Penulis : Rahmad Fitriyanto
PENDAHULUAN
Belakangan ini, istilah
funmentalisme banyak dibicarakan di media massa. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga
internasional. Hal tersebut terjadi seiring merebaknya terorisme yang
berlindung di bawah paham fundamentalisme agama, terutama Islam. Sehingga,
istilah fundamentalis indentik dengan fundamentalisme Islam atau Islam
fundamentalis yang memiliki kesan negative dan ekstremisme.
Padahal,
kalau dilihat lebih dalam, fundamentalis yang berakar pada agama itu tidak
hanya Islam, melainkan juga agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Budha,
Yahudi, dan Konghucu.
Bahkan,
Itilah fundamentalisme pertama kali muncul di dunia Barat oleh gerakan Kristen
Protestan Amerika. Mereka memerangi masyarakat sekuler yang baik maupun yang
buruk, mengisolasi dari kehidupan bermasyarakat, dan memusihi akal pikiran
hasil penemuan ilmiah. Dengan demikian pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting untuk mengoptimalkan kualitas kemanusiaan sesuai fitrahnya. Dan, hal
itu akan bisa diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fundamentalisme
Fundamentalisme adalah fakta yang dimiliki semua agama.
Fundamentalisme agama adalah fakta global yang muncul pada semua kepercayaan
dna agama, tidak hanya Islam, terlihat juga pada Judaisme, Kristen, Hindu, Sikh
dan bahkan Konfusianisme. Menurut bahasa (etimologi), fundamentalisme
berasal dari kata fundamen yang berarti dasar, sedangkan menurut istilah
(terminology)-nya, fundamentalisme merupakan aliran pemikiran yang
sempit, cenderung menafsirkan teks-teks keagamaan secara rigid (kaku) dan
literalis (tekstual). Selanjutnya dari gerakannya, kalangan ini memiliki
ciri-ciri[1]
antara lain:
Pertama,
mereka cenderung melakukan interpretasi literal terhadap teks-teks suci agama,
menolak pemahaman kontekstual atas teks agama, karena dalam pemahaman kalangan
ini, pemahaman kontekstual hanya akan menodai kesucian agama yang mereka anut.
Kedua,
menolak pluralisme dan relativisme. Bagi mereka, pluralisme merupakan distorsi
pemahaman terhadap agama.
Ketiga,
memonopoli kebenaran atas tafsir agama. Di sini kalangan fundamentalisme
umumnya menganggap diri mereka sebagai pemegang otoritas penafsiran agama yang
paling abash dan paling benar, sehingga mereka biasanya suka memilih sikap
mengkafirkan dan mengklaim sesat kelompok lain yang tidak sealiran. Dan
keempat,
gerakan fundamentalisme agaknya selalu mempunyai korelasi dengan fanatisme,
eklusivisme, intoleran, radikalisme dan militanisme; dan karena itu juga,
kalangan fundamentalisme suka mengambil bentuk perlawanan pada semua bentuk
ancaman yang dipandang membahayakan eksistensi agama yang mereka anut.
B. Sebab-sebab Munculnya Fundamantalisme
Penyebab bermunculannya kaum fundamentalis diakibatkan
arus globalisasi yang tidak terbendung yang tidak terfiltrasi oleh masyarakat
sehingga menyebabkan lahirnya perilaku masyarakat yang inmoral dan
menyimpang dari norma-norma agama. Masuknya kebudayaan luar ke suatu daerah
yang cenderung merusak tatanan hidup masyarakat yang telah terikat dengan nilai-nilai
luhur religiutas. hal ini menyebabkan kekhawatiran akan tercabutnya
akar-akar tatanan sosial masyarakat madani. kaum fundamentalis muncul
sebagai penyaring dan pembendung dari hancurnya norma-norma agama[2].
