PENDAHULUAN
Biologi
mulai mengalami kematangan pada tanggal 24 November 1859, pada saat Charles
Darwin menerbitkan buku On the Origin of Species by Means of Natural Selection.
Buku darwin yang menyajikan kasus-kasus yang meyakinkan tentang evolusi,
menghubungkan apa yang sebelumnya dilihat sebagai sesuatu kumpulan fakta yang
membingungkan dan tidak saling berkaitan menjadi suatu pandangan kohesif
mengenai kehidupan. Dalam biologi, evolusi mengacu pada proses yang telah
mengubah bentuk kehidupan diatas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai
membentuk keanekaragaman yang sangat luas. Darwin mengetengahkan berbagai topik
yang populer dalam biologi: besarnya keanekaragaman dalam organisme, asal usul
organisme dan kekerabatan, kemiripan dan perbedaanya, penyebaran geografisnya
dan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Darwin
menyatakan dua hal penting dalam buku The Origin of Species. Pertama,
berdasarkan bukti Darwin berpendapat bahwa spesies tidak diciptakan dalam
bentuknya sekarang ini, tetapi
berevolusi dari spesies nenek moyangnya. Kedua, Darwin menyatakan suatu
mekanisme untuk berevolusi yang ia sebut seleksi alam. Mengenai seleksi alam
suatu populasi organisme dapat berubah dengan berjalannya waktu sebagai akibat
dari suatu individu dengan sifat tertentu yang dapat diwariskan yang
menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding individu lain.[1]
Dalam
pembahasan berikut akan di jelaskan kembali tema tentang teori evolusi dan
adanya kontradiksi antara teori evolusi Darwin dalam pandangan Islam.
PEMBAHASAN
A. Evolusi
Kehidupan
Mahluk
hidup di permukaan bumi beraneka ragam, tetapi secara garis besar mahluk hidup
itu dapat di golongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan dan hewan.
Sebagian
orang ahli berpendapat bahwa mahluk yang ada pada saat ini tidak memiliki
hubungan dengan mahluk terdahulu, karena ada saat tertentu terjadi kiamat (katastropy)
sehingga mahluk yang dahulu musnah di ganti dengan mahluk yang baru. Tetapi
pendapat ini banyak ditinggalkan oleh para ahli dan sebagian besar cenderung
berpendapat bahwa mahluk yang ada pada saat ini berasal dari mahluk dahulu melalui perubahan sedikit
demi sedikit.
Dalam
teori evolusi dikatakan bahwa mahluk yang mula-mula adalah sangat sederhana
tingkatannya, bersel tungal dan hidup dari bahan anorganis, sehingga terbentuk
tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya
berevolusi menjadi mahluk yang beraneka ragam seperti saat ini.
1.
Teori lamarck (1744 - 1829)
Tentang
mekanisme perubahan mahluk hidup Lamarck berpendapat bahwa evolusi
merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Mahluk dalam kegiatannya
mencari makanan untuk hidup, beradaptasi dengan lingkungannya dan memperoleh
sifat-sifat yang lebih cocok dan lebih baik dengan lingkungannya. Sifat yang
baik tersebut diwariskan pada keturunannya, sehingga keturunan mempunyai sifat
yang relatif baik atau lebih maju dari pada induknya. Dengan demikian suatu
spesies atau mahluk hidup lambat laun berubah kearah kemajuan.[2] Menurut
lamarck evolusi juga terjadi karena adaptasi, sedangkan adaptasi timbul karena
diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi karena adanya
keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Menurutnya, tingkat perkembangan suatu organ sebanding dengan penggunaannya dan
apa yang diperoleh atau diubah pada individu dalam masa hidupnya adalah kekal,
dan jika terdapat pada dua jenis kelamin, sifat tersebut akan diturunkan.
2.
Teori Darwin (1809 - 1882)
Darwin tidak menyetujui
adanya teori pewarisan. Ia percaya lingkungan memiliki pengaruh terhadap
mahluk, tetapi sifat-sifat baru yang tidak terbawa dari kelahiran tidak
diwariskan. Ia berpendapat bahwa tidak ada mahluk yang sama. Mahluk yang tidak
sama tersebut harus bekompetisi untuk mencari makan dan hidup, dan Darwin
mengemukakan hukum seleksi alam sebagai penyebab evolusi.
1)
Semua mahluk berjuang untuk hidup
2)
Yang lestari ialah yang paling kuat.
Akibat persaingan
tersebut sehingga pada kehidupan seterusnya yang tertinggal adalah yang kuat-kuat
dan yang baik-baik saja, sehingga keturununannya akan lebih baik. Dari
keturunan ini akan terpiih lagi yang terkuat dan terbaik dan seterusnya.
3.
Teori Darwin-wiesmann
Pada zaman Darwin belum
diketahui khromosom dan gen sebagai asal dari sifat keturunan. Wiesmann
melengkapi teori Darwin dengan pernyataan:
1)
Evolusi merupakan masalah genetika
menyangkut masalah bagaimana gen-gen diwariskan melalui sel-sel kelamin.
2)
Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam.
4.
Teori De Vries
De Vries dalah seorang
botanikus belanda mengungkapkan teorinya bahwa perubahan pada evolusi
disebabkan oleh adanya mutasi gen. Mutasi adalah perubahan sempurna yang
tumbuh dalam gen dan mengakibatkan adanya perubahan sifat dan keturunan.[3]
B. Teori
Evolusi dan Rekayasa Reproduksi Menurut
Islam
Darwin dalam bukunya On
The Origin of Species yang
terbit di Inggris tahun 1959 M, berusah mengetengahkan sebuah teori mengenai
asal-usul species melalui seleksi alam. Darwin berusaha menemukan
mekanisme, bahwa satu species dapat berubah menjadi species lain.
Darwinisme yaitu Pengikut Darwin yang paling ekstrim, menganggap
mekanisme Darwin sebagai acuan bahwa manusia adalah keturunan kera.
Atas Darwinisme
tersebut, P.P. Grasse dalam bukunya L’homme Accusation manusia berusaha
mencari bukti kebenaran Darwinisme dan para pengikutnya, melalui penelitian
secara teliti dan mengumpulkan pendapat tentang perbedaan antara kera dan
siamang, siamang dan gorila, gorila dan manusiabaik secara isiologis, anatomis
maupun biologis. Akhirnaya P.P. Grasse menyimpulkan bahwa manusia dan kera
berbeda.
Sejak
14 abad yang lalu, al-Quran telah menegaskan bahwa manusia bukanlah keturunan
kera. Manusia pertama diciptakan oleh Allah dari tanah. Manusia terdiri atas
materi dan ruh yang diciptakan dari tanah yang kemudian menjadi lumpur
hitam yang diberi petunjuk lalu menjadi
tanah kering seperti tembikar dan disempurnakan bentuknya. Allah meniupkan ruh
(ciptaanNya), maka jadilah manusia pertama. Firman Allah yang artinya:
“Dan
(ingtlah), ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku
telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah Ku-tiupkan kedalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu dengannya dengan bersujud”. (Q.S. Al-Hijr: 28
dan 29)[4]
Menurut
Dr. M. Utsman Najati, kata ruh dalam al-Quran memiliki berbagai arti yang
menguraikan penciptaan Adam (manusia pertama) adalah ruh ciptaan Allah dan
merupakan unsur tertinggi yang membuat manusia siap untuk memiliki sifat yang
luhur, mengikuti kebenaran serta memiliki kesiapan untuk merealisasikannya.
Sehingga, ruh adalah aspek yang membedakan manusia dengan mahluk lain.
Teori
penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat
manusia dan semua makhluk yang lain) termasuk di dalamnya suatu yang diciptakan oleh Allah dan dijalankan
oleh Allah dalam setiap waktu. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut,
‘Berkata Firaun, ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?’ Musa berkata, ‘Tuhan
kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Thaha: 49-50).
Inilah
teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia
mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang
spesifik. Al-Qur’an menyatakan bahwa penciptaan itu berlangsung selama enam
hari, dan kata ‘hari’ telah diinterpretasikan secara literal bukan sebagai
waktu dua puluh empat jam, tetapi sebagai periode atau tahapan waktu untuk
menyempurnakan ciptaan [32:5].
‘Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta
Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di hari kiamat.’ (al-Mu’minun: 12-16)
Jadi,
al-Qur’an menolak teori Evolutionary Creationism (penciptaan dengan cara
evolusi). Sebaliknya, dapat ditemukan berbagai konstruksi dari sel-sel binatang
dan manusia.
Dari
ayat-ayat , dapat disimpulkan bahwa Adam diciptakan dari tanah liat secara
langsung, atau secara tidak langsung dari bahan dasar lumpur yang dikembangkan
melalui mekanisme evolusi yang terarah. (Oleh: Salama Abdul Hadi, Phd.)
Kesimpulan
Dalam
menyikapi adanya perbedaan antara pandangan barat dan Islam mengenai teori
evolusi, kita menyikapinya dengan bijak. Sebagai seorang muslim sudah jelas
dalam alQuran dan al Hadits bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan
serangkaian proses rumitnya, maka tidak benar adanya apabila manusia berasal
dari evolusinya kera.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell
,dkk, Biologi jilid 2 (Jakarta:
Erlangga,2003)
DRS.
Maskoeri Jasin, IAD untuk PT dan umum (Surabaya: PT Bina Ilmu,1988)
DRS. Mawardi dan Ir. Nur
Hidayati, IAD ISD IBD (Bandung: Pustaka Setia,2004)
No comments:
Post a Comment