Monday, May 15, 2017

Konsep Manusia Berbudaya

Oleh : Rahmad Fitriyanto
BAB I
PENDAHULUAN
            Budaya adalah suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama oleh semua anggota organisasi dalam pelaksanaan pekerjaan yng ada dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, budaya dalam suatu organisasi adalah menjadi pengikat semua karyawan secara bersama dalam organisasi tersebut dan sekaligus sebagai pemberi arti dan maksud dalam keterlibatan karyawan tersebut dalam pekerjaan sehari-hari dari organisasi.
            Kebudayaan adalah keseluruhan cara hidup (yang merangkumi cara bertindak, berkelakuan dan berfikir) serta segala hasil kegiatan dan penciptaan yang berupa kebendaan atau kerohanian sesuatu masyarkat, tamadun, peradaban, kemajuan, akal budi dan lain-lain.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
            Pengertian mengenai kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebuyaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yan berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan masyarakat.
B. Manusia Berbudaya
            Ada beberapa ahli yang menganggap bahwa konsep manusia berpendidikan dan manusia berbudaya sama artinya, bahwa manusia yang berpendidikan adalah manusia yang berbudaya rumusan ini benar karena lahir dari pengertian bahwa pendidikan adalah aspek dari kebudayaan. Dengan demikian seseorang yang telah berkembang sesuai dengan kebudayaannya adalah orang yang juga memperoleh pendidikan yang bertujuan sama dengan perkembangan pribadi di dalam kebudayaan dimana pendidikan itu berlangsung.
            Sebenarnya konsep tentang keduanya dapat kita bedakan, walaupun keduanya tidak bisa kita pisahkan. Manusia berpendidikan (Educated Man) seringkali diartikan sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya karena factor  pendidikan (sekolah). Pengertian yang popular ini juga disebabkan oleh adanya budaya pendidikan yang intelektualis, semisal perkembangan teknologi yang sedemikian canggih, sehingga pemakaian computer dan internet telah merambah di segenap ranah kehidupan manusia. Tiak ada lagi batasan ruang, waktu dan objek yang diperlukan, karena semua kebutuhan informasi dengan sangat mudah diperoleh dalam hitungan menit. Semuanya ini bisa dilakukan hanya bagi mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan akademis (sekolah) yang kompatibel.

