Saturday, April 16, 2016

PENJELASAN HADITS TENTANG KEBERSIHAN




Oleh : Rahmad Fitriyanto



PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
           
            “ Kebersiahan adalah pangkal kesehatan.” “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Itu adalah semboyan atau selogan yang  sering diembor-gemborkan orang dimanapun berada jika suda membicarakan masalah kebersihan. Tetapi itu hanyalah sebuah ungkapan yang mana perkataan dengan ucapan seing tidak sama dan sepadan. Mereka hanya sekuat tenaga berteriak tentang pentingnya kebersiahn tanpa ada bukti perbuatan nyata.
            Dan perlu kita ketahui bahwa dalam pemabahasan dikitab-kitab fiqh atau tuntunan shalat, yang kali pertama kita temui dalam buku itu adalah pembahasan mengenai najis, kotoran, hadats, cara berwudhu, dan cara bertayamum, yang mana itu semua adalah hal-hal yang berkaitan denagn kebersihan. Dari sanalah kita faham dan tahu bahwa islam adalah agama yang menjunjung tinggi kebersihan. Dan tidak ada agama yang seteliti Islam dalam membahas masalah kebersihan.

            Maka didalam makalah ini, dibahas mengenai hadits-hadits tentang kebersihan dan pentingya kebersihan dalam kehidupan kita. Sehingga kita jadi faham apa arti kebersihan sesungguhnya. Bukan hanya pengetahuan-pebgetahuan dan dogma-dogma semata yang telah kita dapatkan sejak kecil. Dan setelah kita mengetahui tentang hakikat kebersihan, maka tindak lanjut kita adalah melaksanakan hidup bersih.

B. Rumusan Masalah
            1. Apa saja haidts-hadits yang berkaitan dengan kebersihan?
            2. Apa dasar dari ajaran hidup bersih?
            3. Apa pentingya kebersihan dalam kehidupan kita?
            4. Apa perbedaan najis, kotor, dan hadats?
            5. Apa saja contoh perilaku bersih dan tidak bersih?
            6. Bagaimana membiasakan diri untuk hidup bersih?




PEMBAHASAN

  1. Hadits-hadits dan Nash-nash tentang Kebersihan

الطهو شطر الإيمان ( رواه مسلم)[1]
                 

Artinya: “kebersiahan itu sebagian dari iman.”
افلا قلت لينهك الطهور[2]


Artinya: “ apakah tidak sebaiknya engkau katakana: kebersiahan itu memeliharamu.” (Tamam dan Ibnu ‘Asakir dari Abu Hurairah)

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah.” QS. Al-Mudatsir: 4


إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: “ sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang membersihkan diri.” (QS. Al-Baqoroh 222)




Pengertian Ath-Thaharah

Penjelasan dari hadits diatas bahwa secara bahasa, ath-thaharah maknanya ialah kesucian dan kebersihan dari segala yang tercala, baik dhahir maupun bathin. Sedangkan makna ath-thaharah dalam istilah fiqh ialah hilangnya perkara yang menghalangi sahnya shalat. Dan perkara yang menghalangi sahnya shalat itu ialah hadats atau najis, untuk menghilangkan hadats atau najis itu yaitu dengan air atau debu.
     
Dari makna ath-thaharah disini akan muncul dua arti yaitu bersih dan suci, namun kedua arti tersebut juga mempunyai perbedaan dimana makna bersih merupakan  keadaan sesuatu tanpa kotoran, sedang suci merupakan keadaan tanpa najis dan hadats, baik hadats kecil maupun hadats kecil pada badan, pakaian, tempat, air dan sebagiannya. Sebagai contoh seorang muslim yang berhadats besar (misalnya karena haid) bisa saja tubuhnya bersih sekali karena mandi dengan sabun anti kuman, namun selama dia belum meniatkan mandi junub, dia tetaplah tidak suci atau masih berhadats besar. Sehingga dari sini bersih atau kebersihan berkaitan dengan fakta empiris yang universal, sedang suci berkaitan denagn keyakinan seorang muslim, yang sifatny tidak universal atau hanya enjadi pandangan khas di kalangan umat Islam.

