PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ISLAM
Penulis : Rahmad F
Penulis : Rahmad F
A.
Paradigma dasar
psikologi perkembangan islam
Psikologi perkembangan islami memandang manusia berdasarkan citra
manusia menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam konsep islam, manusia dipandang
sebagai makhuk Allah yang diserahi tugas sebagai khalifah dimuka bumi. Elemen
penting yang membedaka pendekatan islam dengan pendekatan barat adalah fakta
adanya ketentuan Allah.
1.
Prinsip dasar
psikologi perkembangan islami
a.
Kehidupan
manusia (pertumbuhan dan perkembangan) merupakan proses yng bertahap.
Hal ini merupakan perinsip utama dari perkembanga yang dapat
dipahami dar Al-Qur’an. Pertumbuhan da perkembangan tidk terjadi sertamera
dalam satu waktu, namun melalui tahapanyang telah ditentukan ukurannya yang
membuatnya berjalan dalam prose yang berangsur-angsur atau gradual.
b.
Pertumbuhan dan
perkembanga manusia memiliki pola tertantu.
Menurut Al-Qur’an pola perkembangan manusia memiliki pola umum
yanga dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan ndividual.
Pola yang terjad ialah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaaan yang lemah
menuju keadaaan yang kuat dan kemudian kembali melemah.
c.
Perkembangan
manusia adalah proses kumulatif dan simulatif.
Al-Qur’an menyatakan postulat bahwa perkembangan manusia secara
alamiah bersifat kumulatif. Dengan kata lain, setip perkembangan baru yang
dicapai atau dialami individu merupakan penambahan dari perkmbangan-perembangan
sebelumnya.
d.
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia melampaui keberadaan fenomena dunia.
Al-Qur’an mengkaji bahwa kehidupan saat ni sebagai dasar kehidupan
lain yang lebih permanen dan kekal. Manusia akan mengalami transformasi kepada
bentuk kehidupan lain yag perumbuhan dan perkembangannya bersifat transdental
dan lebih tingi. Ketakutan manusia akan kematian dan apa yang terjadi
didalamnya merupakan bagian alamiah dari manusia dan mempengaruhi dposisi dan
perkembangan manusia.
e.
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia melalui periode keritis dan sensitif tertentu.
Periode dan fase formatif secara esensial sagat penting, karena
meletakkan dasar bagi perkembangan selanjutnya yang dalam hal ini seluruh
periode perkelahiran, bayi, anak-anak dan remaja dianggap sensitif.
2.
Faktor yang
mempengaruhi perkembangan dalam perspektif islam
Dalam perspektif iflam perulu diingat, bahwa faktor ketentuan Allah
merpakan halyang juga mempengaruhi proses pekebangan dan pertumbuhan. Dengan
deikian, di dalam islam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi
faktor hereditas, faktor ingkungan dan faktor ketentuan selain Allah. Selain
itu manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi, juga dianugerahkan kebebasan
berkehendak yang terbatas jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah.
3.
Manusia sebagai
khalifah Allah
Manusia pada dasarnaya diciptakan Alahsebagai makhluk yang suci dan
beiman. Manusia diciptakan Alah dengan membawa citra ketuhanan didalam dirinya,
yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah.
4.
Perbedaan
idividual dalam perkembangan menurut Al-Qur’an
Perbedaan individual merupakan kehendak Allah dan ditentukan
melalui pembawaan hereditas dan pengaruh lingkungan. Al-Qur’an menyatakan bahwa
manusia berbeda-beda antara satu sama lainnya dalam sifat, karakter, perilaku
dan perbuatan.
B.
Faktor
hereditas dalam perkembangan
Dalam hereditas karakteristik seseorang dpengaruhi oleh gen yang
merupakan karakteristik bawaan yang diwariskan dari orang tuanya yang akan
terlihat sebagai karakteristik yang dapat di observasi atau di ukur.
1.