            Manusia yang berbudaya adalah seseorang yang menguasai dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etnis dan moral yang hidup dalam kebudayaan masyarakat. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan luas, namun hidupnya tidak bermoral maka orang yang demikian dianggap orang yang berpendidikan tetapi tidak berbudaya.
            Seseorang yang mempunyai sifat gentleman atau lady adalah seorang yang mempunyai sopan santun di dalam melaksanakan nilai-nilai pergaulan yang dihormati di dalam masyarakat sudah tentu seorang gentleman atau lady juga seorang yang memperoleh pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai gentleman atau lady, yang dilaksanakan dalam pendidikan sekolahnya, yang lebih menekankan kepada aspek-aspek sopan santun, tahu menempatkan diri, menghormati wanita dan orang yang dituakan, berpengetahuan luas, mengakui kelebihan cant lain dan diri sendiri, termasuk sifat sportif. Nilai-nilai praktis inilah yang diyakini dan harus diprktekkan oleh seseorang yang gentleman atau lady.
            Rumusan tentang tujuan pendidikan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam arti mengembangkan seluruh aspek pribadi yaitu iman dan takwa kepada tuhan, budi pekerti yang luhur, penguasaan pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam kemasyarakatan dan kebangsaan. Jadi konsep tentang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sesungguhnya merupakan pengertian yang kompleks. Selain itu pendidikan tidak mungkin dapat mengembangkan sejumlah potensi yang ada pada manusia, karena masing-masing individu mempunyai potensi yang berjenis-jenis dan yang bermakna bagi masing-masing individu.
            Jadi pengertian yang konkrit tentang pengembangan manusia Indonesia seutuhnya adalah memberikan kesempatan kepada semua manusia Indonesia untuk dapat mengembangkan potensinya sehingga dia dapat memberikan sumbangan kemampuan yang telah dikembangkan secara mandiri dan mantap. Pribadi yang mantap dan mandiri ini adalah pribadi yang berkembang di dalam masyarakat yang berbudaya. Ia harus mengenal dan mewujudkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat sekitarnya, masyarakat bangsanya. Dia tidak menjadi beban bagi orang lain malahan dapat memberikan sumbangan bagi kesejahteraan masyarakat di mana ia hidup. Ia harus mempunyai keterampilan yang bisa dikaryakan untuk kepentingan dirinya sendiri dan masyarakatnya. Sebab hanya dengan demikianlah dia bakal mempunyai rasa tanggung jawab untuk masyarakat dan bangsanya.
C. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Empat macam makhluk:
1.      Alam
2.      Tumbuhan
3.      Binatang
4.      Manusia
              Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah: manusia mempunyai akal budi yang merupakan kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami.
              Budi berasal dari bahasa sangsekerta Budh artinya akal, tabiat, perangai, ban akhlak menurut Sutan Takdir Alisyahbana Budi yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian objektif terhadap objek dan kejadian.
              Manusia dengan akal budinya mampu memperbaharui dan mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup,
Menurut A. Maslow, kebutuhan hidup manusia dibagi menjandi 5 tingkatan:
1.      Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
             Kebutuhan primer, dasar dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari              manusia: makanan, pakaian, tempat tinggal, kesembuhan, seks, dll.
2.      Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs) : bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, terlindung dari ancaman penyakit, dll.
3.      Kebutuhan Sosial (Social needs) : kebutuhan dicintai, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama, interaksi, dll.
4.      Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), kebutuhan dihargai kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat, dll.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)


Manusia Dan Kebudayaan
              Budaya berasal dari bahasa sangskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkitan dengan budi dan akal. Secara umum Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
JJ. Hoeningman membagi kebudayaan dalam 3 wujud:
a.       Gagasan
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan, nilai, norma, peraturan yang sifatnya abstrak.
b.      Aktivitas (tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, sering disebut system social, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu, sifatnya kongkret dapat diamati.
c.       Artefak (karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.
7 unsur kebudayaan bersifat universal:
a.       System peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
b.      System mata pencaharian
c.       System kemasyarakatan atau organisasi social
d.      Bahasa
e.       Kesenisn
f.       System pengetahuan
g.      System religi
Etika dan Estetika Berbudaya
1. Etika manusia dalam berbudaya 
    Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos.
   


Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens:
a.       Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b.      Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik)
c.       Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk (filsafat moral)
              Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika.
              Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung nilai-nlai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideology yang diyakini oleh masyarakat.
2. Estetika manusia dalam berbudaya
    Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek.
Makna keindahan:
a.       Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan
b.      Secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentk dan warna)
c.       Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui indera.
Estetika bersifat subyektif, sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
Memanusiakan Manusia
              Manusia tidak hanya sekedar homo, tetapi harus ditingkatkan menjadi human dengan cara memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya.
              Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia dengan cara tidak menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku buruk lainnya.




BAB III
PENUTUP
            Manusia yang berbudaya adalah seseorang yang menguasai dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etnis dan moral yang hidup dalam kebudayaan masyarakat. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan luas, namun hidupnya tidak bermoral maka orang yang demikian dianggap orang yang berpendidikan tetapi tidak berbudaya.
            Pengertian mengenai kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebuyaan itu bersifat abstrak














DAFTAR PUSTAKA
-          Widagdho, Djoko. Ilmu Budaya Dasar (MKDU), Jakarta: Bumi Aksara, 2008.




             
             
           


No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  الطريقة   المادة الترتيب (أقوم أمام الباب قائلا)   إلقاء السّلام ...