Oleh : Rahmad
Fitriyanto
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar belakang
Fenomena perilaku menyimpang dalam
kehiduan bermasyarakat banyak sekali kita temui dalam masyarakat oleh karena
itu sangat menarik untuk di bahas.sisi yang menarik bukan saja kareba
pemberitaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil tersebut banyak diangkat
dalam media massa, tetapi juga tindakan tersebut mengganggu ketertiban
masyarakat sehingga tindakan-tindakan menyimpang tersebut merupakan masalah
kriminal dan tindakan asusila sehingga melanggar norma-norma dalam kehidupan
bermasyarakat.
Perilaku
menyimpang kemudian menyiratkan kesan, meskipun tidak ada masyarakat yang
seluruh warganya untuk mentaati peraturan norma social dan ketika ada salah
satu warga yang melakukan pelanggarang terhadap norma social maka mereka
meganggap telah mencoreng aib diri sendiri maka terjadilah pengucilan dari
masyarakat yang merupakan control bagi yang melakukan pelanggaran itu sendiri.
Perilaku
menyimpang banyak sekali yang terjadi di masa sekarang ini sehingga dalam
makalah ini saya akan jelaskan berbagai perilaku menyimpang yang ada dalam
sosiologi, semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
anda.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu
perilaku kolektife dan perilaku menyimpang ?
2.
Faktor penentu
perilaku menyimpang ?
3.
Perilaku apa
saja yang digolongkan sebagai menyimpang ?
4.
Teori apa saja
dalam sosiologi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
perilaku kolektif
Peilaku
kolektif biasa di kwalifikasi sebagai perilaku yang tidak teratur atau tidak
berstruktur.Perlakuan itu biasanya ditandai dengan kebebasan bertindak secara
emosional, maupun hubungan pribadi yang mempunyai ekstentitas yang tinggi dalam
suatu tujuan.contohnya antara perilakuan dalam kerumunan, demontrasi,
penyebaran desas desus dan lain-lain[1].Perilaku
kolektif adalah perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang yang
sifatnya tidak rutin dan merupakan tanggapan rangsangan tertentu. Perilaku
kolektif tersebut tidaklah selalu memgakibatkan terjadinya perubahan atau
kegoncangan .Kadang-kadang proses tersebut tidak mendapat perhatian, akan
tetapi mengakibatkan terjadinya
perubahan pada nilai-nilai dan kaedah-kaedah yang berlaku.
Defenisi perilaku
menyimpang menurut hasil para ahli yang telah melakukan studinya di berbagai
kelompok masyarakat (Clinard & Meirer, 1989:4-7). Menurut studi-studi
tersebut , maka perilaku menyimpang dapat didefenisikan secara berbeda
berdasarkan empat sudut pandang yaitu :
1.
Secara
Statitikal
Defenisi secara
statitikal adalah segala perilaku yaang bertolak dari suatu tindakan yang bukan
rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan.Pendekatan ini
berasumsi bahwa sebagian besar masyarakat dianggap mereka melakukan cara-cara
dan tindakan yang benar. Defenisi ini sulit untuk diterima karena dapat
mengarah kepada kesimpulan yang membingungkan. Misalnya ; ada sekelompok
minoritas memiliki kebiasaan berbeda dari kelompok bebeda dari kelompok
mayoritas, maka apabila menggunakan defenisi statitikal di anggap sebagai
orang-orang yang menyimpang, yaitu maksudnya apabila di kelompok minoritas
tidak memakai sabu-sabu atau minuman berakohol ataupun yang lainnya maka mungkin
di anggap atau di pertimbangkan menyimpang apabila kelompok mayoritas melakukan
tindakan-tindakan tersebut.
2.
Secara Absolute
atau Mutlak
Defenisi ini berasal dari kaum absolutis yaitu berangkat dari aturan-aturan
sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang mutlak atau jelas dan nyata, sudah
ada sejak dahulu serta berlaku tampa terkecuali, untuk semua warga masyarakat.
