Tuesday, August 5, 2025

Neo Modernisme Islam

  Oleh : Rahmad Fitriyanto, M.Pd

1.      Neo Modernisme

Neo modernisme merupakan gerakan pembaharuan Islam yang muncul sebagai jawaban terhadap kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada gerakan-gerakan Islam yang muncul sebelumnya, yaitu revivalisme pra modernis,modernisme klasik, neo-revivalisme. Aliran pemikiran ini hadir untuk mengkritisi dan sekaligus mengapresiasi aliran-aliran pemikiran Islam yang lain yang timbul sepanjang sejarah perjalanan umat Islam, serta juga pemikiran yang berkembang di Barat.[1]

            Dalam masa tersebut menurut Fazlur Rahman dibagi menjadi empat tipologi yaitu :

a.      Revivalisme pra modernis

Dalam prospektif historis, merupakan gerakan Islam yang tumbuh berkembang pada abad kedelapan belas sebagai keprihatinan yang mendalam terhadapa kemerosotan sosio-moral masyarakat Muslim yang terjadi saat itu. [2]Kelompok ini melihat kemerosotan itu terjadi akibat umat Islam menyimpang dari ajaran Islam yang benar, maka unutk mengatasinya, kelompok ini menyerukan untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yaitu melalui Ijtihad dan meninggalkan segala yang di anggap bid’ah. Akan tetapi gerakan revivalisme terlalu menyederhanakan kurikulum pendidikan dan mengurangi penekanan perhatian (the implaizing) terhadap warisan inrtelektual abad pertengahan sehingga terjadi kemiskinan intelektual.[3] Pelopor gerakan ini diprakarsai oleh gerakan Wahabiyah di Arab, Sanusiayah di Afrika Utara dan Fulaniyah di Afrika Barat. Gerakan ini muncul pada akhir abad kedelapan belas dan awal abad kesembilan belas.

 

b.      Modernisme klasik

Munculnya gerakan modernisme klasik pada pertengahan abad kesembilan belas yang bersifat terbuka terhadap Barat dan karena itu lebih apresiatif kepada intelektualisme masih terbentur kepada dua kelemahan dasar. Pertama, kelompok ini belum mengelaborasi secara tuntas metode yang dikembangkannya.kedua, masalah-masalah ad hoc yang dipilihnya merupakan masalah pada dan bagi dunia Barat.Hal ini meninggalkan kesan kuat bahwa kelompok modernis bersikap westernized (kenbarat-baratan).[4] Pelopor dari gerakan modernisme klasik ini dipelopori oleh Jamaluddin Al-Afgani (1838-1897 M) di seluruh Timur Tengah, Sayyid Ahmad Khan (1817-1898) di India, dan Muhammad Abduh (1845-1905 M) di Mesir.

c.       Neo revivalisme

Neo revivalisme ini bersifat reaktif sehingga tidak menerima metode dan semangat modernis klasik. Meskipun realitasnya kolompok ini menerima masalah-malasah yang substansif yang diangkat oleh modernis, tetapi mereka bersifat keterpaksaan. Oleh karena itu  kelompok ini tidak bisa mengembangkan suatu metode dari gerakan sebelumnya sehingga  bahkan mereka menemukan kesulitan untuk merumuskan tujuan mereka secara jelas dan akurat. Selain itu mereka tidak bisa mengembagkan perangkat intelektual untuk menegaskan posisi mereka sehingga mereka terperangkap dalam kebingungan dalm golongan ini. Gerakan ini dipelopori oleh  Abul A’la Al-mawdudi dengan Jemaat Islaminya menjadi tipikal dari gerakan ini.

d.      Neo modernisme

Neomodernisme menjadi gerakan pembaharuan yang berbeda dengan gerakan-gerakan sebelumnya. Gerakan ini mencoba melihat dan mwenyingkapi secara kritis dan objektif hasil-hasil pemikiran umat Islam dan Barat sekaligus. Dalam paradigma aliran ini, tidak semua hasil pemikiran ulama dan ilmuan Muslim selalu baik, benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Demikian juga Barat, tidak selamanya diidentikkan dengan segala kebobrokan dan hal-hal yang negatif. Masih banyak atau ada hal-hal yang baik yang bisa diambil dari Dunia Barat yang dapat diolah dalam bangunan intelektual Islam.

Melalui sikap yang kritis dan objektif, neo modernisme ingin membangun Islam dalam berbagai dimensinya dalam satu kerangka yang utuh, menyeluruh, sistematis, serta mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an dan teladan Nabi yang sebenarnya.[5] Dalam paradigma ini diharapkan umat Islam mampu dan eksis dalam dunia modern untuk mengahadapi arus modersnisasi dan tetap pada ruh Islam yang kuat.

neomodernisme adalah suatu modernisme Islam plus metodologi yang mantap dan benar dalam memahami Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dalam perspektif sosio-historis.Oleh karena itu, aliran ini menekankan perlunya penerapan kembali prinsip dan nilai-nilai Islam ke dalam lingkunagn sosial yang baru melalui reformulasi metodologi dan konsep.[6] Dengan penekanan kembali prinsip-prinsip nilai-nilai Isla yang berlaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah maka diharapkan intelektual umat Islam dapat bersaing dalam perkembangan zaman modern yang selalu mempengaruhi dan menggeser peradaban dengan globalisasinya


[1] Abd A’la, Dari Neomodernisme ke Islam Liberal, (Jakarta : Paramadina, 2003), hlm.1

[2] Abd A’la, ibid, hlm. 1

[3] Abd A’la, Ibid, hlm.2 , lihat Fazlur Rahman, Health and Medicine in the Islamic Tradition: Cange and identity (New York: Cross Road,1987) hlm.8

[4] Abd A’la,  Ibid, hlm.2

[5] Abd A’la, Ibid, hlm. 3

[6]Abd A’la,  Ibid, hlm. 6

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Nama Bayi Perempuan Islami Modern Dan Artinya 1. Rashiqa Kata Rashiqa berasal dari Bahasa Arab ‘Rashiq’ yang punya makna anggun serta kale...