Fundamentalisme berlebihan dari suatu golongan
dapat berakibat radikalisme Karena keegoan golongan yang tidak jarang bahkan
merugikan golongan yang lainnya.berikut ini adalah beberapa contoh dari
fundamentalis yang berbuah fanatisme[3]
:
a. Kaum Kristen di bawah peter sang pertapa (peter
the hermit) dan paus urban II dengan Pidato mereka yang berapi-api kepada
masyarakat eropa berhasil menghapuskan perdamaian dengan kaum muslim dengan
mengirimkan tentara dibawah pimpinan Godfroi de bouillon untuk merebut
yerussalem.mereka berhasil merebutnya dengan darah kaum muslim dan yahudi yang
membasahi bumi yerussalem.
b. Masyarakat fundamental yahudi dengan
pemimpinnya seorang yahudi jerman, Karl Heinz membentuk zionisme untuk mengusir
dan merebut tanah palestina bahkan mengusir semua rakyat palestina untuk keluar
dari negaranya.mereka berhasil merebut palestina melalui perjanjian
belfour.bahkan pertumpahan darah masih terjadi hingga detik ini.
c. Kaum fanatisme India berperang pada tahun 1971 dengan kaum urdu sehingga
terbentuklah negara Bangladesh. Begitupun perebutan antara India yang
notabene adalah umat hindu dengan Pakistan yang mayoritas muslim untuk
memperebutkan Kashmir.
C.
Bentuk dan Ragam Fundamentalisme
Imam Khatami,
mantan presiden Iran, tidak segan-segan mengkrtik kubu fundamentalisme yang
secara kaku menerjemahkan prinsip-prinsip agama sebagai “ramuan” masa lalu.
Baginya fenomena agama mempunyai historis sosiologis sendiri. Dalam lingkup
ini, histories sosiologis membentuk doktrin agama dengan menyesuaikan
karakteristik konteks sosiologis yang melingkupinya, kalangan garis keras kini
tidak menyadari hal ini. Mereka masih menduga bahwa permasalahan sekarang dapat
ditanggulangi rumusan klasik. Padahal genap diyakini histories sosiologis
anatara dulu dan sekarang sudah jauh berbeda,Maka belum tentu racikan orang
pendahulu bisa dipakai orang sekarang.
Dalam orasinya ketika berkunjung ke
cairo Mesir, Imam Khatami membagi Fundamentalisme ke dalam dua bagian[4]:
1. Fundamentalisme “yang
keterlaluan”(Ushuliyyah mutharrifah)
2. Fundamentalisme “yang dikehendaki”(Ushuliyyah
mathlubah).
Ulil Absar dari Jaringan Islam Liberal (JIL) dalam pengantar pada buku
karangan Sumanto Al-Qurtubi “Lubang hitam Agama” Mengkritik fundamentalisme
agama, mengungat islam tunggal. Menurut beliau ada dua model fundamentalisme[5]:
1.fundamentalisme rejeksionis
2.Fundamentalisme eskapis-pietistik.
Model yang kedua menghendaki suatu cara hidup yang “lain” yang berbeda dari
cara hidup sekuler sehigga menjadi jawaban atas problem
keterasingan yang dialami manusia modern karena ia lahir dari perasaaan
was-was,kawatir dan terancam dari sekularisme. Pada dasarnya
fundamentalisme adalah kembali pada simbol-simbol keagamaan untuk mencari
“rasa aman” dan ini terjadi pada pemeluk agama apapun. Pemeluk Islam mengenakan
jilbab, orang nasrani memakai kalung salib, dan pemeluk agama yang lain pun
memperjelas identitas keagamaan mereka. Muncul pula trend kaum lelaki muslim
saling mencium pipi, dan umat nasrani saling mengucapkan “Syalom” ketia
bertemu.
Sedangkan Fundamentalisme rejeksionis sangat bertentangan dengan pluralitas
bangsa ini. Bahkan, bertentangan pula dengan kehendak tuhan tentang
kebhinekaan,keberagaman.sebab itulah tuhan menciptakan manusia itu dari
laki-laki dan perempuan,berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
Fundamentalisme Rejeksionis memandang kehidupan ini dengan “kacamata kuda”
Merasa paling benar sendiri, paling selamat sendiri, paling hebat sendiri, dan
orang lain atau kelompok lain tidak ada yang benar. Fundamentalisme semacama
ini yang kemudian melahirkan terror dan konflik dimana-mana, dan ini bukan
monopoli pemeluk agama tertentu, melainkan dapat muncul dalam agama apapun
karena agama bagi mereka sudah menjadi tujuan,bukan lagi sekedar jalan atau
jembatan menuju tuhan.
D. Fundamentalisme Islam
Fundamentalisme
Islam bukanlah bayi yang baru lahir abad ke 19 atau 18, melainkan ia sudah ada
sejak abad ke 6 dan 7. Pada zaman-zaman awal perkembangan Islam, telah muncul
perpecahan di tengah ummat. Perpecahan awal tersebut sudah terjadi ketika Nabi
wafat. Ummat Islam saat itu terpecah setidaknya dalam tiga kelompok untuk
menentukan siapa pengganti Nabi. Perpecahan itu semakin nyata ketika Khalifah
Utsman memerintah dan akhirnya terbunuh oleh sebuah gerakan pemberontakan yang
menganggap Utsman nepotis. Khalifah Utsman kemudian digantikan oleh Ali. Pada
masa Ali inilah terjadi perang Siffin yang sangat terkena dengan arbitrasenya.
Dari sana pula ummat Islam semakin terpecah dalam tiga kelompok besar. Salah
satu kelompok yang sangat radikal adalah Khawarij. Kelompok Khawarij ini banyak
disebut sebagai cikal bakal fundamentalisme Islam[6].
Kelahiran Khawarij sendiri disebut sebagai fitnatul qubro (fitnah
besar). Khawarij melawan kelompok Muawiyah (pendukung Utsman) dan juga kelompok
Ali.Maraknya terorisme dan radikalisme yang berasal dari fundamentalisme Islam
membuat banyak kalangan ketakutan atas memudarnya citra Islam yang baik, damai,
dan mengayomi semua ummat manusia. Lalu dibikinlah sebuah teori, bahwa
fundamentalisme Islam tidak ada hubungannya dengan Islam itu
sendiri;fundamentalisme Islam adalah fenomena baru yang muncul di abad 19 atau
18; fundamentalisme hanyalah semacam reaksi terhadap tatanan kehidupan yang
lebih global saat ini[7].
Orang-orang menyebut fundamentalisme Islam sebagai gerakan pembebasan
ketertindasan dari pihak Barat yang hegemonik dan dominatif[8].
Hampir senada dengan itu, Karen Amstrong dan kawan-kawan melihat fenomena
fundamentalisme sebagai reaksi terhadap modernitas yang semakin meminggirkan
peran agama dalam kehidupan.
Menurut
Armstrong[9],
The Beattle for God, perayaan modernitas dan pengagungan subjek manusia
ternyata mengosongkan relung kultur manusia. Berbeda dengan kaum fundamentalis
dari golongan lain,fundamentalis islam lahir dari keterpurukan akan kezhaliman
dan penindasan.akar-akar imprealisme yang mencengkram jantung negeri-negeri
ahli qur’an membuat bangkitnya pergerakan pergerakan yang mengatasnamakan
pembelaan terhadap nilai-nilai agama dan akidah yang terancam oleh para
penindas.Pembentukan ARAMCO (Arabian American oil company) di Saudi Arabia yang
notabene menguntungkan pihak amerika dan merugikan rakyat Saudi telah
melahirkan seorang Osama bin Ladin yang menentang imprealisme amerika di
Saudi Arabia.pembentukan inggris di mesir melahirkan seorang Mujaddid Hasan al
Banna yang mendirikan Ikhwanul Muslimin.konspirasi zionis di palestina telah
Membakar semangat kaum muda palestina dengan HAMAS, brigader al aqsha. Kaum
fasis Italia yang menginvasi libya telah membuat syeikh umar al mukhtar (lion
du dessert) Mengangkat senjata. Seperti hukum Archimedes,jika sebuah benda di
masukkan ke dalam air,maka Tekanan yang diberikan sama besarnya ke
permukaan air,sama halnya,ketika kaum penindas menzhalimi kaum muslim,mereka
tidak sadar bahwa mereka telah melahirkan pergerakan dan harakah-harakah yang
dengan gigih mempertahankan nilai-nilai luhur akidah dan harga diri mereka.dan
jelaslah jawaban islam terhadap hal ini,perlawanan dan pergerakan
militansi.pengusiran,pengeksploitasian bangsa dan tanah air telah membangunkan
kaum fundamentalis untuk bergerak.