Kelompok absolutis berasumsi , bahwa aturan dasar dari suatu masyarakat adalah
jelas dan anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yang disebut sebagai
penyimpangan atau bukan.
3.
Secara Reaktif
Menurut
kaum reaktivitas yaitu perilaku
menyimpang yang berkenaan dengan reaksi masyarakat atau agen control social
terhadap tindakan yang dilakukan seseorang yaitu dalam arti apabila ada reaksi
dari masyarakat atau agen kontrol social dan kemudian mereka memberi cap atau
tanda (labeling ) terhadap si pelaku, maka pelaku itu telah dicap
menyimpang dan dianggap menyimpang. Kaum reaktivis menolak anggapan bahwa apa
yang dipertimbangkan menyimpang merupakan bawaan lahir seperti anggapan ahli
biologi bahwa ciri-ciri fisik tertentu dari seseorang dapat menjadi penanda bahwa
ia penjahat, misalnya bentuk kepala, rahang yang besar, hidung bengkok dll.
4.
Secara Normatif
Disudut pandang ini berdasarkan asumsi bahwa penyimpangan adalah
sesuatu pelanggaran dari sesuatu norma social.Norma dalam hal ini
adalah suatu standar tentang “ apa yang seharusnya atau tidak seharusnya atau
tidak seharusnya dipikirkan, dikatakan, atau dilakukan oleh warga masyarakat
pada suatu keadaan tertentu “.
Pelanggaran
terhadap norma social seringkali diberi sanksi oleh para penonton-penonton
social yaitu sebagai tekanan dari sebagian besar masyarakat sebagai conform
dengan norma-norma tersebut. Ada dua konsepsi umum tentang norma, yaitu :
A.
Sebagai suatu
evaluasi atau penilaian dari tingkah laku, yaitu penilaian terhadap perilaku
yang dianggap baik atau tidak baik atau tidak seharusnya terjadi.
B.
Sebagai tingkah
laku yang diharapkan atau dapat diduga, yaitu menunjuk pada atura-aturan
tingkah laku yang berdasarkan pada kebiasaan atau adat istiadat masyarakat.[2]
B.
Faktor
terjadinya perilaku kolektif
Menurut Soejno
soekanto factor terjadinya perilaku kolektif akan terjadi pada saat kondisi-
kondisi berikut :
a.
Tidak adanya
atau telah pudarnya kaedah-kaedah .
Yaitu
apabila tidak ada lagi kaedah yangt mengatur peristiwa-peristiwa tertentu, maka
warga masyarakat membuat kaedah sendiri, hal ini juga akan terjadi ketika
kaedah yang ada telah pudar.
b.
Perumusan
keputusan-keputusan yang samar-samar,atau bersifat sangat terbuka.
Keadaan
semacam ini menimbulkan berbagai macam penafsiara yang mengakibatkan terjadinya
konflik yang negative akibat dan pengaruhnya yaitu dari keputusan-keputusan
yang samar-samar tadi.
c.
Perubahan pada pandangan hidup dan nilai-nilai
.
Situasi
semacam ini mungkin terjadi, misalnya proses industrilisasi dalam suatu
masyarakat.Hal-hal yang tradisional dipertanyakan kegunaannya, dan adat
istiadat mengalami tekanan –tekanan didalam kelangsungannya, oleh karena
dianggap sebagai penghambat.
d.
Terjadinya
kegoyahan pada kewibawaan para pemimpin masyarakat.
Perilaku
kolektif dapat terjadi ketika ada suatu masalah yang membuat emosi seseorang
atau kelompok menjadi tegangan sosial, sehingga emosi tersebut dapat digerakkan
ketika terjadinya ketegangan dalam dirinya atau kelompok tersebut.
C.
Perilaku yang
termasuk menyimpang
Secara umum perilaku yang digolongkan menyimpang diantara lain ;
1.
