Tuesday, August 5, 2025

Pendidikan di Indonesia

 

 Oleh : Rahmad Fitriyanto, M.Pd

1.      Pendidikan di Indonesia

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, pendidikan nasional memiliki peranan cukup signifikan dalam dinamika perjalanan bangsa Indonesia. Tampa adanya peranan dari dunia pendidikan, sulit dibayangkan bagaimana kondisi bangsa Indonesia sekarang.[1] Pendidikan Indonesia memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa ini, baik dalam bidang ekonomi, politik dan agama.

Salah satu penilaian menyebutkan bahwa sistem pendidikan naional bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. Implikasi dari sistem yang semacam ini adalah dihasilkannya out put (lulusan) yang memiliki karakteristik yang terpecah. Paling tidak, ada tiga kelompok besar prototipe out put pendidikan dari sistem yang parsial tersebut.

a.       Pertama, pendidikan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai terhadap teknologi yang muktahir, namun kurang mampu memahami, menjalankan dan menghayati terhadap nilai-nilai luhur ajaran agama. Akibat lebih jauh adalah seringkali berbagai olah keterampilannya kurang memperhatikan nilai-nilai moralitas. Mereka yang menduduki bagian posisi dalam jajaran eksekutif, legislatif, yudikatif, bisnis, politik dan berbagai posisi penting lainnya, banyak yang melakukan tindakan yang keluar dari koridor moralitas dan ajaran agama. Korupsi, kolusi dan berbagai perilaku yang amoral begitu mewabah. Para pelakunya bukannlah orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Mereka adalah para pejabat tinggi dan lulusan berbagai pendidikan tinggi. Bahkan ada yang dari pendidikan tinggi berbasis agama. Bahkan yang dari perguruan berbasis pendidikan agama. Dan yang pasti, mereka semuanya memiliki kemampuan intelektualitas yang memadai. Beberapa orang bergelar doktor, bahakan profesor. Intelektualitas yang sedemikian tinggi teryata tidak selaludiimbangi dengan moralitas yang tinggi juga.

b.      Kedua, mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai dan mengahayati terhadap nilai-nilai luhur ajaran agama, akan tetapi tidak mampu mengasai teknologi dan dinamika politik yang ada didalamnya. Oleh karena itu, tidak jarang kelompok ini dijadikan sasaran yang cukup strategis bagi kepentingan politik.

c.       Ketiga, kelompok yang memiliki kemampuan intelektual yang mampu menguasai agama, akan tetapi tidak mampu mengahyati nilai-nilai luhur sebagai subtansi ajaran agama. Akibatnya, muncul para ahli agama yang mumpuni secara keilmuan, akan tetapi mereka justru menggadaikan agama demi kepentingan tertentu (Nizar,2005: 212).[2]

Inilah protet pendidikan di Indonesia dewasa ini, oleh karena itu perlunya penididikan yang integratif dan interkoneksi yang selalu berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan out put yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang integratif maka akan mengaktualisasikan pendidikan modern yang berlandaskan ahlak Qur’ani.

Arus globalisasi juga berdampak pada dunia pendidikan. Kemajuan di bidang teknologi informasi yang merupakan salah satu anak emas dan produk yeng diunggulkan dalam arus global serta bentuk modernisasi teknologi, juga berpengaruh langsung pada pendidikan.[3] Bila pendidikan mengambil anti global, maka akan mengalami kemacetan dalam memproduksi SDM yang siap mengadapi perkembangan zaman. Sebaliknya jika pendidikan terseret oleh arus global, maka tampa daya lagi, proses pendidikan dalam mempertahankan nilai-nilai sucinya itu, yakni humanisasi dan perdayaan masyarakat beserta tradisinya, akan mengalami shutdown prosess atau berhenti berproses.[4] Maka dunia pendidikan harus mampu membuka diri terhadap perkembangan zaman dan responsif terhadap problem global saat ini bahkan menjadi sebuah solusi dalam tantangan globalisasi ini.



[1] Ngainun Naim, Rekontruksi Pendidikan Nasional; Membanggun paradigma yang mencerahkan,(Yogyakarta,Teras;2010), hlm.23

[2] Ngainum Naim, Ibid, hlm.26-27

[3] Musthofa Rembangi, Pendidikan Tranformatfi; Pergulatan Kritis Merumuuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globlalisasi,(Yogyakarta, Teras, 2010), hlm.xxiv

[4] Musthofa rembangi, Ibid. xxv

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Nama Bayi Perempuan Islami Modern Dan Artinya 1. Rashiqa Kata Rashiqa berasal dari Bahasa Arab ‘Rashiq’ yang punya makna anggun serta kale...