Tuesday, August 5, 2025

NEOMODERNISME PENDIDIKAN FAZLURRAHMAN

 Oleh : Rahmad Fitriyanto, M.Pd

BAB I

A.      Latar Belakang Masalah

Dalam Al-Qur’an pendidikan sangat diutamakan dalam kehidupan manusia. Sebagai khalifah di muka bumi ini manusia menjadi sebagai pengemban dalam memakmurkan bumi dan sebagai abdullah yang harus taat kepada Allah SWT, oleh karena itu harus didukung dengan ilmu pengetahuan sebagai perantara dalam mengenal Allah SWT. Ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah tentang membaca, jadi dengan membaca manusia dapat memahami dan bertafakur terhadap nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya. Dalam surat al-Alaq ayat satu sampai lima merupakan ayat yang pertama sekali turun kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu sebagi berikut :

ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ

Artinya : (1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (2). Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1] (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.[2] (Qs. Al-Alaq, Ayat 1-5)

Dalam ayat ini sangatlah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW diajarkan untuk membaca, walaupun pada waktu itu Nabi Muhammad SAW tidah bisa membaca, maka Malaikat Jibril mengulang-ulang sampai tiga kali sampai Nabi Muhammad SAW mengikutinya. Maka dalam memahami ayat ini dalam konteks pendidikan sangatlah penting karena dengan membaca akan bisa memahami ayat kauniyah maupun ayat kauliyah yang ada dimuka bumi ini.

Dalam Al-qur’an juga dijelaskan agar bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia karena akan memberikan keutamaan yaitu orang yang memiliki ilmu akan dibedakan dengan orang yang tidak memilki ilmu bahkan, oleh Allah dijanjikan akan di angkat derajatnya dari mahluk lain di sekitarnya. Dalam ayat 11 surat Al-Mujadalah dijelaskan sebagai berikut :

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( Qs.Al-Mujadalah: 11)[3]

 

Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia untuk menopang kehidupan dan masa depan yang baik dan cerah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[4] Maka pendidikan sangatlah penting dalam pengembangan nalar kritis dalam membangun dan mengembangkan pendidikan Islam sehingga mampu bersaing dalam arus modernisasi dan globalisasi.

Pendidikan Islam adalah proses alih nilai (transfer of value) yang dikembangkan dalam rangka perubahan perilaku, dengan mengarahkan anak didik supaya dapat menjadi masa depan yang ideal sesuai dengan ajaran agama Islam, dengan cara menjadikan anak didik tersebut sebagai manusia yang lebih lengkap dalam dimensi religiusnya.[5] Keutamaan pendidikan Islam sebagai landasan dalam membentuk moral anak didik dalam mendapatkan pencerahan untuk mencapai tujuan yang hakiki yaitu ahlakul karimah sehingga dapat menyelaraskan antara pendidikan Islam serta pendidikan modern.

Pendidikan Islam sangat berpengaruh dalam perkembangan agama Islam, karena dari masa Nabi Muhammad SAW hingga sekarang pendidikan Islam sangat berpenganruh dalam  memajukan dunia. Pada masa Nabi Muhammad SAW merupakan era peradaban Islam sejak masa turun  Al-Qur’an pada abad ke-13 Masehi. Dan disusul dengan periode Islam klasik yang ditandai dengan kemajuan kepustakaan Arab, berbagai hasil pengajaran dan asal-usul peradaban tiga unsur kebudayaan (etnis-kesukuan, keagamaan dan aristokratik).[6] Pada masa Rasulullah ini pendidikan dan pengajaran lansung diberikan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat dan para pengikutnya, baik melalui majlis-majlis maupun melalui hadist Rasulullah SAW.

Selanjutnya pada perkembangan ilmu pengetahuan dimulai pada masa khulafa’ Ar-Rasyidin pendidikan dilanjutkan dengan membukukan Al-Qur’an yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa khulafa’ ur-rasyidin dibedakan menjadi dua macam yaitu : Ulum an-Naqliyah yang bersumber pada Al-Qur’an atau dalil naql ( disebut juga Ulum as-syari’ah), Ulum al-aqliyah yang bersumber pada akal bukan dalil naql ( disebut juga Ulum al-‘Ajam).[7]

Dalam perkembangan pada masa ini lahirlah ilmu Qiro’at yaitu membaca dan mempelajari Al-Qur’an, ilmu Tafsir untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an, ilmu Hadits, ilmu Nahwu, khath Al-Qur’an, Ilmu Fiqh, serta perkembangan perkembangan sastra dan  arsitektur dalam membangun masjid-masjid dan kota.

Selanjutnya perkembang agama Islam dalam pendidikan dilanjutkan oleh daulah Umawiyah (41-132 H / 661-750 M) yang didirikan oleh keturunan Umayyah atas rintisan Muawiyah yang berpusat di Damaskus. Dalam perkembangan pendidikan Islam pada masa ini yaitu dengan berkembangnya arsitektur, pengorganisasian militer, perdagangan dan kerajinan pada masa ini.

