Oleh : Rahmad Fitriyanto
- Progresivisme
Progresivisme berkembangan
dalam permulaan abad 20 terutama di Amerika Serikat. Progresivisme lahir
sebagai pembaharuan dalam dunia (filsafat) pendidikan terutama sebagai lawan
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional yang diwarisi dari abad
kesembilan belas.
Ciri-ciri utama aliran
progresivisme ialah didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau
mengancam adanya manusia itu sendiri dengan skill dan kekuatannya sendiri.
Progresivisme
sebagai aliran filsafat mempunyai watak yang dapat digolongkan sebagai (1) negative
and diagnostic yang berarti bersikap anti terhadap otoritarianisme dan
absolutisme dalam segala bentuk; (2) positive and remedial, yakni suatu
pernyataan dan kepercayaan atas kemampuan manusia sebagai subjek yang memiliki
potensi-potensi alamiah, terutama kekuatan self-regenerative
untuk menghadapi dan mengatasi semua problem hidupnya.
- Ontologi Progresivisme:
Pandangan ontologi progresivisme
bertumpu pada tiga hal yakni asas hereby (asas keduniaan), pengalaman
sebagai realita dan pikiran (mind) sebagai fungsi manusia yang unik.
2. Epistemologi
Progresivisme:
Pandangan
epistemologi progresivisme ialah bahwa pengetahuan itu informasi, fakta, hukum, prinsip, proses, dan kebiasaan
yang terakumulasi dalam pribadi sebagai proses interaksi dan pengalaman.
Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan
kontak dengan segala realita dalam lingkungan, ataupun pengetahuan diperoleh
langsung melalui catatan-catatan
3. Aksiologi
Progresivisme:
Dalam
pandangan progresivisme di bidang aksiologi ialah nilai timbul karena manusia
mempunyai bahasa, dengan demikian menjadi mungkin adanya saling hubungan. Jadi
masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai
Tujuan Pendidikan
Pandangan
pendidikan progresivisme menghendaki yang progresif. Tujuan pendidikan
hendaklah diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus.
Pendidikan hendaklah bukan hanya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik
untuk diterima saja, melainkan yang lebih penting daripada itu adalah melatih
kemampuan berpikir dengan memberikan stimuli-stimuli
Kurikulumnya
Sedangkan bidang kurikulum progresivisme
memandang bahwa selain kemajuan,
lingkungan dan pengalaman mendapatkan perhatian yang cukup dari progresivisme.
Untuk itu filsafat progresivisme menunjukkan dengan konsep dasarnya, jenis
kurikulum yang program pengajarannya dapat mempengaruhi anak belajar secara
edukatif baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Tentunya
dibutuhkan sekolah yang baik dan kurkulum yang baik pula.
B. Essensialisme
Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa Inggiris yakni
essential (inti atau pokok dari sesuatu), dan isme berarti aliran, mazhab atau
paham. Menurut Brameld bahwa esensialisme ialah aliran yang lahir dari
perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealism dan realism. Aliran ini
menginginkan munculnya kembali kejayaan yang pernah diraih, sebelum abad
kegelapan atau disebut “the dark middle age” (zaman ini akal terbelenggu,
stagnasi dalam ilmu pengeetahuan, kehidupan diwarnai oleh dogma-dogma gerejani.
Zaman renaissance timbul ingin menggantikannya dengan kebebasan dalam berpikir.
Esensialisme
dianggap para ahli sebagai “conservative road to culture” yakni ingin kembali
kepada kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah terbukti kebaikannya bagi kehidupan
manusia, terutama zaman renaissance pada abad XI, XII, XIII dan XIV. Pada masa
ini telah berkembang usaha-usaha menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan
kesenian serta kebudayaan Purbakala
Menurut Imam
Barnadib bahwa ciri
utama esensialisme adalah pendidikan haruslah bersendikan atas nilai-nilai yang
dapat mendatangkan kestabilan. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-nilai
itu perlu dipilih yang mempunyai tata yang jelas dan yang telah teruji oleh
waktu. Nilai-nilai yang dapat memenuhi hal tersebut adalah yang berasal dari
kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad belakangan ini
Tujuan
Tujuan
umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat
(Zuharini, dkk, 1992).
Kurikulum
Tentang
kurkulum, idealisme memandang hendaklah berpangkal pada landasan ideal dan
organisasi yang kuat.
No comments:
Post a Comment