PENDAHULUAN
Penulis : Rahmad F
Penulis : Rahmad F
Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh
instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan
menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda
untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa
mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang
diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan
dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat
dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa
pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value.
Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pada makalah ini berusaha memuat tentang : landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi .
1.
Landasan
Hukum
Kata landasan
dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu
kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku
yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan
sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat
diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a.
Pendidikan menurut Undang-Undang 1945Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hokum tertinggi di
Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang
Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan
tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat
1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2
pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan
kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang – Undang.
b.
Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
Tidak semua pasal
akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal penting terutama
yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk
mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat
2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar
pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar 1945, yang
selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori – teori
pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak
boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1
Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi
tenaga kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan
mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan,
penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laboran, dan
teknisi sumber belajar.”
2.
Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan
ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar – akarnya
mengenai pendidikanAgar uraian tentang filsafat pendidikan ini menjadi lebih
lengkap, berikut akan dipaparkan tentang beberapa aliran filsafat pendidikan
yang dominan di dunia ini. Aliran itu ialah
:1.
Esensialis2.
Parenialis3.
Progresivis4. Rekonstruksionis5.
EksistensialisFilsafat pendidikan Esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang
telah terbukti berabad – abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial,
yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Tekanan
pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika.Filsafat
pendidikan Parenialis tidak jauh berbeda dengan filsafat pendidikan Esensialis.
Kalau kebenaran yang esensial pada esensialis ada pada kebudayaan klasik dengan
Great Booknya, maka kebenaran Parenialis ada pada wahyu Tuhan. Tokoh
filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas Aquino.Demikianlah Filsafat
Progresivisme mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika,
ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini, tidak ada tujuan yang pasti.
Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang dipandang benar
karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar.
Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini. Tokoh
filsafat pendidikan Progresivis ini adalah John Dewey.Filsafat pendidikan
Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan
kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Mereka bercita
– cita mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total.Filsafat
pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah
eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia
ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia.
Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan
komitmennya sendiri.
2.
Landasan
Sejarah
Sejarah adalah
keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat
didasari oleh konsep – konsep tertentu.
Sejarah pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di
Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah
pendidikan di Indonesia juga cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak
zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha,
zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada zaman kemerdekaan. Pada waktu
bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus
pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Merka membina anak-anak
dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri
dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu
adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM
MKDK, 1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch
Nederlandse School di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih
dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di
Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri
sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tokoh pendidik
nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke
dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan
semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang
sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada
waktu
itu.
Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada
tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama
Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada
pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM MKDK,
1990).Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang
muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna
bagi masyarakat serta Negara.Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan
yaitu :
1. Perubahan cara berfikir
2. Kemasyarakatan
3. Aktivitas
4. Kreativitas
5. Optimisme
3.
Landasan
Sosial Budaya
Sosial mengacu
kepada hubungan antar individu, antarmasyarakat, dan individu secara alami,
artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan.Sama halnya dengan social,
aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat
dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsure budaya. Materi yang
dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu
pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga
budaya. Sosiologi dan PendidikanSosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya.Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial
itu selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses social didasari oleh
factor-faktor berikut :1. Imitasi2. Sugesti3. Identifikasi4.
Simpati Kebudayaan dan PendidikanKebudayaan menurut Taylor adalah
totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, huku,
moral, adapt, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989)Hassan (1983) misalnya
mengatakan kebudayaan berisi (1) norma-norma, (2) folkways yang
mencakup kebiasaan, adapt, dan tradisi, dan (3) mores, sementara itu
Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut
:1. Gagasan2. Ideologi3. Norma4. Teknologi5.
BendaAgar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu
:1. Kesenian2. Ilmu3. KepandaianKebudayaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :1. Kebudayaan umum, misalnya
kebudayaan Indonesia2. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali,
Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya3. Kebudayaan popular, suatu
kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek daripada kedua macam
kebudayaan terdahulu.
4.
Landasan
Psikologi
Psikologi atau
ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah
roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam
sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan
manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.a.
Psikologi Perkembangan Ada tiga teori atau pendekatan
tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana
Syaodih, 1988)
1.
Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui
tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri pada tahap-tahap
yang lain.
2.
Pendekatan diferensial. Pendekatan ini memandang individu-individu
itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu
orang-orang membuat kelompok-kelompok
3.
Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik
setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat
perkembangan seseorang secara individual. Sementara itu Stanley Hall
penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak
sebagai berikut (Nana Syaodih, 1988)
1.
Masa kanak-kanak ialah umur 0 – 4 tahun sebagai masa
kehidupan binatang.
2.
Masa anak ialah umur 4 – 8 tahun merupakan masa sebagai
manusia pemburu
3.
Masa muda ialah umur 8 – 12 tahun sebagai manusia belum
berbudaya
4.
Masa adolesen ialah umur 12 – dewasa merupakan manusi
berbudaya
No comments:
Post a Comment