Perkembangan Islam dalam masa bani Umayyah II yang terletak di Andalusia (138-422 H / 756-1031M), perkembangan pada masa ini bahasa dan sastra Arab, perkembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu Hadits, tafsir, fiqh, logika dan filsafat, astronomi, kedokteran, dan sejarah. Dalam masa ini untuk memajukan ilmu pengetahuan yaitu dengan kerja keras pertama dengan penerjemahan kitab-kitab klasik Yunani,Romawi, India dan Persia, lalu dilakukan pensyarahan dan komentar terhadap terjemahan tersebut. Setelah itu dilakukan koreksi terhadap teori-teori yang ada dan melahirkan teori baru dalam pengembangan pendidikan Islam pada masa tersebut.

Kejayaan dan peradaban Islam dengan berkembangnya daulah Abbasiyah pada tahun (132-656 H/750-1261M). Perkembangan pendidikan Islam sangat pesat pada periode ini yaitu dengan gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip bahasa Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab pada masa khalifah al-Mansur, berdirinya perpustakaan Bailtul Hikmah sebagai perpustakaan dan observatorium pengembang ilmu pengetahuan dalam pengembangan filsafat, hukum, astronomi, logika, geometri, seni musik dan lain sebagainya. Banyak tokoh-tokoh yang muncul pada masa ini yaitu dalam bidang sejarah, kesusastraan Arab, kesustraan Persi, teologi, filsafat tasawuf dan fiqh. Pada masa inilah perkembangan keilmuan sangat pesat di bandingkan dengan daulah-daulah yang lainnya.

Masa kebangkitan Islam dimulai pada periode modern (1800 M), disebut sebagai masa kebangkitan Islam. Kebangkitan tersebut sebagai akibat dari terbukanya mata dunia Islam atas kemunduran dan ketertinggalan mereka dari dunia Barat. Para penguasa Muslim berupanya mencari cara untuk memunculkan balance of power bagi upaya meningkatkanharga diri umat yang hilang.[8]

Dalam perkembangan keilmuan dan pendidikan Islam akan menjadikan banyak problem-problem yang dihadapi dewasa ini, baik karena adanya dikotomi pendidikan agama dan pendidikan umum, maupun adanya stagnasi inovasi dalam pendidikan sehingga masih mengandalkan idiologi ortodoks yang tidak menerima perkembangan zaman. Dalam perkembangan zaman Islam harus mampu bersaing dan berkembang dalam menghadapi modernisasi baik dalam intelektual dan penyelarasan konsep agama dengan kebutuhan umat Islam dewasa ini yaitu dengan cara mengkritis dan menganalisa teori-teori dengan menggunakan filsafat sebagai mencari model pendidikan Islam yang relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Fungsi filsafat pendidikan Islam adalah fungsi normatif yaitu senantiasa mencari model pendidikan yang ideal menurut nilai dan norma ajaran Islam maupun konteks dan dinamika kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan melakukan kontemplasi secara mendasar dan menyeluruh tentang hakekat pendidikan Islam serta analisa dan evaluasi kritis terhadap realitas pendidikan yang ada. Kontribusi filsafat pendidikan Islam dengan demikian adalah lahirnya ide-ide, wacana, cita-cita, semangat dan perilaku baru dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.[9] Begitu juga menurut Fazlur Rahman perlu adanya telaah idiologi-idiologi dalam pendidikan Islam dan Barat, maka muncullah gerakan neomodernisme.

Neomodernisme pendidikan merupakan pembaharuan dalam dunia pendidikan agar bisa bersaing dan berkembang dalam mengahadapi arus dunia modern. Selama ini menurut Fazlur Rahman pandangan Islam hanya berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah secara tektual sehingga menghambat perkembangan dunia pendidikan Islam, sehingga disinalah Fazlur Rahman mencanangkan neomodernisme dalam dunia pendidikan Islam agar mampu menerapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang bisa dipahami secara kontektual.

Neomodernisme dan pendidikan Islam saling berkaitan karena pendidikan Islam harus mampu bersaing dan siap untuk mengahadapi perubahan dunia dan modernisasi zaman yang begitu cepat sehingga kemajuan pendidikan terutama pendidikan Islam sesuai dengan kebutuhan manusia. Jadi menurut Fazlur Rahman solusi untuk memajukan dunia pendidikan Islam yaitu harus bisa tampil mengikuti perkembangan zaman dan intektualiatas yang konferhensif.