  1. Analisis
  1. Dasar Ajaran Hidup Bersih
Salah satu keistimewaan Islam yang menonjol adalah perhatiannya terhadap kesucian dan kebersihan seseorang. Baik jasmani maupu rohani. Kebersihan dan kesucian jasmani berkaitan dengan prihal yang brsifat fisk lahiriyah, badan, pakaian, tempat, dan alat-alat yang digunakan untuk makan dan minum dari kotoran dan najis. Sedangkan kebersihan dan kesucian rohani berarti terbebas dari hadats bila hendak melakukan suatu ibadah yang mensyaratkan suci dari hadats.
Kebersihan sebagian dari iman bukan sekedar aktifitas membersihkan diri, tapi suatu perintah bahwa Islam ,enjamin kebersihan baik diri maupun lingkungan. Karena kebersihan bukan berapa sering aktifitas membersihkan, tapi kebersihan adalah gaya kehidupan. Islam bukan hanya mengajak kepada bersih-bersih, tapi mengajak kapada kebersihan. Iman selalu mempunyai ide untuk aktif dalam mengupayakan kebersihan. Iman menjadi perintah bagi anggota tubuh untuk selalu menjauh setiap tindakan yang mengakibatkan kekumuhan dan menjadi inisiator bagi tubuh dalam membersihkan. Oleh karena itu kegiatan keimanan dengan membersihkan dan menjaga kebersihan adalah kegiatan tidak mengenal waktu (ada orang atau tidak) kecuali untuk mengajak kepada ke-Imanan.
Setiap saat kita selalu berhubungan dengan benda-benda di sekitar kita, baik yang dihasilkan oleh industri kimia maupun alamiah seperti gas, air, sabun, dan sebagiannya. Benda-benda yang ada di sekitar kita itu merupakan materi yang tersusun dari partikel-partikel yang sengat kecil dan dapat menagalami perubahan fisik maupun perubahan kimia. Partikel-partikel materi dapat menyebar kesegala arah dan menempel pada badan atau pakaian kita, kemudian dapat menimbulkan sifat kotor dan najis. Kotoran atau najis apabila dibiarkan menempel pada badan, akan dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit, terutama partikel-partikel yang mengandung senyawa yang berbahaya bagi tubuh manusia. Karena itu, Islam mengajarkan agar tubuh kita di bersihkan dengan cara mandi maupun wudhu, sehingga tubuh kita bersih.[3]

  1. Pengtingnya Kebersihan Dalam Hidup

Kebersihan dalam kehidupan kita sangatlah penting, diantarnya mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan kita, yaitu:

1)      Mendidik manusia agar senatiasa hidup bersih, terutama ketika hendak menghadap Tuhannya. Kebersihan secara lahiriyah ini, akan berpengaruh pada kebersihan jiwa
2)      Menjaga diri dari penyakit.
3)      Menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
4)      Menjaga hubungan baik dalam pergaulan sesama manusia dan sekaligus menghindarkan diri dari ketidaksenangan orang lain yang disebabkan oleh keadaan diri kita yang tidak bersih.
5)      Akan menjadi cerminan keimanan seseorang.
6)      Mendidik manusia berakhlak mulia, karena kebiasaan hidup bersih akan mendorong seseorang menjauhi hal-hal yang menimbulkan perbuatan kotor dan mendorong melakukan perbuatan terpuji.
7)      Meningkatkan kewibaan dan harga diri seseorang sekaligus menghindarkan diri dari kehinaan.[4]
  1. Perbedaan Najis, Kotor dan Hadats.
1)      Najis
Najis menurut bahasa artinya kotoran, sedangkan menurut istilah syara’ yaitu suatu bentuk kotoran yang dapat mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah seperti shalat, thawaf dan sebagiannya.[5]
2)      Kotor
                  Sesuatu yang kotor belum tentu najis. Contohnya debu.
3)      Hadats
Hadats adalah suatu kejadian atau perbuatan yang menyebabkan seseorang secara hukum kotor dan harus di sucikan saat akan melakukan ibadah madhah, seperti shalat dan thawaf. “Bersuci dari hadats” berarti menyucukan badan dari hadats besar maupun dari hadats kecil dengan cara tertentu yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Dan cara menyucikan hadats besar dengan mandi, sedangkan mensucikan hadats kecil adalah dengan wudhu.[6]




  1. Contoh Perilaku dan Dampak Hidup Bersih dan Tidak Bersih
Bersih
Tidak Bersih
Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah sembarangan
Meludah pada tempatnya
Meludah sembarangan
Membuang puntung rokok pada tempatnya
Membuang puntung rokok sembarangan
Tidak mencoret-coret kamar mandi, tembok kampus dan meja kuliah
Mencoret-coret kamar mandi, tembok kampus dan meja kuliah
Menciptakan suasana nyaman, tertib dan indah dipandang
Menjadikan suasana yang gaduh dan tidak tertib
Selalu memberikan dampak yang positif, seperti hidup menjadi sehat
Memberikan dampak yang negatif, seperti hidup menjadi sering sakit.

