Oleh : Rahmad Fitriyanto, M.Pd
1. Pendidikan di Indonesia
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pendidikan nasional memiliki
peranan cukup signifikan dalam dinamika perjalanan bangsa Indonesia. Tampa
adanya peranan dari dunia pendidikan, sulit dibayangkan bagaimana kondisi
bangsa Indonesia sekarang.[1]
Pendidikan Indonesia memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa ini,
baik dalam bidang ekonomi, politik dan agama.
Salah satu penilaian menyebutkan bahwa sistem pendidikan naional bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. Implikasi dari sistem yang semacam ini adalah dihasilkannya out put (lulusan) yang memiliki karakteristik yang terpecah. Paling tidak, ada tiga kelompok besar prototipe out put pendidikan dari sistem yang parsial tersebut.
a.
Pertama, pendidikan
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai
terhadap teknologi yang muktahir, namun kurang mampu memahami, menjalankan dan
menghayati terhadap nilai-nilai luhur ajaran agama. Akibat lebih jauh adalah
seringkali berbagai olah keterampilannya kurang memperhatikan nilai-nilai
moralitas. Mereka yang menduduki bagian posisi dalam jajaran eksekutif,
legislatif, yudikatif, bisnis, politik dan berbagai posisi penting lainnya,
banyak yang melakukan tindakan yang keluar dari koridor moralitas dan ajaran
agama. Korupsi, kolusi dan berbagai perilaku yang amoral begitu mewabah. Para
pelakunya bukannlah orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Mereka adalah
para pejabat tinggi dan lulusan berbagai pendidikan tinggi. Bahkan ada yang
dari pendidikan tinggi berbasis agama. Bahkan yang dari perguruan berbasis
pendidikan agama. Dan yang pasti, mereka semuanya memiliki kemampuan
intelektualitas yang memadai. Beberapa orang bergelar doktor, bahakan profesor.
Intelektualitas yang sedemikian tinggi teryata tidak selaludiimbangi dengan
moralitas yang tinggi juga.
b.
Kedua, mereka yang memiliki kemampuan
intelektual yang mampu menguasai dan mengahayati terhadap nilai-nilai luhur
ajaran agama, akan tetapi tidak mampu mengasai teknologi dan dinamika politik
yang ada didalamnya. Oleh karena itu, tidak jarang kelompok ini dijadikan
sasaran yang cukup strategis bagi kepentingan politik.
c.
Ketiga, kelompok yang memiliki
kemampuan intelektual yang mampu menguasai agama, akan tetapi tidak mampu mengahyati
nilai-nilai luhur sebagai subtansi ajaran agama. Akibatnya, muncul para ahli
agama yang mumpuni secara keilmuan, akan tetapi mereka justru menggadaikan
agama demi kepentingan tertentu (Nizar,2005: 212).[2]
Inilah protet pendidikan di Indonesia dewasa ini, oleh karena itu
perlunya penididikan yang integratif dan interkoneksi yang selalu berhubungan
satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan out put yang sesuai
dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang
integratif maka akan mengaktualisasikan pendidikan modern yang berlandaskan
ahlak Qur’ani.
Arus globalisasi juga berdampak pada dunia pendidikan. Kemajuan di
bidang teknologi informasi yang merupakan salah satu anak emas dan produk yeng
diunggulkan dalam arus global serta bentuk modernisasi teknologi, juga
berpengaruh langsung pada pendidikan.[3]
Bila pendidikan mengambil anti global, maka akan mengalami kemacetan dalam
memproduksi SDM yang siap mengadapi perkembangan zaman. Sebaliknya jika
pendidikan terseret oleh arus global, maka tampa daya lagi, proses pendidikan
dalam mempertahankan nilai-nilai sucinya itu, yakni humanisasi dan perdayaan
masyarakat beserta tradisinya, akan mengalami shutdown prosess atau
berhenti berproses.[4]
Maka dunia pendidikan harus mampu membuka diri terhadap perkembangan zaman dan
responsif terhadap problem global saat ini bahkan menjadi sebuah solusi dalam
tantangan globalisasi ini.
[1]
Ngainun Naim, Rekontruksi
Pendidikan Nasional; Membanggun paradigma yang mencerahkan,(Yogyakarta,Teras;2010),
hlm.23
[2] Ngainum Naim, Ibid, hlm.26-27
[3]
Musthofa Rembangi, Pendidikan
Tranformatfi; Pergulatan Kritis Merumuuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus
Globlalisasi,(Yogyakarta, Teras, 2010), hlm.xxiv
[4]
Musthofa rembangi, Ibid. xxv
No comments:
Post a Comment