Thursday, November 9, 2017

Konsep Pendidikan menurut Muhammad Iqbal

A.    Konsep Pendidikan menurut Muhammad Iqbal
B.     Pengembangan Manusia menurut Muhammad Iqbal
Untuk melihat pemikiran Iqbal dalam hal jati diri manusia atau tentang eksistensi kita bisa melihatnya dalam puisi asrar-i-kudhi, dalam antologi puisinya itu ia secara jelas mengungkapkan apa itu manusia. Secara jelas kita pahami bahwa ia mentransformasikan pikirannya dalam syair/puisi mengenai manusia, dan hakikat manusia. Dalam puisinya ia memberi saran kepada manusia agar bisa bertafakur kepada Allah dan menyadari akan ke-ada-annya. Dari segi konteks kita bisa melihat bahwa Iqbal sangat terpengaruh oleh pemikiran Nietczhe tentang eksistensi manusia, bagaimana ia berada sebagai seorang ubermen dari ini juga ia membuat paham tentang manusia itu sendiri dengan konsep insan-kamil. Selain itu juga kita bisa melihat bahwa iqbal sangat dipengaruhi dengan pemikiran-pemikiran tasawuf, sehingga selain mengada sebagai seorang manusia yang dinamis ia juga sebagai seseorang yang taat beragama.

Faham dinamisme Iqbal berpengaruh besar terhadap jati diri manusia. Penelusuran terhadap pendapatnya tentang persoalan ini dapat dilihat dari konsepnya tentang ego, ide sentral dalam pemikiran filosofisnya. Kata itu diartikan dengan kepribadian. Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya, bukan sebaliknya, yakni melemahkan pribadinya, seperti yang dilakukan oleh para sufi yang menundukkan jiwa sehingga fana dengan Allah. Pada hakikatnya menafikan diri bukanlah ajaran Islam karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Filsafat khudinya tampaknya merupakan reaksi terhadap kondisi umat Islam yang ketika itu telah dibawa oleh kaum sufi semakin jauh dari tujuan dan maksud Islam yang sebenarnya. Dengan ajaran khudinya, ia mengemukakan pandangan yang dinamis tentang kehidupan dunia.
Konsep tentang hakikat ego (khudi) atau individualitas merupakan konsep dasar dari filsafat M.Iqbal dan menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Menurut Iqbal, khudi secara harfiah adalah ego atau self atau individualitas, merupakan suatu-kesatuan yang riil atau nyata, adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah kreatif yang terarah secara rasional, menjelaskan bahwa hidup bukanlah suatu arus tak berbentuk, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat mengatur, suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan-kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang hidup kearah suatu tujuan konstruktif. Dari segi etika khudi berarti mengendalikan diri sendiri, harga diri, percaya pada diri sendiri, mempertahankan diri, bahkan menonjolkan diri, apabila itu perlu demi kepentingan hidup dan kekuatan untuk tetap membela kebenaran, keadilan dan kewajiban.
Iqbal juga menjelaskan khudi dalam bukunya the Reconstruction of Religous thought in Islam, bahwa realitas tertinggi sebagai suatu ego, dan bahwa hanya dari ego tertinggi itulah ego-ego bermula. Tenaga kreatif ego tertinggi dimana laku dan pikiran adalah identik, berfungsi sebagai satu kesatuan ego. Pencarian ego adalah untuk mendapatkan definisi yang lebih tepat mengenai dirinya. Tindakannya bukan hanya tindakan intelektual, melainkan suatu tindakan vital yang memperdalam seluruh wujud ego, serta mempertajam kemauannya dengan keyakinan kreatif, bahwa dirinya ini bukanlah sesuatu yang hanya melihat atau dikenal melalui konsep demi konsep, melainkan sesuatu yang harus terus dibangun kembali dengan kerja yang tidak putus-putusnya.Tujuan terakhir dari ego memberi batasan tentang dirinya dengan lebih tegas menjadi sesuatu. Kodrat ego, meskipun mempunyai kemampuan berhubungan dengan ego-ego lain, bersifat terpusat pada dirinya sendiri, mempunyai lingkungan individualitas khusus yang tidak memungkinkan ego-ego lain ada di dalamnya jadi suatu ego mempunyai suatu watak yakni sesuatu cara tata laku yang seragam.
Filsafat Iqbal adalah filsafat yang meletakkan kepercayaannya kepada manusia yang dilihatnya mempunyai kemungkinan yang tak terbatas, mempunyai kemauan untuk mengubah dunia dan dirinya sendiri, serta mempunyai kemampuan untuk ikut memperindah dunia. Telah menjadi tanggung jawab manusia untuk mengambil bagian dengan cita-cita yang lebih tinggi dari alam sekitarnya dan turut menentukan nasibnya sendiri. Manusialah yang mengambil inisiatif menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan alam dan mengerahkan seluruh kekuatannya supaya dapat menggunakan tenaga-tenaga alam itu untuk tujuan sendiri. Hidup dan kemajuan roh itu tergantung pula pada terbentuknya hubungan dengan kenyataan hidup yang dihadapinya. Sesungguhnya ilmulah yang mengadakan hubungan-hubungan ini dan ilmu adalah persepsi-inderawi yang diolah dengan pemahaman dan pengertian. Menurut Iqbal tidak cukup dengan persepsi inderawi saja tetapi harus dilengkapi dengan ‘fuad atau ‘qalb yaitu hati. Hati merupakan cara lain dalam berhubungan dengan kenyataan. Kerja hati adalah untuk menguraikan masalah-masalah kejiwaan, mistik dan kegaiban.
Iqbal menafsirkan insan al-kamil, atau manusia utama, setiap manusia potensial adalah suatu mikrokosmos dan insan yang telah sempurna kerohaniannya menjadi cermin dari sifat-sifat tuhan, sehingga sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau wakil tuhan di muka bumi. Menurut Iqbal bahwa setiap manusia merupakan suatu pribadi menjadi suatu ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah ia menjadi pribadi yang utama. Dia yang dekat kepada tuhan adalah yang utama, semakin dekat semakin utama. Sedangkan kian jauh jaraknya dari tuhan, kian berkurang bobot kepribadiaanya. Menurutnya tujuan dari seluruh kehidupan adalah membentuk insan yang mulia dan setiap pribadi haruslah berusaha untuk mencapainya. Insan al-kamil itu memberikan kita ukuran baik dan buruk, apa yang dapat memperkuat pribadi adalah bersifat baik dan apa yang melamahkan bersifat buruk. Hal-hal yang dapat memperkuat pribadi seseorang itu ialah:
1.      Cinta kasih
2.      Semangat atau keberanian, termasuk bekerja kreatif dan orisinil, artinya asli dari hasil kreasinya sendiri dan mandiri
3.      Toleransi
4.      Faqr, artinya sikap tidak mengharapkan imbalan dan ganjaran yang akan diberikan dunia.
Hal-hal yang dapat melemahkan pribadi seseorang itu ialah:
1.      takut
2.      suka meminta-minta
3.      perbudakan

4.     sombong 

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  الطريقة   المادة الترتيب (أقوم أمام الباب قائلا)   إلقاء السّلام ...