Oleh : Rahmad Fitriyanto
A.
Pengertian Sejarah
Kata sejarah secara
etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab yaitu Tarikh, sirah atau ilmu
tarikh, yang maknanya ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti
ilmu yang mengandung atau yang membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut. Dalam bahasa inggris sejarah dapat disebut
dengan history yang berarti uraian secara tertib tentang kejadian-kejadian masa
lampau (orderly descriphon of past even)
Adapun secara
terminologi berarti sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau
dan benar-benar terjadi pada diri individu dan masyarakat sebagaimana
benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia[1].
Sedangkan pengertian yang lain sejarah juga mencakup perjalanan hidup manusia
dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa karena sejarah mempunyai
arti dan bernilai sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah
pun membentuk manusia.
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam
yaitu suatu proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani,
rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik.
Karena ia merupakan sebagai alat yang dapat difungsikan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi dan sosial)
kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejateraan hidup di dunia
dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan pendidik
sebagai alat pembayaran sangat bergantung pada pemegang alat kunci yang banyak
menentukan keberhasilan proses pendidikan, yang telah berkembang di berbagai
daerah dari sistem yang paling sederhana menuju sistem pendidikan islam yang
modern. Dalam perkembangan pendidikan islam didalam sejarahnya menunjukan
perkembangan dalam subsistem yang bersifat operasional dan teknis terutama
tentang metode, alat-alat dan bentuk kelembagaan adapun hal yang menjadi dasar
dan tujuan pendidikan islam tetap dapat dipertahankan sesuai dengan ajaran
islam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnan[2].
Dari berbagai
pengertian pendidikan islam dapat kita simpulkan bahwa pendidikan islam adalah
proses bimbingan dari pendidik yang mengarahkan anak didiknya kepada perbaikan
sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan dan terbentuknya pribadi
muslim yang baik.
Dari pengertian
sejarah dan pendidikan islam maka dapat dirumuskan pengertian tentang sejarah
pendidikan islam atau tarihut Tarbiyah islamiyah dalam buku Zuhairini yaitu:
1.
keterangan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain,
sejak zaman lahirnya islam sampai dengan masa sekarang.
2.
Cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan
operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang[3].
Dra. Hasbullah merumuskan bahwa sejarah pendidikan islam yaitu:
1.
catatan peristiwa tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam
dari sejak lahirnya sampai sekarang.
2.
Suatu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan islam baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep,
lembaga maupun opersinalisasi sejak zaman nabi Muhammad hingga saat ini[4].
Dari dua sumber yang merumuskan sejarah pendidikan islam dapat disimpulkan
bahwa kedua penjelasan memiliki maksud yang sama yaitu peristiwa atau cabang
ilmu pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari
segi ide, konsep, lembaga operasionalisasi dari sejak zaman nabi Muhammad saw
sampai sekarang.
B. Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam
- Obyek
Obyek kajian sejarah pendidikan islam adalah fakta-fakta pendidikan islam
berupa informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik
formal, informal dan non formal. Dengan demikian akan diproleh apa yang disebut
dengan sejarah serba objek hal ini sejalan dengan peranan agama islam sebagai
agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, menuju kehidupan yang
sejahtera lahir bathin secara material dan spiritual. Namun sebagai cabang dari
ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan islam umumnya tidak jauh berbeda
dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai
sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat menjadi sejarah serba
subjek[5].
2.
Metode
Mengenai metode
sejarah pendidikan islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya khusus,
berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan
khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat analisis
untuk menilai kebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk
mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi tersebut kedalam kisah yang penuh
makna, sebagai seorang ahli, sejarahwan harus mempunyai sesuatu kerangka
berpikir kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan
sumber-sumbernya[6].
Untuk memahami sejarah pendidikan islam diperlukan suatu pendekatan atau
metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode
komparatif dan metode analisis sistensis.
Dengan metode deskriptif, ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh
Rosulullah saw yang termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah ,
khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam dapat dilukiskan dan
dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara
ini maka yang terkandung dalam ajaran islam dapat dipahami.
Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan ajaran islam tentang
pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada
masa dan tempat tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui persamaan dan
perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan pemecahan yang
mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.
Metode analisis sinsesis digunakan untuk memberikan analisis
terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran islam
secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan islam.
Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang
akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan islam. Metode ini dapat
pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya
umat manusia yang islami[7].
Dalam penggalian dan penulisan sejarah pendidikan islam ada beberapa metode
yang dapat dipakai antaranya:
- Metode Lisan dengan metode ini
pelacakan suatu obyek sejarah dengan menggunakan interview.
- Metode Observasi dalam hal ini obyek
sejarah diamati secara langsung.
- Metode Documenter dimana dengan metode ini
berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau
dokumen tertulis[8].
C. Manfaat Sejarah Pendidikan Islam
Dengan mengkaji
sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan islam
dari zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan islam. Dari
sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaraan
pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan
operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada dasarnya
tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan
refleksi historis. Dengan demikian belajar sejarah pendidikan islam dapat
memberikan semangat (back projecting theory) untuk membuka lembaran dan
mengukir kejaya dan kemajuan pendidikan islam yang baru dan lebih baik. Dengan
demikian sejarah pendidikan islam sebagai study tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat
terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan
pendidikan.
Secara umum sejarah
memegang peranan penting bagi kehidupan umat manusia. Hal ini karena sejarah
menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan
melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat
manusia. Sumber utama ajaran Islam (Al-Qur’an) mengandung cukup banyak
nilai-nilai kesejarahan yang langsung dan tidak langsung mengandung makna
benar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama khususnya umat islam. Ilmu tarikh (sejarah) dalam islam menduduki arti penting dan berguna dalam
kajian dalam islam. Oleh karena itu kegunaan sejarah pendidikan meliputi dua
aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan yang bersifat akademis.
Sejarah pendidikan islam memiliki kegunaan tersendiri diantaranya sebagai
faktor keteladanan, cermin, pembanding, dan perbaikan keadaan. Sebagai faktor
keteladanan dapat dimaklumi karena al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam banyak
mengandung nilai kesejarahan sebagai teladan. Hal ini tersirat dalam Al-Qur’an
:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu sekalian ….( Q.S. Al-Ahzab: 21)
Katakanlah: “jika
kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”……(Q.S. Ali-Imran:31)
…. Dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk (Q.S Al-A’raaf:158)
Berpedoman pada ayat
diatas umat islam dapat meneladani proses pendidikan islam semenjak zaman
kerasulan Muhammad saw, Khulafaur Rasyidin, ulama-ulama besar dan para pemuka
gerakan pendidikan islam.
Sebagai cermin ilmu
sejarah berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai
kegiatan. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan bahwa tidak semua kagiatan
manusia berjalan mulus terkadang menemukan rintangan-rintangan tertentu
sehingga dalam proses kegiatannya mendapat sesuatu yang tidak diharapkan, maka
kita perlu bercermin atau dengan kata lain mengambil pelajaran dari
kejadian-kejadian masa lampau sehingga tarikh itu bagi masa menjadi cermindan
dapat diambil manfaatnya khususnya bagi perkembangan pendidikan islam.
Sebagai pembanding,
suatu peristiwa yang berlangsung dari masa ke masa tentu memiliki kesamaan dan
kekhususan. Dengan demikian hasil proses pembanding antara masa silam,
sekarang, dan yang akan datang diharapkan dapat memberi andil bagi perkembangan
pendidikan islam karena sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin perbandingan
bagi masa yang baru.
Sebagai perbaikan,
setelah berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai
kegiatan kita berusaha pula untuk memperbaiki keadaan yang sebelumnya kurang
konstruktif menjadi lebih konstruktif.
Adapun kegunaan
sejarah pendidikan islam yang bersifat akademis diharapkan dapat :
- Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang.
- Mengambil manfaat dari proses pendidikan islam,
guna memecahkan problematika pendidikan islam pada masa kini.
- Memiliki sikapn positif
terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan
islam.
