Kita telah wajar
bersangka baik atau sikap Kita adalah sikap siapa yang teperdaya. Kalau kita
menabur benih di tanah yang subur, dengan pengairan yang cukup, kita boleh
optimis, tetapi kalau benih yang kita tanam di tanah yang gersang, atau tidak
menanam benih sama sekali, maka sungguh kita telah teperdaya.
B.
Anjuran
untuk Optimis
Adakalanya
dalam kehidupan kita sebagai manusia ada saat-saat dimana kita begitu bagagia
dan begitu putus asa, dan menjadi orang yang paling bersedih karena ketidakmampuan
kita terhadap sesuatu masalah yang sangat rumit. Terutama ketika kita mendapati
suatu kejadian yang tidak sejalan dengan keinginan kita.
Sebenarnya
kita dilarang oleh Allah untuk berputus asa. Dalam situasi apapun tidak boleh
berputus asa. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar: 53).
Kemurahan
Allah begitu luar biasa untuk disejajarkan dengan kesulitan kita. Keagungan dan
kebesaran-Nya, tidak layak dipertanyakan hanya karena kehidupan kita belum
berubah, padahal itu pun terjadi lantaran kita sendiri tidak bisa merasakan
keagungan dan kebesaran Allah sendiri.
Dalam
kesusuahan kita, dalam kesulitan kita, dalam penderitaan kita pastilah ada
Allah yang Pemurah lagi Penyayang. Allah menurunkan penyakit (kesusahan,
penderitaan, ketidak mampuan) pastilah Allah akan menurunkan Obatnya (solusinya).
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki
oleh setiap manusia, khususnya seorang muslim, Karena dengan optimis, seorang
muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai
cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut
dan khawatir akan mengalami kegagalan.
C.
Hikmah
optimis
Keputusasaan
kadang kala membuat manusia menjadi malas seakakan hidup tanpa ruh, tanpa jiwa[2].
Hilang semangat hidup hilang segala-galanya. Inilah suatu konsep yang
dituangkan oleh orang yang kurang beriman tidak mempunyai prinsip dan tujuan
hidup yang jelas.
Dengan
adanya keyakinan dihati kita, hidup kita akan menjadi damai. Setiap menghadapi
masalah pasti kita dapat menerima dengan ikhlas dan tawakal karena kita yakin
dan optimis pasti bisa menjalaninya. Selain itu juga dengan adanya rasa optimis
yang tinggi tentunya tujuan dari suatu rencana kita pasti akan tercapai.
BAB
III
Kesimpulan
Setiap manusia akan diuji
keimanannya dan kepribadiannya.dengan segala kekurangan dan kelebihan pada
dirinya, manusia senantiasa menghadapi peluang dan tantangan .Tidak jarang
kegagalan di jumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan sepanjang hidupnya. Bila
peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal, kekuatan
atau kelebihan dirinya seringkali menimbulkan rasa optimis.
Optimis merupakan keyakinan diri
dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap optimis, seseoarng
akan bersemangat dalam menjalani kehidupan baik demi kehidupan di dunia maupun
dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak.
ALLAH berfirman:
wur (#qãZÎgs? wur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
Artinya: "janganlah
kamu bersifat lemah,dan janganlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi(derajatnya),jika kamu orang-orang yang
beriman" (QS. Al Imran: 139).
Sikap optimis merupakan sikap yang
harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan
optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin
mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa
takut dan khawatir akan mengalami kegagalan
Daftar
Pustaka
Al
Qur’an dan Terjemahnya
Yusuf Mansur. 2008. KUN FAYAKUN Selalu ada harapan ditengah
kesulitan. Jakarta: Zikrul Hakim.
Komarudin hidayat. 2009. BERDAMAI DENGAN KEMATIAN
menjemput ajal dengan optimisme. Jakarta: Hikmah.
http://fuf-library.uinjkt.ac.id/artikel_detail.php?no=4
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Menyediakan Deposit Via Pulsa TELKOMSEL / XL
Dompet Digital OVO, DANA, LINK AJA, GOPAY
Link Alternatif :
www.arenakartu.org
100% Memuaskan ^-^