Oleh : Rahmad Fitriyanto
1.
Sejarah
Pemikiran Evolusi
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke
waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada
ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai
dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan
esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal
ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis
menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam. Para
naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu
paleontologi dengan
konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa
alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan
teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi
pertama yang ilmiah.
Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan
sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail
menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama
dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam.
Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara diterima dengan cepat, namun
mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima secara sepenuhnya
sampai pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa
faktor-faktor lainlah yang mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat
yang didapatkan (neo-Lamarckisme), dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir
(ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran secara tiba-tiba (Saltasi).
Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an dan 1930-an
memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an,
populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya,
memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.
Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi
pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil
menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan
perbandingan anatomi mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih
mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang
evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji imunologis,
RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat pada gen muncul pada
tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler netral. Pada akhir abad
ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan merombak pohon
kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula faktor-faktor
tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat
sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.
2. Pengertian Dan Definisi Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat)
dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih
kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.
Sedangkan pengertian evolusi menurut ilmu biologi adalah perkembangan
makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju
kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama.
Evolusi berasal dari bahasa latin evolvere "membuka lipatan,"
dari ex- "keluar" + volvere "menggulung" (1641) yang
berarti "membuka lipatan, keluar, berkembang,". Evolusi pada tahun
1622, pada awalnya berarti "membuka gulungan buku"; namun istilah ini
digunakan pertama kali dalam pengertian ilmiah modern pada tahun 1832 oleh
seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia bernama Charles Lyell. Charles Darwin
kemudian menggunaka istilah ini satu kali dalam paragraf penutup bukunya yang
berjudul "The Origin of Species" (Asal mula Spesies) pada tahun 1859.
Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer dan ahli biologi
lainnya.
3.
Mekanisme
dan Contoh Evolusi
A.
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik
(DNA maupun RNA), baik pada taraf
urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom.
mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. mutasi pada gen
dapat mengarah pada munculnya alel
baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi
mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih
rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen),
radiasi
surya
maupun radioaktif,
serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe)
akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik,
mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat
(individu tipe liar atau "wild type").
JENIS-JENIS MUTASI
Ø MUTASI KROMOSOM
yaitu perubahan susunan atau jumlah dari kromosom yang menyebabkan perubahan sifat individu lazim disebut ABERASI.
yaitu perubahan susunan atau jumlah dari kromosom yang menyebabkan perubahan sifat individu lazim disebut ABERASI.
Ø MUTASI GEN
yaitu perubahan gen dalam kromosom (letak dan sifat) yang menyebab-kan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya lazim disebut MUTASI saja.
yaitu perubahan gen dalam kromosom (letak dan sifat) yang menyebab-kan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya lazim disebut MUTASI saja.
SEBAB-SEBAB MUTASI
Ø MUTASI ALAM
misalnya disebabkan sinar kosmis, radioaktif alam yang umumnya bersifat resesif dan merugikan.
misalnya disebabkan sinar kosmis, radioaktif alam yang umumnya bersifat resesif dan merugikan.
Ø MUTASI BUATAN
misalnya dengan sinar X.
misalnya dengan sinar X.
CONTOH-CONTOH MUTASI
Mutasi yang
merugikan :
Ø
Mutasi pada gen mahluk hidup (seperti pd embrio)
yg dapat mengakibatkan kecacatan fisik. Contoh
Gagalnya proses pembekuan darah (hemofili)
pada keluarga kerajaan inggris.
Ø
Mutasi pada virus / bakteri, sehingga
virus/bakteri tsb bisa menjadi kebal atau dpt menulari antar spesies seperti
virus influenza & bakteri antrax. Contoh:

Seperti
pada virus influensa lainnya, virus ini bermutasi secara terus-menerus. Babi
dapat terinfeksi oleh virus avian influensa dan influensa manusia
sebagaimana babi terinfeksi virus flu babi.. Ketika virus flu dari berbagai
macam spesies yang berbeda menginfeksi babi, maka virus-virus tersebut dapat
bercampur/bergabung sehingga menimbulkan variasi baru. Sampai saat ini
ada 4 tipe utama virus influensa tipe A yang telah diisolasi dari babi yaitu :
H1N1, H1N2, H3N2 dan H3N1. Kebanyakan yang ditemukan pada flu babi yang
menyerang manusia adalah HIN1.
Dari
data terbaru ternyata virus ini merupakan campuran antara delapan genetik virus
influenza yang berbeda, bukan lagi genetik virus flu H1N1 biasa. Terjadi
reassortment pada virus flu ini, yang mana flu babi yang baru ini berasal dari
babi yang terkena flu babi, flu burung dan flu manusia.
Mutasi
Menguntungkan :
Ø
Mutasi genetik yg dilakukan terhadap tanaman
untuk mendapatkan varietas bibit unggul dari tanaman tsb.
Ø
Mutasi pada suatu gen (yg dilakukan secara
sengaja utk penelitian) utk mengetahui mengapa & bagaimana mutasi itu dapat
terjadi, utk dapat menjawab masalah & penanggulangan kelainan genetik pada
mahluk hidup terutama manusia. Contoh : Cloning pada domba.