Kode dan proses
genetik
Al-Qur’an telah membicarakan tentang konsep genetika jauh sebelum
teori George Mendel (1822-184) yag telah diakui oleh dunia ilmiah. Al-Qur’an
mengatakan bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah.
Diferensial dapat terjadi meskipun masing-masing sel membawa prgram
yang lengkap karena gen dapat bergantian berfungsi atau tidak. Tidak semua gen
aktif setiap saat. Hal ini terjadi sesuai dengan tanggapan terhadap sinyal yang
diberikan sel ketika melakukan elaborasi terhadap program yang dilakukan.
Setiap sel dapat menghasilkan kebaranya sediri, dengan tujuan dan fungsi yang
tidak bertentangan.
2.
Penentuan jenis
kelamin
Menurut Al-Qur’an, prototip jenis kelamin sudah mulai ditentukan ketika
terjadi penciptaan tetesan (nutfah) yang kemudian disempurnakan dalam
proses embrionik didalam rahim ibu. Al-Qur’an juga mungkin telah menggambarkan
penentuan sel kelamin melalui pembeahan meiosis dari sel yang tunggal.
Sebagaimana yang telah djelaskan dalam surat An-Nisa : ayat 1.
3.
Perinsip
ekspresi genetik
Penelitian saat ini meunjukan setidakya terdapat lima jenis
ekspresi genetik, yaitu: pewarisan dominan-resesif sederhana, kodominan,
pewarisan yang berkaitan degan jenis kelamin, cetak genetik dan pewarisan
poligenik ataupun pewarisan gen berganda.
4.
Genetk dan
abnormalitas
Abormalitas dapat terjadi pada masa pembuahan karena faktor
genetik. Abnrmalitas ini dapat saja tidak terlihat pada saat kelahiran bayi,
dan baru muncul beberapa saat kemudian, setelah tahap perkembangan fisik
tertenutu. Masalah ini diduga disebabkan karena kelainan genetik atau kromosom.
5.
Mutasi genetik
Dalam perspektif islam mutasi genetik tidak terjadi secara sepontan
atau kebetulan. Mutasi gen terjadi karena adanya ketentuan Allah sebagaimana
yang telah diterangkan dakal A-Quran yaitu surat Ali-Imran ayat ke 5.
C.
Perkembangan
perkelahian
Menurut perspekif islam, kehidupan manusia telah dimlai pada saat
lahir. Manusia memiliki ruh yag tela hidup sebelum saat kelahirannya di dunia.
Pada satu hari, yang disebut hari mitsaq, seluruh ruh manusia berkupul
untuk mengucapkan kesaksian mengakui keesaan dan ketuhnan Allah. Ruh manusia
tersebut kemudian ditiupkan malaikat untuk masuk ke dalam jasmani manusia pada
saat ia dikandung ibunya.
1.
Tahap
perkembangan perkelahian
Ilmuan telah membagi tahap perkembangan perkelahiran menjadi 3
periode, yaitu:
a.
Tahap germinal
(dari pembuahan sampai dua mnggu) yaitu merupakan awal dari kehidupa manusia.
b.
Tahap embiro
(dari dua minggu sampai delapan minggu)
c.
Tahap petus
(dua sampai sembilan bulan)
Bayi dalam perut ibu sering digambrkan sebagai sesuatu yang berada
dalam tiga kegelapan yang merupakan laisan yang menjagai keamanan bayi. Tiga
kegelapan tersebut adalah kegelapan dalam dinding perut, kegelapan dala dinding
rahim, dan kegelapan dalam seaput yag menutup anak dalam rahim.
2.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehailan
Lngkungan dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. Al-Qur’an
menyatakan bahwa faktor eksternal merupakn salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi peroses kehamilan. Hal terseut terlhat dar ayat yang menceritakan
gugurna seluruh kndungan dalam rahim ibu, karena kegoncangan yag sangat dahsyat
yang dialam pada hari iamat, yang merupakan faktor eksternal. Berbagai faktor
eksternal tidak hanya dapat mendatangkan keguguran, namun juga ketidak sempurnaan
dari bayi yang dikandung ibu. Lain dari pada itu, kondisi emosional ibu, asupan
gizi ibu dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilannya.
3.
Proses
kelahiran dan pasca lahir
Dalam A-Qur’an dinyatakan bahwa Allah sangat menghargai keulitan
dan penderitaan bu ketika melahirkan, untuk menghargai hal ini, Allah
memberikan kewajiban kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya,
terutama ibu, karena tanggung jawab tanggung jawab reproduksi yang
dimilikinuya.
D.
Perkembangan
fisik
Allah, melalui hukum penciptaan_Nya telah menciptakan tahap demi
tahap bentu tubuh manusia. Dia mengganti unsur yang tidak bermangaat degan
unsur yang lebih baik, sehingga terjadi keseimbangan, proporsi dan simetri yang
baik.
1.
Periode
pertumbuhan
Periode ini merupakan tahap dimana pertumbuha dan perkembangan
berlangsung sagat cepat, terutama pada tahun-tahun pertama. Tahap ini dimulai
dari saat bayi lahir (0 tahun) sampai akhir dewasa muda (30-an tahun). Pada
usia 30-an tahun individu dianggap telah memiliki kematangan penuh, baik dari
segi fisik maupun intelektual.
Menurut perinsip cephalocaudal, urutan kematangan dan
pertumbuhan fisik dimulai dari daerah kepala sampai pada daerah tulang ekor.
Pada awal kelahiarnnya, bayi menghabiskan kenbanyakan waktunya degan tidur, da masih
memiliki pengilihatan yang buruk. Mereka dapat melihat, namun penglihatannya
masih kabur. Dan untuk memperleh perkebangan bayi yang lebih optimal, pada
tahap selanjutnya, nenbutuhkan stimulasi dari luar, Nabi Muhammad melihat
pentingnya stimulasi dalam usia dini.
Priode sensorimotorik terdapa dalam enem subtahap, yaitu: pertama
berlangsung dari kelahiran sampa kira-kira enam minggu dan merupakan tahap
perlembangan refleks, kedua pada enam minggu sampai empat bulan dan
merupakan tahap perkembangan kebiasaan. ketiga empat sampa sembilan
bulan dan merupakan
2.
Periode
pencapaian kematangan
3.
Periode usia
baya
4.
Periode penuaan
E.
Perkembangan
kognitif
1.
Dasar awal
kognitif: pengindraan, persepsi dan belajar
2.
Perkembangan
kognitif
3.
Sistem
pengolahan informasi pada manusia
4.
inteigensi
F.
Perkembangan
emosional
1.
Kekayaan emosi
manusia
2.
Perkembangan
ekspresi emosi
3.
Pengauran emosi
4.
Perkembangan
temperamen
5.
Ikatan emosinal
G.
Perkembangan
sosial
1.
Identitas diri
manusia sebagai khalifah Allah
2.
Pembentukan
identitas dan konflik psikososisal
3.
Mengetahui
orang lain: kognisi sosial
4.
Perkembangan
ruang sosial dan sistem bioekologikal
H.
Perkembangan
bahasa
1.
Manusia sebaga
makhluk simbolik
2.
Perkembangan
kemampuan bahasa
3.
multilingualisme
I.
Perkembangan
jenis kelamin
1.
Penggolongan
gender
2.
Perkembangan
penggolongan gender
3.
Perkembangan
keperibadian dan peran jenis kelamin
J.
Perkambangan
moral
1.
Pengertian
moralitas
2.
Perilaku-perilaku
dasar moral
3.
Perkembangan
penalaran moral
4.
Tindakan moral:
menahan godaan
K.
Perkembangan
spiritual
1.
Pengertian
spiritualitas
2.
Perkembangan
spritualitas
3.
Pengukuran:
inteligensi spiritual
L.
Kematian dan
kehidupan setelah mati
1.
Pegalaman
mendekati kematian
2.
Proses kematian
3.
Kehidupan
setelah mati
4.
Pendidikan
kematian
No comments:
Post a Comment