E. Peranan pendidikan
Kesalahan
persepsi itu telah menimbulkan paham-paham fundamentalisme yang akan merusak
nilai universalitas agama. Untuk
mengembalikan posisi paham fundamentalisme agama ke jalan yang benar.
Posisi fundamentalisme agama yang mampu mengartarkan kebersamaan dan berdampingan
hidup dalam sebuah perbedaan. Dan, posisi yang tetap memberikan kebebasan untuk
menyebarluaskan ajaran agama dengan tetap memperhatikan ukhuwah atau
persaudaraan serta kerukunan dengan penganut agama lainnya.
Maka
dari itu, pendidikan sebagai bentuk pembinaan nilai-nilai agama secara benar
untuk tindak kembali pada paham fundamentalisme sempit. Selain akan
mengenalkann nilai dan prinsip agama, pendidikan juga merupakan langkah untuk
membentuk kader-kader manusia yang religius serta memiliki spritualisme yang
tinggi. Pendidikan dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas kemanusiaan sesuai
fitrahnya.
Pendidikan
perlu melibatkan para pemuka dan tokoh agama sebagai pelaku utama dalam
menyebarkan agama secara benar serta meluruskan fundamentalisme . sementara
itu, pemerintah bersama masyarakat menegakkan pasal 29 dengan memberikan
kebebasan setiap umat beragama untuk memeluk suatu agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing dan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah.
KESIMPULAN
Pendidikan
merupakan bimbingan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama, pendidikan disini dihadapkan dengan pemikiran sempit dalam memaknai
agama.Sehingga pendidikan mempunyai perana yang sangat penting untuk meluruskan
paham fundamentalisme, pendidkan juga untuk menyiapkan kader-kader manusia yang
religius serta memiliki spritualisme yang tinggi. Pendidikan dilakukan untuk
mengoptimalkan kualitas kemanusiaan sesuai fitrahnya. Dan dapat
mengaplikasikannya ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan
demikian, diharapkan fundamentalisme agama yang mengarah kepada anarki dan
teror bisa diluruskan serta dibenarkan menuju paham fundamentalisme agama yang
humanistis.
DAFTAR PUSTAKA
William
Montgomery Watt, Fundamnetalime Islam dan Modrnitas, Jakarta: PT
RajaGrafido Persada, 1997
Fazlur
Rahman, Gelombang Perubahan dalam Islam: Studi tentang Fundamentalisme Islam,
Jakarta: Rajawali Press, 2000
Karen
Armstrong, Islam A Short History Sepintas Sejarah Islam, (Yogyakarta:
IKON TERALITERA, 2002
Martin
E. Marty dan R. Scoot Appleby dikutip dari Benjamin Barber 2002:335 dalam
bukunya berjudul “JIHAD vs Mc WORLD,How Globalism and Tribalisn Are
Rehaping The World.
http://grop
s. yahoo.com/ group/iindia//
http://docs.
Yahoo.com/info/trems//
http://dear.
to//ppi
[1]
William Montgomery Watt, Fundamnetalime Islam dan
Modrnitas, (Jakarta: PT RajaGrafido Persada, 1997), hlm. 3-4.
[2] Fazlur Rahman,
Gelombang Perubahan dalam Islam: Studi tentang Fundamentalisme Islam,
(Jakarta: Rajawali Press, 2000), hlm. 14.
[3]
Karen Armstrong, Islam A Short History (Sepintas
Sejarah Islam), (Yogyakarta: IKON TERALITERA, 2002), hlm. 193.)
[4]
Harian Al-Fagr,Sabtu 31-03-07
[5]
dikutip dari artikel Adi Ekopriyono di WACANA Koran
suara Merdeka jum’at 25 februari 2005
[6]
islamic fundamentalis
[7]ensiklopedy islam,dr abdul mu’im al hafni,soegeng sarjadi
syndicate
[8]
http://www.apkasi.or.id
[9]
http://dear.to//ppi
No comments:
Post a Comment