Friday, April 15, 2016

ASPEK NEGATIF MENURUT AL-QUR'AN





Penulis : Rahmad Fitrityanto




A.    Pembahasan


1.      Surat Al-Alaq; 6-7



Artinya;
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, Karena dia melihat dirinya serba cukup.”

Maksudnya adalah bahwa manusia sering melampaui batas, yaitu manusia yang merasa dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga lupa pada sang khaliq, merasa dirinya tak memerlukan pertolongan siapapun.
Cara menghindari sifat seperti ini adalah dengan cara tawaddu’, yaitu selalu merasa rendah di hadapan Allah, menumbuhkan kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, dan masih banyak orang lain yang lebih dari dirinya.

2.      Surat Al-Hajj; 66


Artinya;
“Dan dialah Allah yang Telah menghidupkan kamu, Kemudian mematikan kamu, Kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.”

Maksudnya adalah manusia sering mengingkari nikmat Allah, mereka menyadari bahwa Allah yang memberi mereka kehidupan, namu tidak dipergunakan dengan baik.
Cara menghindari sifat seperti ini adalah dengan cara introspeksi diri dari lubuk hati yang paling dalam alangkah banyaknya nikmat yang sudah diberikan oleh Allah kepada kita, dan berapa banyak kita telah mensyukurinya. Sehingga kita akan menyadari bahwa masih banyak orang lain yang kehidupanya tak lebih beruntung dari kita.
3.      Surat Al-Isra’; 11 dan 100

äíôtƒur ß`»|¡RM}$# ÎhŽ¤³9$$Î/ ¼çnuä!%tæߊ ÎŽösƒø:$$Î/ ( tb%x.ur ß`»|¡RM}$# Zwqàftã ÇÊÊÈ

Artinya;
“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”

@è% öq©9 öNçFRr& tbqä3Î=ôJs? tûÉî!#tyz ÏpyJômu þÎn1u #]ŒÎ) ÷Läêõ3|¡øB`{ spuô±yz É-$xÿRM}$# 4 tb%x.ur ß`»|¡RM}$# #YqçGs% ÇÊÉÉÈ


“Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, Karena takut membelanjakannya". dan adalah manusia itu sangat kikir.”

Maksudnya adalah penjelasan manusia yang bangga berbuat kejahatan seperti berbuat kebaikan, selalu tergesa-gesa, dan bersifat kikir.
Cara menghindari sifat yang demikia adalah dengan cara memahami dan membedakan antara baik dan buruk. Dan menumbuhkan rasa malu bahwa tak selayaknya perbuatan buruk itu dibanggakan.
Menghidari sifat tergesa-gesa dengan cara mengatur jadwal dan rutinitas keseharian secara teratur, dan mempersiapkan segala sesuatunya dari jauh-jauh hari.
Menjauhi sifat kikir dengan membiasakan berderma dari hal sekecil apapun. Dan mengetahui bahwa harta yang dimilikinya hanyalah titipan dari Allah yang tidak abadi.

4.      Surat Al-Kahfi; 54


Artinya;
“Dan Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran Ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.”

Ayat ini menjelaskan sifat manusia yang suka membantah walaupun sudah diingatkan berulang kali.
Untuk menghindari sifat ini kita harus menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah dan lupa, sehingga kita pun pasti pernah melakukan kesalahan baik itu disengaja ataupun karena lupa, jadi apabila diingatkan atau di ishlah oleh orang lain kita dapat mengambil sisi positifnya untuk memperbaikinya dan tidak mengulanginya lagi.

5.      Surat Yunus; 12



Artinya;
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang Telah menimpanya. begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.”

Ayat ini menjeaskan tentang manusia yang hanya ingat kepada Allah saat dalam keadaan kesusahan. Amun apabila telah lepas dari kesusahan seolah-olah tidak mau berdo’a kepada Allah.
Untuk menghindari sifat sepertin ini harus dengan cara belajar membiasakan berdoa mendekatkan diri kepada Allah baik dalam keadaan susah maupun senang. Sehingga dan meyakini bahwa Allah lah yang maha memberi kemuahan dan satu-satunya tempat untuk menggantungkan segala urusan. Sehingga akan terbentuk karakter manusia yang “Taqarruban ilallah”.

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِ...