Thursday, November 9, 2017

EVOLUSI DALAM BIOLOGI


PENDAHULUAN
Biologi mulai mengalami kematangan pada tanggal 24 November 1859, pada saat Charles Darwin menerbitkan buku On the Origin of Species by Means of Natural Selection. Buku darwin yang menyajikan kasus-kasus yang meyakinkan tentang evolusi, menghubungkan apa yang sebelumnya dilihat sebagai sesuatu kumpulan fakta yang membingungkan dan tidak saling berkaitan menjadi suatu pandangan kohesif mengenai kehidupan. Dalam biologi, evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan diatas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk keanekaragaman yang sangat luas. Darwin mengetengahkan berbagai topik yang populer dalam biologi: besarnya keanekaragaman dalam organisme, asal usul organisme dan kekerabatan, kemiripan dan perbedaanya, penyebaran geografisnya dan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Darwin menyatakan dua hal penting dalam buku The Origin of Species. Pertama, berdasarkan bukti Darwin berpendapat bahwa spesies tidak diciptakan dalam bentuknya sekarang ini,  tetapi berevolusi dari spesies nenek moyangnya. Kedua, Darwin menyatakan suatu mekanisme untuk berevolusi yang ia sebut seleksi alam. Mengenai seleksi alam suatu populasi organisme dapat berubah dengan berjalannya waktu sebagai akibat dari suatu individu dengan sifat tertentu yang dapat diwariskan yang menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding individu lain.[1]
Dalam pembahasan berikut akan di jelaskan kembali tema tentang teori evolusi dan adanya kontradiksi antara teori evolusi Darwin dalam pandangan Islam.








PEMBAHASAN
A.  Evolusi Kehidupan
Mahluk hidup di permukaan bumi beraneka ragam, tetapi secara garis besar mahluk hidup itu dapat di golongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan dan hewan.
Sebagian orang ahli berpendapat bahwa mahluk yang ada pada saat ini tidak memiliki hubungan dengan mahluk terdahulu, karena ada saat tertentu terjadi kiamat (katastropy) sehingga mahluk yang dahulu musnah di ganti dengan mahluk yang baru. Tetapi pendapat ini banyak ditinggalkan oleh para ahli dan sebagian besar cenderung berpendapat bahwa mahluk yang ada pada saat ini berasal  dari mahluk dahulu melalui perubahan sedikit demi sedikit.
Dalam teori evolusi dikatakan bahwa mahluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatannya, bersel tungal dan hidup dari bahan anorganis, sehingga terbentuk tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi menjadi mahluk yang beraneka ragam seperti saat ini.
1.    Teori lamarck (1744 - 1829)
Tentang mekanisme perubahan mahluk hidup Lamarck berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Mahluk dalam kegiatannya mencari makanan untuk hidup, beradaptasi dengan lingkungannya dan memperoleh sifat-sifat yang lebih cocok dan lebih baik dengan lingkungannya. Sifat yang baik tersebut diwariskan pada keturunannya, sehingga keturunan mempunyai sifat yang relatif baik atau lebih maju dari pada induknya. Dengan demikian suatu spesies atau mahluk hidup lambat laun berubah kearah kemajuan.[2] Menurut lamarck evolusi juga terjadi karena adaptasi, sedangkan adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan. Menurutnya, tingkat perkembangan suatu organ sebanding dengan penggunaannya dan apa yang diperoleh atau diubah pada individu dalam masa hidupnya adalah kekal, dan jika terdapat pada dua jenis kelamin, sifat tersebut akan diturunkan.   
2.    Teori Darwin (1809 - 1882)
Darwin tidak menyetujui adanya teori pewarisan. Ia percaya lingkungan memiliki pengaruh terhadap mahluk, tetapi sifat-sifat baru yang tidak terbawa dari kelahiran tidak diwariskan. Ia berpendapat bahwa tidak ada mahluk yang sama. Mahluk yang tidak sama tersebut harus bekompetisi untuk mencari makan dan hidup, dan Darwin mengemukakan hukum seleksi alam sebagai penyebab evolusi.
1)        Semua mahluk berjuang untuk hidup 
2)        Yang lestari ialah yang paling kuat.
Akibat persaingan tersebut sehingga pada kehidupan seterusnya yang tertinggal adalah yang kuat-kuat dan yang baik-baik saja, sehingga keturununannya akan lebih baik. Dari keturunan ini akan terpiih lagi yang terkuat dan terbaik dan seterusnya.
3.    Teori Darwin-wiesmann
Pada zaman Darwin belum diketahui khromosom dan gen sebagai asal dari sifat keturunan. Wiesmann melengkapi teori Darwin dengan pernyataan:
1)        Evolusi merupakan masalah genetika menyangkut masalah bagaimana gen-gen diwariskan melalui sel-sel kelamin.
2)        Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam.
4.    Teori De Vries
De Vries dalah seorang botanikus belanda mengungkapkan teorinya bahwa perubahan pada evolusi disebabkan oleh adanya mutasi gen. Mutasi adalah perubahan sempurna yang tumbuh dalam gen dan mengakibatkan adanya perubahan sifat dan keturunan.[3]