  1. Membiasakan hidup bersih
                  Sejak kecil kita sudah diajari dan ditanamkan nilai-nilai kebersihan. Misalnya, diajari menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan, mandi dua kali sehari, menyapu, membuang sampak pada tempatnya dan sebagainya. Namun kita kadang merasa malas untuk melakukannya. Hal itu disebabkan kita hanya diberitahu sekilas manfaat dari kebersihan yang terkadang tidak ada contoh konkret dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu mulai sekarang tanamkan dalam diri kita sifat dan perilaku yang bersih, walaupun awalnya kita merasa berat tetapi jika kita membiasakannya, kita akan terbiasa dan menjadi sifat dan kebiasaan kita. Dengan demikian, diri kita dan lingkungan sekitar kita tidak akan menganggap bahwa itu dogma-dogma belaka yang tidak tahu akan essensi kebersihan.
      Berikut ini adalah cara-cara membiasakan diri untuk hidup bersih :
    1. Memahami manfaat dan arti pentingnya hidup bersih.
    2. Selalu memberi contoh tentang hidup bersih dimulai dari diri kita sendiri.
    3. Tanamkan dalam diri untuk hidup bersih meskipun sulit.




KESIMPULAN
Kesimpualan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Dasar dari ajaran hidup bersih bahwa dalam islam sangat memperhatikan terhadap kebersihan dan kesucian seseorang baik jasmani maupun rohani, dan membersihkan serta menjaga kebersihan dilakukan setiap saat (ada orang atau tidak).
  2. Hidup bersih sangat penting bagi kita karena mempunyai banyak manfaat seperti akan dicintai Allah SWT, menciptakan hidup sehat dan sebagainya.
  3. Najis, kotor dan hadats mempunyai pengertian yang berbeda-beda dan mendasar yaitu najis adalah suatu bentuk kotoran yang dapat mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah seperti shalat, thawaf dan sebagainya. Dan hadats adalah suatu kejadian atau perbuatan yang menyebabkan seseorang secara hukum kotor dan harus disucikan saat akan melakukan ibadah madhah, seperti shalat dan thawaf, sedangkan sesuatu yang kotor itu belum tentu najis.
  4. Perilaku bersih adalah perilaku yang akan memberikan dampak positif bagi kita dan lingkungan kita, sedangkan perilaku yang tidak bersih akan selalu memberikan dampak negatif bagi siapapu dan dimanapun.
  5. Cara membiasakan hidup bersih adalah dengan cara memahami arti tentang hidup bersih dan melakukan hidup bersih walaupun awalnya sangat sulit dilakukan.












DAFTAR PUSTAKA
Ad Damsyqi, Al Hanafi, Al Husaini, Ibnu Hamzah. 2005. Asbabul Wurud 1 Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul (diterjemah oleh H.M.Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim). Jakarta: Kalam Mulia.
Al Hasyimi, Syaid Ahmad.1995. Terjemah Makhtarul Al Hadis. Jakarta: Pustaka Amani.
Al-Qaradawi, Yusuf. 2004. Fikih Thaharah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Departemen Agama RI.2002.FIQIH Madrasah Aliyah Kelas 1. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Mz, Labib. Bimbingan Shalat Wanita Lengkap. Surabaya: Tiga Dua.
Suhaemi, Masrap dan Abu Laily Istiqamah. 1993. Terjemah Bulughul Maram. Surabaya: Al-Ikhlas.
http://Aunur Rohman/an-nadhofah/junal/item/18




























[1] Al-Hasyimi, Syaid Ahmad. Terjemah Mukhtarul Ahadis. Jakarta: Pustaka Amani.1995.hal 95.
[2] Ad Damsyiqi, Al Hanafi, Al Husaini Ibnu Hamzah. ABABUL WURUD 1 Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-Hadits Rasul (diterjemah oleh H.M.Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim). Jakarta: Kalam Mulia. 2005

[3] Departemen Agama RI.2002.FIQIH Madrasah Aliyah Kelas 1. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Hal 1-2

[4] Ibid. hal 4-5
[5] Mz, Labib. Bimbingan Shalat Wanita Lengkap. Surabaya: Tiga Dua. Hlm 21.

[6]  Departemen Agama RI. Op.cit.hal5.

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِ...