Tuesday, April 19, 2016

ISLAM DAN OPTIMISME





Oleh : Rahmad Fitriyanto

BAB I
Pendahuluan
Ayolah bangkit,,,  jangan terpuruk gini,,, masak karena masalah seperti itu aja kamu jadi lemah,,, mana semangatmu yang selalu menggebu-gebu,,,, OPTIMISLAH... PASTI KAMU BISA…
Kata itu semua adalah suatu perkatan yang sering kita dengar dari teman, sahabat, keluarga kita ketika kita sedang mendapat kesulitan. Ketika kita sedang bersedih meratapi semua masalah yang sedang menimpa kita, ternyata saat itu juga kita baru sadar bahwa kita tidak sendirian ada orang lain yang selalu memperhatikan kita bahkan kadang orang yang kita benci sekalipun terkadang mengingatkan kita.

Optimislah… sebenarnya itu apa sich? Kenapa kita harus optimis? Manfaat apa yang bisa kita ambil jika kita optimis? Nah pada makalah ini saya akan mengulas mengenai hakikat optimisme, alasan mengapa kita harus optimis, dan hikmah dari optimis. Semoga nantinya makalah ini dapat memberikan suatu sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.



BAB II
Pembahasan
A.    Hakikat Optimisme
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, optimisme diartikan dengan faham atau keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan. Seseorang yang optimistis adalah yang memiliki harapan baik dalam segala hal. Jika ada gelas yang setengahnya berisi air, maka yang optimis melihat bagian yang terisi dan yang pesimis melihat bagiannya yang kosong. Yang pertama berkata: “Sudah ada setengah gelas” dan yang kedua berkata: “Masih setengahnya yang kosong.” Pendapat di atas belum sepenuhnya benar, jika dikaitkan dengan pkitangan agama tentang optimisme.
Memang, optimisme berkaitan dengan sesuatu yang menyenangkan hati dan dinantikan kedatangannya, berbeda dengan pesimisme. Tetapi, agamawan menegaskan bahwa ia baru dinamai demikian selama sebab-sebab yang dinantikan itu cukup banyak dan logis, kalau tidak, maka ia bukan optimisme, paling tinggi ia adalah harapan tak berdasar, bahkan bisa jadi ia adalah angan-angan kosong dan keterpedayaan amâny atau ghurûr dalam bahasa al-Qur’an.
Optimisme, yang juga biasa dinamai Husnu adz-Dzan atau sangka baik, dianjurkan dalam berbagai segi hidup, lebih-lebih menjelang kematian, tetapi dengan syarat yang disebut di atas.
Imam Ghazâli menulis bahwa dunia adalah ladang akhirat. Hati manusia bagaikan tanah, dan iman ibarat benihnya. Ketaatan-ketaatan mengalir seperti aliran saluran air, membalikkan tanah dan pemupukan untuk menguatkannya. Hati yang tertutup oleh dunia yang menyelimutinya, seperti tanah yang bergaram, tidak akan berhasil menumbuhkan benih. Hari Kiamat adalah hari menuai. Jika seseorang menanam di tanah yang bergaram atau hati yang tertutup, maka benih apapun tidak muncul, dan dengan demikian dia tidak akan menemukan sesuatu yang dituai ketika datangnya musim panen[1].
Ketika agama menganjurkan kita agar selalu optimis, maka itu adalah anjuran untuk memperbanyak sebab-sebabnya. Kita dapat mengukur diri kita! Tanah apa tempat kita menabur, dan benih apa yang kita tabur, lalu menetapkan apakah Kita telah wajar bersangka baik atau sikap Kita adalah sikap siapa yang teperdaya. Kalau kita menabur benih di tanah yang subur, dengan pengairan yang cukup, kita boleh optimis, tetapi kalau benih yang kita tanam di tanah yang gersang, atau tidak menanam benih sama sekali, maka sungguh kita telah teperdaya.

B.     Anjuran untuk Optimis
Adakalanya dalam kehidupan kita sebagai manusia ada saat-saat dimana kita begitu bagagia dan begitu putus asa, dan menjadi orang yang paling bersedih karena ketidakmampuan kita terhadap sesuatu masalah yang sangat rumit. Terutama ketika kita mendapati suatu kejadian yang tidak sejalan dengan keinginan kita.
Sebenarnya kita dilarang oleh Allah untuk berputus asa. Dalam situasi apapun tidak boleh berputus asa. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar: 53).

Kemurahan Allah begitu luar biasa untuk disejajarkan dengan kesulitan kita. Keagungan dan kebesaran-Nya, tidak layak dipertanyakan hanya karena kehidupan kita belum berubah, padahal itu pun terjadi lantaran kita sendiri tidak bisa merasakan keagungan dan kebesaran Allah sendiri.
Dalam kesusuahan kita, dalam kesulitan kita, dalam penderitaan kita pastilah ada Allah yang Pemurah lagi Penyayang. Allah menurunkan penyakit (kesusahan, penderitaan, ketidak mampuan) pastilah Allah akan menurunkan Obatnya (solusinya).
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia, khususnya seorang muslim, Karena dengan optimis, seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.

C.    Hikmah optimis
Keputusasaan kadang kala membuat manusia menjadi malas seakakan hidup tanpa ruh, tanpa jiwa[2]. Hilang semangat hidup hilang segala-galanya. Inilah suatu konsep yang dituangkan oleh orang yang kurang beriman tidak mempunyai prinsip dan tujuan hidup yang jelas.
ž

Dengan adanya keyakinan dihati kita, hidup kita akan menjadi damai. Setiap menghadapi masalah pasti kita dapat menerima dengan ikhlas dan tawakal karena kita yakin dan optimis pasti bisa menjalaninya. Selain itu juga dengan adanya rasa optimis yang tinggi tentunya tujuan dari suatu rencana kita pasti akan tercapai.



BAB III
Kesimpulan
Setiap manusia akan diuji keimanannya dan kepribadiannya.dengan segala kekurangan dan kelebihan pada dirinya, manusia senantiasa menghadapi peluang dan tantangan .Tidak jarang kegagalan di jumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan sepanjang hidupnya. Bila peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal, kekuatan atau kelebihan dirinya seringkali menimbulkan rasa optimis.
Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap optimis, seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak.
ALLAH berfirman:
Ÿwur (#qãZÎgs? Ÿwur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
Artinya: "janganlah kamu bersifat lemah,dan janganlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi(derajatnya),jika kamu orang-orang yang beriman" (QS. Al Imran: 139).
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan



Daftar Pustaka
Al Qur’an dan Terjemahnya
Yusuf Mansur. 2008. KUN FAYAKUN Selalu ada harapan ditengah kesulitan. Jakarta: Zikrul Hakim.
Komarudin hidayat. 2009. BERDAMAI DENGAN KEMATIAN menjemput ajal dengan optimisme. Jakarta: Hikmah.
http://fuf-library.uinjkt.ac.id/artikel_detail.php?no=4



[1] http://fuf-library.uinjkt.ac.id/artikel_detail.php?no=4
[2] Yusuf Mansur. 2008. KUN FAYAKUN Selalu ada harapan ditengah kesulitan. Jakarta: Zikrul Hakim. hlm. 3.

1 comment:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Menyediakan Deposit Via Pulsa TELKOMSEL / XL
    Dompet Digital OVO, DANA, LINK AJA, GOPAY
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.org
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete

Post Terbaru

  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِ...