Oleh : Rahmad Fitriyanto
1.
Psikologi
Agama
A.
Definisi
Psikologi
Telah kita kenal
Psikologi adalah “ Ilmu Jiwa” istilah psikologi berasal dari bahasa Inggris
“Psychology” merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek ( yunani
) yaitu psych yang artinya jiwa dan logos yang artinya “ Ilmu jiwa”
Menurut Bruno ( 1987)
dalam Syah (1996:8) membagi pngertian psikologi menjadi tiga bagian yang pada
prinsipnya saling berkaitan
- Psikologi adalah studi mengenai Ruh
- Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
kehidupan mental.
- psikologi adalah ilmu pengetahuan menganai
perilaku organisme.
Sarwono ( 1976) juga
mengamukakan beberapa definisi psikologi.
- Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dan hewan.
- psikologi adalah studi yang mempelajari hakikat
manusia.
- psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon
yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Sujito (1985-1)
menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki
pernyataan – pernyataan jiwa
Jadi dari beberapa
definisi diatas dapat dirumuskan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku individu ( manusia ) dalam interaksi dengan lingkungannya.
Psikologi secara umum
mempelajari gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran ( cognisi ),
perasaan ( emotion ) dan kehendak ( conasi )
Psikologi secara umum
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal ,
dewasa dan beradab ( jalaluddin, et, al, 1979.77 )
Menurut Robert H.
Thouless Psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah
laku dan pengalaman manusia .
Jadi definisi psikologi
secara umum yaitu meneliti dan mempelajari kejiwaan yang ada dibelakangnya.
Karena jiwa itu sendiri bersifat abstrak.
B.
Pengertian
Agama
Agama adalah masalah
yang mneyangkut dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia.
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit untuk diukur secara tepat dan
rinci.
Agama mengandung arti
ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia.
Secara definitive menurut harun nasution
agama adalah :
- Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia
dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.
- pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang
menguasai manusia.
- mengikat dari ada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan
yang mempengaruhi perbuatan – perbuatan manusia.
- kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu
- suatu system tingkah laku ( ade of conduct )
yang berasal dari sesuatu kekuatan ghaib.
- Pengakuan terhadap adanya kewajiban – kewajiban
yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib
- pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul
dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius
yang terdapat pada alam sekita manusia.
- ajaran – ajaran yang diwahyukan tuhan kepada
manusia melalui seorang rasul ( Harun Nasution)
C.
Pengertian
Psikologi Agama
Dari
pengertian psikologi dan pengertian agama . dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak yang
mneyangkut dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan bathin ,manusia
yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia dan menimbulkan cara hidup
manusia atau ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada Mnusia melalui
seorang rasul.
Menurut
Prof Dr. Zakiah Daradjat. Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang
meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari
seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta
keadaan hidup pada umumnya.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa psikologi agama, adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku makhluk hidupmengenai kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajari seberapa besar pengaru keyakinan beragama serta keadaan hidup pada
umumnya. (Pengertian psikologi agama ini diambil dari Buku
Psikologi Agama . Karangan Prof. Dr. H. Jalaluddin edisi 1 revisi 2005.)
2. Psikologi
Islam
Dari sisi
pengembangan ilmu, upaya ini sebagai pembanding atau bahkan counter discourse
terhadap teori-teori psikologi yang dibangun dari paradigma sekuler. Masyarakat
religius, khususnya masyarakat Muslim Indonesia, tidak mungkin menggunakan
teori-teori psikologi sekuler. Selain bias budaya, teori-teori tersebut bebas
nilai yang menafikan unsur-unsur metafisik dan spiritual-transendental.
Masyarakat Muslim lebih tepat menggunakan teori psikologi berbasis keislaman,
karena teori itu dapat mengkaver seleuruh perilakunya dan menunjukkan
self-image maupun self-esteem sebagai seorang muslim yang sesungguhnya. Sedang
dari sisi praktisnya, pengembangan psikologi Islam merupakan oase baru bagi
praktisi psikologi, konseling dan psikoterapi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, untuk menciptakan suasana batin yang sejahtera dan bahagia hakiki.
Dalam usianya
yang relatif belia (periode puber), psikologi Islam yang dikumandangkan oleh
komunitas terbatas baru menghadirkan sajian;
1.
kajian dalam
bentuk diskusi, seminar dan temu ilmiah nasional
2.
pembentukan
organisasi, yang pada tingkat nasional terwadahi dalam Asosiasi Psikologi
Islami (API) dan Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (Imamupsi)
3.
penerbitan buku
dan jurnal ilmiah yang bertemakan psikologi Islam; dan
4.
memasukkan
psikologi sebagai bagian dari mata kuliah wajib atau pilihan di beberapa
perguruan tinggi.
Terdapat beberapa alasan mengapa
pengembangan psikologi Islam masih berputar pada kalangan terbatas;
1.
Sulit ditemukan
sumber daya insani yang memiliki pengetahuan integratif antara Islam dan
psikologi. Mereka saling menunggu siapa yang duluan memulai, apakah sarjana
agama ataukah sarjana psikologi,
2.
Sulit
menggabungkan metodologi pengembangan ilmu, antara empiris (syahadah)
versus meta-empiris (ghayb), induktif versus deduktif, apa adanya
versus bagaimana seharusnya, bebas etik versus sarat etik, kuantitatif versus
kualitatif, positivistik-empiris versus doktriner-normatif dan antroposentris
versus teosentris,
3.
Psikologi Islam
sebagai bagian dari studi Islam memiliki batasan-batasan yang tidak semuanya
dapat dijangkau oleh metodologi ilmu empiris, sebab tidak semua fenomena
keagamaan dapat diukur melalui tes-tes psikologi, seperti masalah kecerdasan
spiritual/keruhanian, masalah keimanan dan ketakwaan.
Psikologi Islam
hadir dengan penuh tantangan sekaligus peluang bagi mereka yang concern
terhadap pengembangan sains Islami. Ber-Islam secara kaffah menuntut pada
pemeluknya untuk lebih intens dan kreatif dalam pengembangan wacana ini, tanpa
menunggu apalagi menghujat terhadap usaha-usaha produktif dari komunitas
psikologi Islam. Masih banyak hal yang perlu mendapat uluran pemikiran dan
keberanian dalam membuat kebijakan, antara lain;
1.
Bidang akademik;
perlu memasukkan mata kuliah Psikologi Islam sebagai mata kuliah wajib. Atau,
menjadikan wacana keislaman sebagai basis pengembangan semua mata kuliah
psikologi. Usaha ini merupakan embrio yang mendorong mahasiswa untuk mengambil
tema-tema psikologi Islam dalam penelitian skripsi, tesis maupun disertasi,
2.
bidang
penelitian; mulai berani menggunakan teori dari Islam sendiri, seperti
indikator-indikator religiusitas diambil dari Hadis Nabi Saw mengenai iman,
islam dan ihsan serta mulai berani menyusun instrumen penelitian yang
diturunkan dari kerangka ilmiah Islami,
3.
bidang
pelatihan; perlu mengembangkan desain pelatihan yang bernuansakan Islami,
sehingga mampu menciptakan manusia yang produktif dan kreatif dengan dasar iman
dan takwa.
No comments:
Post a Comment