Selain itu sejarah pendidikan islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka
pembangunan dan pengembangan pendidikan islam. Dalam hal ini, sejarah
pendidikan islam akan memberikan arah kemajuan yang pernah dialami sehingga
pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang
utuh dan mendasar[9].
Dari mengkaji sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang pelaksaan
pendidikan islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari pendidikan
islam. Dari sejarah dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam
penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem,
dan opersionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu.
Dalam ajaran islam, pendidikan mendapatkan posisi yang sangat penting dan
tinggi karena pendidikan merupakan salah satu perhatian sentral (central
attention) masyarakat. Pengalaman pembangunan di negara-negara sudah maju
khususnya negara-negara di dunia Barat membuktikan betapa besar peran
pendidikan dalam proses pembangunan.
D. Periodesasi Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam.
Oleh karenanya, periodesasi pendidikan islam berada dalam periode-periode
sejarah islam itu sendiri.
1.
Periode Makkah
Pada fase ini
penekanannya tertuju pada Pendidikan tauhid dengan tujuan untuk mengembalikan
lagi nilai-nilai diwariskan ibrahim yang telah banyak menyimpang dari yang sebelumnya.
Inti warisan tersebut adalah ajaran tauhid.tetapi pada masa nabi ajaran itu
telah pudar dalam budaya bangsa arab jahiliyah. Pokok-pokok ajarannya adalah:
a.
Bahwa Allah pencipta
alam semesta yang sebenarnya
b.
Bahwa Allah telah
memberi nikmat, dan memberikan segala keperluan bagi seluruh hambanya.
c.
Bahwa Allah adalah
Raja hari kemudian dan telah memberikan peringatan bahwa segala amal perbuata
manusia di sunia akan dipertanggungjawabkan.
d.
Bahwa Allah adalah
sesembahan yang sebenarnya dan satu-satunya.
e.
Bahwa Allah penolong
yang sebenarnya oleh karenanya hanya kepdanyalah manusia meminta pertolongan.
f.
Bahwa Allahsebenarnay
yang membimbingdan memberi petunjuk kepada manusia dalam mengarungi kehidupang
yang penuh rintangan ini[10].
2.
Periode Madinah
Pada Fase ini materi
pendidikan yang diberikancakupannya lebih kompleks dibandingkan denan
pendidikan pada fase Makkah diantara pendidikan islam di Madinah adalah:
a.
Pendidikan ukhuwah
(persaudaraan) antara kaum muslimin. Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini,
nabi bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Dalam
konstitusi Madinah bahwa antara orang beriman tidak boleh membiarkan saudaranya
menanggung beban hidup dan utang yang berat diantara sesama mereka. Antara
orang beriman satu sama lain haruslah saling membantu dalam menghadapi segala
persoalan hidup. Bekerja sama dalam kebaikan dan menolak keburukan.
b.
Pendidikan
kesejahteraan sosial. Ditujukan agar Terjaminnya kesejahteraan sosial demi
terpenuhinya kebutuhan pokok sehari-hari. Untuk itu, setiap orang harus
bekerja.
c.
Pendidikan
kesejahteraan keluarga kaum kerabat.yang dimaksud dengan keluarga adalah suami,
istri, dan anak-anaknya. Dengan ini nabi berusaha untuk memperbaiki keadaan itu
dengan memperkenalkan.dan sekaligus menerpakan sistem kekeluargaan kekeranatan
baruyang didasarkan takwa kepada Allah.
d.
Pendidikan hankam
(pertahanan dan keamanan dakwah islam.masyarakat akaum muslimin merupakan satu
state (negara) dibawah bimbingan nabi muhammad yang mempunyai kedaulatan. Ini
merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyiapkan ajaran islam kepada
seluruh umat manusia secara bertahap. Setelah masyarakat islam berdaulat
dimadinah usaha nabi berkutnya memperluas pengakuan kedaulatan tersebutdengan
jalan mengajak kabilah-kabilah disekitar madinah[11].
Daftar Pustaka
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja
Garfindo Persada, 1995
Mustafa A., Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999,
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2010.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana, 2009
No comments:
Post a Comment