Setelah tahap awal ini adalah bentuk embrio,
dan ini kemudian transfer ke penerima perempuan, di mana embrio berkembang
terus normal.
B.
REKOMBINASI
GEN-GEN DI DALAM SATU KETURUNAN
Reproduksi
seksual merupakan peristiwa yang memunculkan rekombinasi gen secara alamiah.
Rekombinasi gen merupakan mekanisme yang sangat penting dalam proses revolusi.
Adanya kombinasi gen dalam suatu populasi dapat diketahui dengan membandingkan
antara gen dan genotip yang satu dengan genotip yang lain dalam suatu populasi.
Frekuensi pada populasi pada umumnya relative tetap. Perubahan frekuensi gen
dalam populasi dapat diakibatkan oleh peristiwa mutasi, seleksi alam, migrasi,
kombinasi gen, dan seleksi. Jadi jelaslah bahwa rekombinasi gen dapat
menyebabkan perubahan frekunsi gen. dan perubahan frekunsi gen dapat
memunculkan adanya varietas baru. Varietas baru akan mengarah terbentuknya
spesies yang baru.
Contoh-contoh munculnya varietas dan
spesies baru

Mutasi Kucing Ras
Sphynx (dahulu bernama Canadian hairless) adalah ras dengan kucing yang mempunyai bulu pendek atau sedikit
sekali. Bulu kucing tersebut sangat halus
seperti lapisan tipis pada kulit. Ras ini dihasilkan dari kucing-kucing yang mengalami mutasi genetik. Jumlah kucing
ras ini juga masih sangat terbatas dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Zebroid-Kawin-Silang-Zebra-Kuda

Keturunan seekor
keledai jantan dan seekor zebra betina yang disebut zebra hinny juga ada tapi
jarang. Hewan-hewan zebroid telah dilahirkan sejak abad 19. Zebroid pada gambar
di atas, namanya Eclyse, adalah salah satu zebroid yang tidak biasa karena
warna tubuhnya.

Liger
adalah hewan hybird hasil kawin silang singa (panthera leo) jantan dan harimau
(panthera tigris) betina. Sosok liger adalah seekor singa besar yang tubuhnya
bergaris seperti layaknya harimau.
Jenis ini merupakan
yang keluarga kucing terbesar di dunia (untuk spesies murni, Harimau Siberian
adalah yang terbesar).
Toast of Botswana =
Domba + Kambing

Hasil persilangan ini menghasilkan jenis
tengah di antara dua spesies induknya. Kulit luarnya kasar, kulit bagian
dalamnya mengandung wool, kaki-kainya panjang seperti kambing, dan tubuhnya
berat layaknya domba.
Meski tidak subur (infertile), hewan hybird ini memiliki
libido yang tinggi, hingga kadang disebut Bemya (rapist). Biasanya pada umur 10
bulan akan dikebiri karena perilakunya yang mengganggu.
Hasil kawin silang unta dengan ilama ini
pertama dilahirkan tahun 1995. Cama
tidak berpunuk dan memiliki kulit bulu halus yang panjang. Telinga hewan ini
mempunyai panjang tengah-tengah antara unta dan ilama. Kaki-kakinya sangat kuat
untuk bertahan di gurun pasir seperti layaknya unta.
4.
KESIMPULAN
Dari
hasil pembahasan mengenai evolusi serta contoh-contohnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
A. Pemikiran
mengenai evolusi berakar sejak zaman kuno, namun teori evolusi pertama yang
ilmiah muncul pada abad ke – 19 oleh Jean-Baptiste Lamarck
B.
Mutasi, seleksi alam, migrasi dan rekombinasi
gen-gen dalam satu keturunan merupakan penyebab terjadinya evolusi.
C.
Mutasi dapat menguntungkan dan juga dapat
merugikan.
D.
Rekombinasi gen dapat menyebabkan perubahan
frekuensi gen. dan perubahan frekuensi gen dapat memunculkan adanya varietas
baru. Varietas baru akan mengarah terbentuknya spesies yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Sejarah
Pemikiran evolusi, http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_pemikiran_evolusi
Evolusi, http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_(istilah)
Pengertian dan definisi evolusi, http://organisasi.org/
pengertian_arti_definisi_evolusi
Evolusi sebagai teory dan fakta, http://id.wikipedia.org/wiki/ Evolusi_sebagai_teori_dan_fakta
Tim penyusun YSC, Modul Biologi Sma, yogyakarta.
Mutasi, http://id.wikipedia.org
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Menyediakan Deposit Via Pulsa TELKOMSEL / XL
Dompet Digital OVO, DANA, LINK AJA, GOPAY
Link Alternatif :
www.arenakartu.org
100% Memuaskan ^-^