Tindakan yang nonconfrom,
yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang
ada. Contoh: memakai sandal ke kampus,
membuang sampah bukan di tempat yang semestinya, meninggalkan kelas saat jam
kuliah.
2.
Tindakan yang anti
sosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan
masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk tindakan asocial antara lain : tidak mau berteman,
keinginan bunuh diri,menggunakan narkoba atau obat-obat berbahaya.
3.
Tindakan–tindakan
kriminal, yaitu tindakan yang secara nyata telah melanggar aturan-aturan
hukum tertulis dan mengancam jiwa atau
keselamatan orang lain. Contoh:
pembunuhan, perampokan, pencurian.
D.
Teori-teori
perilaku menyimpang
Pemahaman
tentang bagaimana seseorang atau kelompok orang dapat berperilaku menyimpang
dapat dipelajari dari berbagai prospektif teoritis.Paling tidak ada dua
prospektif yang dapat digunakan untuk memahami sebab dan latar belakang
seseorang atau kelompok orang yang berperilaku menyimpang yaitu,
Prospektif individualitik dan
teori-teori sosiologi.
Ø Teori-teori individualistic yaitu berusaha mencari penjelasan tentang
munculnya tindakan menyimpang melalui kondisi yang secara unik yang
mempengaruhi individu.Warisan genetic biologis atau pengalaman-pengalaman awal
dari kehidupan dalam keluarganya, adalah beberapa sebab yang diduga melatar
belakangi perilaku menyimpang pada diri seseorang.
Ø Sedangkan teori-teori yang berspektif sosiologis tentang
penyimpangan berupanya menggali kondisi-kondisi social yang mendasari
penyimpangan, adapun teori-teorinya antara lain adalah Anomie,
Sosialisai,control social,labeling dan konflik.
a.
Teori Anomie
berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai keterangan
dalam suatu struktur social sehingga dalam individu yang mengalami tekanan dan
akhirnya menjadi penyimpangan.
b.
Teori Differential
assotition,teori ini diciptakan oleh Edwain H. Suhtherland. Menurut
pandangannya penyimpangan bersumber pada differential assotional (pergaulan
yang berbeda), bahwa penyimpangan dapat dipelajari melalui proses budaya.Dan
menurutnya, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas
sesuatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang,
terutama dari subkultur atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang.
c.
Teori control,
yaitu bahwa penyimpangan merupakan hasil dasi kekosongan control atau
pengendalian social. Teori ini dibangunatas dasar pandangan bahwa setiap manusia
cenderung untuk tidak patuh pada hokum atau memiliki dorongan untuk melakukan
pelanggaran hokum.
d.
Teori Labeling
(teori pemberian cap/teori reaksi masyarakat ). Menurut para ahli teori
labeling , penyimpangan merupakan sesuatu yang bersifat relative menambahkan
mungkin juga membingunkan. Karena untuk memahami apa yang dimaksud sebagai
suatu tindakan menyimpang harus diuji melalui reaksi orang lain.Melalui
devenisi itu dapat ditetapkan bahwa menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan
kepada seseorang atau pada siapa label secara khusus telah ditetapkan.
e.
Teori Konflik
, Teori ini lebih menitik beratkan analisisnya pada asal-usul terciptanya suatu aturan atau tata tertib
social. Teori ini bertujuan untuk menganalisis asal-usul terjadinya pelanggaran
peraturan atau latar belakang seseorang berperilaku menyimpang.Perspek konflik
lebih menekankan sifat pluralistic dari masyarakat dan ketidak seimbangan
distribusi kekuasaan yang terjadi diantara berbagai kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Narwoko J.Dwi dan Suyanto
Bagong, Sosiologi texs pengantar dan
terapna, Jakarta , kencana :2004
Soekantro Soejono, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta,Rajawali:1982
Kamanto Sunarto.Pengantar sosiologi.Jakarta:Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.2004
J.Cohen Bruce.sosiologi suatu pengantar.Jakarta:Rineka
Cipta.1992
No comments:
Post a Comment