Fazlur Rahman merupakan tokoh secara intelektual dididik dan dibesarkan dalam tradisi keagamaan Islam yang kuat dan dunia keilmuan Barat yang kritis. Pengembaraan intelektualnya akhirnya mengantarkan dia ke arah mazhab neomodernisme dengan wacana yang bersifat humanistarianistik dan sarat dengan pemikiran yang liberal tapi tetap otentik sekaligus historis.[10]

 Dengan percampuran intelektualnya antara Islam klasik (ortodoksi ) serta pengaruh pendidikannya di Barat menjadikannya kritis serta objektif terhadap permasalahan yang terjadi di dunia Islam. Neomodernisme adalah pembaharuan Islam yang muncul sebagai jawaban atas kekurangan atau kelemahan yang ada pada gerakan-gerkan pembaharuan Islam yang muncul sebelumnya baik revivalisme pra modernisme, modernisme klasik maupun neo-Revivalisme. Aliran ini muncul untuk mengkritisi dan mengapresiasi aliran-aliran dalam pemikiran Islam dimasa awal dan pertengahan serta menyikapinya secara objektif dari hasil-hasil pemikiran umat Islam, maupun pemikiran di Barat.

Pada masa Fazlur Rahman, sejarah gerakan pembaharuan Islam selama dua abad (abad 19 dan abad 20), terbagi menjadi empat tipologi. Dia menempatkan dirinya masuk dalam corak gerakan yang keempat. Tipologi itu sebagai berikut :

1.      Golongan Revivalisme (pra-modernis), mulai muncul pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke 19 yang dipelopori oleh gerakan Wahabiyah di Arab, Sanusiah di Afrika Utara dan Fulaniyah di Afrika Barat.

2.      Gerakan Modernis, yang dipelopori oleh Jamaluddin Al-Afgani(1838-1897 M) di seluruh Timur Tengah, Sayyid Ahmad Khan(1817 – 1898) di India, dan Muhammad Abduh (1845-1905 M) di Mesir.

3.      Gerakan Neo-revivalisme, yang menjadi corak moderen akan tetapi masih agak reaksioner, yaitu dengan pelopor Abul A’la Al-mawdudi dengan Jemaat Islaminya menjadi tipikal gerakan ini.

4.      Gerakan Neomodernisme, Fazlur Rahman mengatagorikan bahwa dirinya termasuk dalam barisan ini. Sebab, menurutnya, neomodernisme mempunyai sintesis-progresif dari rasionalitas modernis di satu sisi dengan ijtihad dan tradisi klasik disisi lainnya. Maka aliran neomodernisme ini menjadi pra-syarat utama bagi Renaissance Islam.

Dalam paradigma neomodernisme Fazlur Rahman menjelaskan bahwa tidak semua pemikiran ulama dan ilmuan muslim baik, benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, akan tetapi ada juga pemikiran dan aspek spritual mereka yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara Qur’ani, karena perubahan zaman yang selalu berubah serta kebutuhan yang sangat komplek bagi umat Islam tampa meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasannya, sehingga Ijtihad sangat dibuka dalam memecahkan problem yang terjadi pada umat Islam. Begitu juga dalam pandangan Fazlur Rahman ilmuan Barat tidak selamanya diidentikan dengan segala bebobrokan dan hal-hal yang negative. Menurutnya masih banyak hal-hal dunia Barat yang dapat diambil untuk memajukan intelektual Islam. Maka dalam hal ini umat Islam harus menyikapinya secara objektif dan kritis tampa harus memilih pra-konsepsi yang akan membuat bias terhadap pandangan mereka dari realitas sehingga mampu membangun Islam menjadi kerangka yang utuh, menyeluruh dan sistematis, yang mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an dan teladan Nabi Muhammad SAW yang sebenarnya, sehingga umat Islam mampu dan eksis dalam menghadapi dunia modern dan tetap Islami. Maka dalam disiplin ilmu ke Islaman mampu dibangun dan dikembangkan diatas nilai-nilai dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah agar bersaing dalam dunia modern dan tampa meninggalkan idiologi Islam.



[1] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

[2] Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(PT.Syamil Cipta Media), hlm.597

[3] Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(PT. Syamil Cipta Media), hlm.543

[4] UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB I, pasal 1. Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan. (Jakarta:grafindo persada. 2009), hlm. 304-305

[5] Muslih Usa (ed.), Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana, 1991), hlm. 99

[6] Siti Maryam et.al, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta, Fak.Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI,2003), hlm.13

[7] Ibid, hlm. 72, lihat juga : Dirjen Binbaga Departemen Agam RI, Sejarah dan kebudayaan Islam, jilid I, (Ujungpandang: proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN Alaudin, 1981/1982), hlm.82

[8] Pokja Akademik, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta,Pokja akademik UIN Sunan Kalijaga,2005), hlm.27

[9] Tobroni,“Pendidikan Islam”, (Malang: UMM Press,2008),hlm.v

[10] Abd A’la, Dari neomodernisme ke Islam liberal,(Jakarta, Paramadina, 2003), hlm.1

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Nama Bayi Perempuan Islami Modern Dan Artinya 1. Rashiqa Kata Rashiqa berasal dari Bahasa Arab ‘Rashiq’ yang punya makna anggun serta kale...