Oleh : Rahmad Fitriyanto
- Pandangan
lama dan baru
- Pandangan
lama
Dulu hingga sekarang istilah
evaluasi didunia pendidikan lebih sering disebut dengan istilah ulangan atau
ujian. Pada pandangan ini evaluasi pendidikan hanya terbatas pada pengertian
“achievement test” yakni penilaian terhadap hasil pelajaran yang telah
diajarkan. Faktor-faktor kepribadian anak dan tingkah lakunya, dan evaluasi
tidak mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dinegara kita
masih bersifat intelektualistis, begitu juga dengan evaluasi.
- Pandangan
baru
Menurut
pandangan modern istilah evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian terhadap
hasil pelajaran saja. Sarana utama dalam evaluasi ini ialah keseluruhan pribadi
murid sebagai individu, begitu juga dengan teknik-teknik yang digunakan untuk
melaksanakan evaluasi.
Menurut
Wrightstone ada beberapa perbedaan antara evaluasi lama dengan evaluasi modern,
antara lain :
·
Banyak atau luasnya faktor yang harus dinilai
(pada modern tidak hanya menilai hasil pelajaran, akan tetapi juga keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan kurikulumsekolah)
·
Evaluasi modern banyak menggunakan berbagai macam
bentuk/teknik evaluasi
·
Evaluasi modern tidak hanya menilai salah satu
segi saja dari pribadi anak melainkan keseluruhan pribadi anak sebagai
individu.
- Tujuan Pendidikan
sebagai Dasar dan Pedoman Evaluasi
Tujuan umum
pendidikan di Indonesia, seperti yang terletak pada ketetapan MPRS No. XXVII/1996
Bab II Pasal 3 dan 4 dinyatakan tentang tujuan pendidika, sebagai berikut :
Tujuan
pendidikan nasional ialah :”membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan isi UUD 1945”
Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka isi pendidikannya adalah :
1.
Mempertinggi mental-moral- budi pekerti dan
memperkuat keyakinan agama
2.
mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan
3.
membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan
sehat.
- Prinsip-prinsip
dan Obyek Evaluasi
1. Prinsip-prinsip Evaluasi
·
Prinsip integralitas (keseluruhan), yaitu dalam
prinsip ini tidak hanya menilai kecerdasan atau hasil pelajaran saja, akan
tetapi seluruh pribadinya dan dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan teknik
evaluasi.
·
Prinsip
kontinuitas, yaitu penilaian dilakukan secara kontinu.
·
Prinsip obyektivitas, yaitu penilaian harus
dilakukan secara obyektif.
·
Prinsip koperatif, yaitu prinsip ini sangat erat
hubungannya dengan ketiga prinsip diatas, yakni setiap penilaian hendaknya
dilakukan secara bersama-sama oleh semua guru yang bersangkutan.
2. Obyek evaluasi
Obyek evaluasi,
yaitu : faktor-faktor yang harus dinilai. Faktor-faktor tersebut meliputi :
·
Pribadi dan perkembangan anak didik
o
Perkembangan sikap (fisik dan mentalnya)
o
Pengetahuan dan kecakapan/ketrampilannya terhadap
bahan pelajaran yang diberikan
o
Kecerdasan/inteligensi dan cara berfikirnya
o
Perkembangan perasaannya (estetis, sosial. Etis,
dsb)
o
Perkembangan jasmani dan kesehatannya
o
Minat, hoby, dan bakatnya.
·
Isi pendidikan
o
Isi bahan rencana pelajaran yang diajarkan (sesuai
tidaknya dengan perkembangan umur, minat, dan kebutuhan anak) berikut
o
Situasi dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan
yang tersedia
o
Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawainya, termasuk
kepemimipinan kepala sekolah.
·
Proses pendidikan
o
Bagaimana caraguru-guru mengajar
o
Bagaimana cara- siswa belajar, minat dan
perhatiannya terhadap pelajaran, dsb
o
Lamanya waktu yang tersedia untuk mengajar dan
belajar.
- Bentuk
atau Teknik Evaluasi
Menurut
Wrightstone dalam bukunya “Evaluation in modern education“ ada sembilan macam
bentuk evaluasi :
- Short-Answer
Tests
Short-Answer
Tests /Objective Tests/New-Type Tests, yaitu tes yang disusun sedemikian
sehingga jawabannya sangat singkat. Bentuk evaluasi ini terdiri dari beberapa
macam, antara lain :
·
Completion atau Fill-in : bentuk tes yang menuntut
sipenjawab untuk melengkapi kalimat/pernyataan dengan satu atau dua kata yang
tepat
·
True-False (benar salah)
·
Multiple-Choice (bentuk pilihan ganda)
·
Matching (menjodohkan).
Kebaikan
Short-Answer Tests :
·
Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang
banyak/scope yang luas
·
Bagi yang ditest, menjawabnya dapat bebas dan
terpimpin (karena adanya jawaban yang tersedia)
·
Dapat dinilai secara obyektif
·
Mengharuskan siswa untuk belajar baik-baik, karena
sukar untuk berspekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran itu yang
harus dipelajari
·
Memeriksa cepat dan mudah, tidak banyak memerlukan
pikiran.
Keburukan
Short-Answer Tests :
·
Kurang memberikan kesempatan untuk menyatakan isi
hati atau kecakapan yang sesungguhnya, karena tidak membuat kalimat
·
Memungkinkan anak berbuat coba-coba dalam
menjawabnya
·
Menyusun tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian
dan waktu yang lama
·
Memerlukan biaya dan kertas yang lebih banyak,
jika dibandingkan pembuatan essay-test.
- Essay-Test
and Oral Examinations
Essay-Test
ialah suatu test yang jawabannya menurut murid-murid untuk menyatakan pendapat
/jawabannya berupa karangan atau uraian dalam kalimat.
Kebaikan
Essay-Test :
·
Bagi guru, menyusun test tersebut sangat mudah dan
tidak memerlukan waktu yang lama
·
Yang ditest mempunyai kebebasan dalam menjawab dan
mengeluarkan pendapat/isi hatinya
·
Melatih siswa mengeluarkan buah pikirannya dalam
bentuk kalimat/bahasa yang teratur
·
Lebih
ekonomis/hemat.
Keburukan
Essay-Test :
·
Tidak/kurang dapat digunakan untuk mentest
pelajaran yang scopenya luas/banyak
·
Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya,
menyulitkan guru dalam memberi nilai
·
Karakteristik pembuatan essay-test yang
berbeda-beda pada setiap guru, dapat menimbulkan salah pengertian pada
murid-murid. Dan tuntutan banyaknya jawaban bagi tiap guru tidak sama.
Oral Examination
(bentuk test/ujian lisan)
Kebaikannya :
·
Lebih dapat menilai kepribadian dan isi
pengetahuan seseorang karena dilakukan secara face to face
·
Jika yang diuji belum jelas, penguji dapat
mengganti pertanyaannya sehingga dimengerti oleh yang diuji
·
Penguji dapat mengorek isi pengetahuan yang diuji
sampai mendetail,dll.
Keburukannya :
·
Jika hubungan penguji dengan yang diuji kurang
baik, dapat mengganggu obyektivitas hasil tes
·
Sifat penggugup pada yang ditestdapat mengganggu
kelancaran jawaban yang diberikannya
·
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak dapat
selalu sama pada tiap orang yang ditest
·
Untuk mentest kelompok memerlukan waktu yang lama,
sehingga tidak ekonomis.
- Observation
and Anecdotal Records
- Questionnaires,
Invertories and interviews
- Checklists
and Rating Scales
- ersonal
Reports and Projective Techniques
- Sociometric
Mathods
- Case
studies, and
- Cumulative
Records.
Bentuk evaluasi yang sudah dikenal dan sering
dilakukan adalah no. 1, 2, dan 3. Meskipun masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaannya.
No comments:
Post a Comment