Oleh : Rahmad
Fitriyanto
a.
Teori Nativisme
Pelopor teori ini adalah Schopenhauer. Teori ini
menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Teori
ini menegaskan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan
yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Faktor
lingkungan dan pendidikan diabaikan dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap
perkembangan manusia.
Teori ini memiliki pandangan
seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh
sifat –sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila dari
keturunan jahat maka akan
menjadi jahat. Jadi sifat manusia bersifat permanen
tidak bisa diubah. Teori ini memandang pendidikan sebagai suatu yang pesimistis
serta mendeskreditkan golongan manusia yang “kebetulan” memiliki keturunan yang
tidak baik.- Teori empirisme
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini memandang
bahwa perkembangan individu dipengaruhi dan ditentukan oleh
pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan mulai dari lahir
hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk pendidikan
dan pergaulan. Penjelasan teori ini adalah manusia pada dasarnya merupakan
kertas putih yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya
manusia itu bergantung pada apa yang akan dituliskan.
Pandangan teori ini lebih optimistik terhadap
pendidikan, bahkan pendidikan adalh termasuk faktor penting untuk menenukan
perkembangan manusia. Teori ini dipolopori oleh Jhon Locke.
- Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas
yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam
mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar
eksperimen dari William Stern terhadap dua anak kembar. Anak kembar memiliki
sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam lingkungan yang
berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari sinilah
maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah
faktor mayor yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong
oleh faktor lingkungan.
Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut
sebagai faktor endogen yang meliputi
faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam.
Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan temperamen.
Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak adalah
keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan dan
bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka
temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor
endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah
potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke satu arah.
Untuk faktor lingkunganyang dimaksud dalam teori ini
disebut sebagai faktor eksogen yaitu
faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar,
pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara
lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang
dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada
individu apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak.
Sedangkan pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh
kesadaran.
No comments:
Post a Comment