B.     Teori Evolusi dan Rekayasa Reproduksi Menurut  Islam
Darwin dalam bukunya On The Origin of Species yang terbit di Inggris tahun 1959 M, berusah mengetengahkan sebuah teori mengenai asal-usul species melalui seleksi alam. Darwin berusaha menemukan mekanisme, bahwa satu species dapat berubah menjadi species lain. Darwinisme yaitu Pengikut Darwin yang paling ekstrim, menganggap mekanisme Darwin sebagai acuan bahwa manusia adalah keturunan kera.
Atas Darwinisme tersebut, P.P. Grasse dalam bukunya L’homme Accusation manusia berusaha mencari bukti kebenaran Darwinisme dan para pengikutnya, melalui penelitian secara teliti dan mengumpulkan pendapat tentang perbedaan antara kera dan siamang, siamang dan gorila, gorila dan manusiabaik secara isiologis, anatomis maupun biologis. Akhirnaya P.P. Grasse menyimpulkan bahwa manusia dan kera berbeda.
Sejak 14 abad yang lalu, al-Quran telah menegaskan bahwa manusia bukanlah keturunan kera. Manusia pertama diciptakan oleh Allah dari tanah. Manusia terdiri atas materi dan ruh yang diciptakan dari tanah yang kemudian menjadi lumpur hitam  yang diberi petunjuk lalu menjadi tanah kering seperti tembikar dan disempurnakan bentuknya. Allah meniupkan ruh (ciptaanNya), maka jadilah manusia pertama. Firman Allah yang artinya:
“Dan (ingtlah), ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku  telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah Ku-tiupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu dengannya dengan bersujud”. (Q.S. Al-Hijr: 28 dan 29)[4]
Menurut Dr. M. Utsman Najati, kata ruh dalam al-Quran memiliki berbagai arti yang menguraikan penciptaan Adam (manusia pertama) adalah ruh ciptaan Allah dan merupakan unsur tertinggi yang membuat manusia siap untuk memiliki sifat yang luhur, mengikuti kebenaran serta memiliki kesiapan untuk merealisasikannya. Sehingga, ruh adalah aspek yang membedakan manusia dengan mahluk lain.
Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) termasuk di dalamnya suatu  yang diciptakan oleh Allah dan dijalankan oleh Allah dalam setiap waktu. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut, ‘Berkata Firaun, ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?’ Musa berkata, ‘Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Thaha: 49-50).
Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik. Al-Qur’an menyatakan bahwa penciptaan itu berlangsung selama enam hari, dan kata ‘hari’ telah diinterpretasikan secara literal bukan sebagai waktu dua puluh empat jam, tetapi sebagai periode atau tahapan waktu untuk menyempurnakan ciptaan [32:5].
‘Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.’ (al-Mu’minun: 12-16)
Jadi, al-Qur’an menolak teori Evolutionary Creationism (penciptaan dengan cara evolusi). Sebaliknya, dapat ditemukan berbagai konstruksi dari sel-sel binatang dan manusia.
Dari ayat-ayat , dapat disimpulkan bahwa Adam diciptakan dari tanah liat secara langsung, atau secara tidak langsung dari bahan dasar lumpur yang dikembangkan melalui mekanisme evolusi yang terarah. (Oleh: Salama Abdul Hadi, Phd.)
         


















Kesimpulan
Dalam menyikapi adanya perbedaan antara pandangan barat dan Islam mengenai teori evolusi, kita menyikapinya dengan bijak. Sebagai seorang muslim sudah jelas dalam alQuran dan al Hadits bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan serangkaian proses rumitnya, maka tidak benar adanya apabila manusia berasal dari evolusinya kera.







DAFTAR PUSTAKA
Campbell ,dkk, Biologi jilid 2  (Jakarta: Erlangga,2003)
DRS. Maskoeri Jasin, IAD untuk PT dan umum (Surabaya: PT Bina Ilmu,1988)
DRS. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD ISD IBD (Bandung: Pustaka Setia,2004)



[1] Campbell ,dkk, Biologi jilid 2  (Jakarta: Erlangga,2003)hlm.5.
[2] DRS. Maskoeri Jasin, IAD untuk PT dan umum (Surabaya: PT Bina Ilmu,1988)hlm.100.
[3] DRS. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD ISD IBD (Bandung: Pustaka Setia,2004) hlm.53
[4] DRS. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD ISD IBD (Bandung: Pustaka Setia,2004) hlm.59

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  الطريقة   المادة الترتيب (أقوم أمام الباب قائلا)   إلقاء السّلام ...