Oleh : Rahmad Fitriyanto
A.
Latar Belakang Masalah
Tersedianya
sumber daya manusia (SDM) yang andal antara lain dicoraki penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkkan bagi sebuah bangsa. Bangsa yang
tidak menguasai iptek serta tidak dibarengi dengan moral (Agama) akan
tertinggal dan terlibas dalam percaturan antar bangsa yang kompetitif. Bangsa
demikian tidak mustahil akan menjadi penonton dalam percaturan dan kancah
persaingan global dan bahkan menjadi penonton dalam aktivitas dan pergulatan di
berbagai sektor kehidupan di negerinya sendiri.
Sumber daya manusia memang saling memiliki hubungan yang
erat dengan iptek dan moral. Dengan penguasaan iptek serta dibarengi dengan
moral yang tinggi diharapkan muncul SDM yang berkualitas; sebaliknya, dengan
SDM yang unggul, iptek akan makin berkembang. Bertalian dengan itu, peran
pendidikan menjadi makin penting dan menentukan, sebab dengan pendidikanlah
iptek dapat dikuasai.Tersedianya SDM yang berkualitas sangat bergantung pada
mutu pendidikan yang dimiliki.
Menyadari peran penting pendidikan, pemerintah terus
berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk peningkatan mutu
pendidikan itu adalah penyempurnaan
kurikulum pendidikan nasional melalui pembaharuan kurikulum yang berbasis
kompetensi (KBK). Namun, betapa pun baiknya kurikulum ini, sebagaimana
disampaikan oleh Siskandar belum menjamin keberhasilan kegiatan pendidikan dan
pengajaran.Ketersediaan guru yang mampu melaksanakan program pengajaran yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi sangatlah besar peranannya
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan.[1]
Peranan
penting guru dalam sistem pendidikan dan pengajaran di sekolah sangtlah jelas.
Menurut Sudiarto, pentingnya guru dalam sistem pendidikan ditunjukkan oleh
peranannya sebagai pihak yang harus mengorganisasi atau mengelola elemen-elemen
lain seperti sistem kurikulum, sistem penyajian bahan pelajaran, sistem
administrasi, dan sistem evaluasi. Dari berbagai peranan itu, nyata sekali
bahwa gurulah pihak yang paling bertanggung jawab bagi keefektifan KBM di
kelas.[2] Peranan penting guru juga dikemukakan
oleh Suyanto yang mengemukakan bahwa guru sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan KBK tersebut. Mereka mestinya diberi berbagai pelatihan,
retraining, re-edukasi, dan semacamnya, agar memahami kurikulum yang baru. Kita
lupa ketika akan memberlakukan kurikulum baru termasuk KBK harus memperhatikan
kesiapan guru untuk bertambah dalam aspek pola pikirnya, filosofisnya, dan
komitmennya.[3]
Walaupun
KBK merupakan inovasi baru namun kunci suksesnya justru terletak pada
kesuksesan para pelaksana di lapangan untuk mengimplementasikannya. Kita selalu
beranggapan bahwa pelaksana khususnya guru dengan sendirinya akan berubah, siap
melaksanakan KBK, dan kemudian kita diam dan beranggapan bahwa siswa kita hebat
telah menguasai kompetensi untuk bekal hidup berkat adanya KBK.
Berbeda
dengan pernyataan Suyanto diatas, Arif Budi Christianto mengemukakan bahwa
implementasi kurikulum berbasis kompentensi (KBK) masih membingungkan guru.
Kebingungan terjadi karena persepsi terhadap KBK beraneka ragam. Ada guru yang
mempunyai persepsi bahwa KBK sama dengan program semester, sehingga sekolah
yang sudah melaksanakan sistem semester maka telah mengimplementasikan KBK sama
dengan model cara belajar siswa aktif (CBSA).Bahkan, yang lebih pesimistis lagi ada yang berpendapat, KBK hanya ganti
kulitnya saja tetapi isinya tetap sama. Hal ini berkaitan dengan pameo yaitu
" ganti materi, ganti kurikulum".[4]
Berangkat
dari pemikiran dan latar belakang diatas dipandang perlu dilakuan penelitian
yang lebih luas dan dalam yang bersifat eksplenatif .Peneletian skripsi ini
bermaksud untuk dapat memberikan informasi yang akurat tentang berbagai
permasalahan berkenaan dengan permasalahan pembelajaran pendidikan agama Islam
berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam hal ini penulis mengadakan
penelitian di sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Yogyakarta.
B.
Rumusan Masalah .
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman guru PAI terhadap
kurikulum berbasis kompetensi di SMA Negeri 3 Yogyakarta?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI
berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi di SMA Negeri 3 Yogyakarta?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk:
a.
Mengetahui pemahaman guru-guru pendidikan agama Islam
(PAI) terhadap kurikulum berbasis
kompetensi (KBK).
b.
Mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama
Islam berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi
c. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
guru pendidikan agama Islam.
d. Mengetahui upaya pencapaian yang dilakukan
guru PAI untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2.
Manfaat Penelitian
a.
Sebagai bahan masukan kepada sekolah SMA Negeri 3
Yogyakarta dalam rangka efisienssi dan efektifitas pelaksanaan KBK khususnya
pembelajaran PAI.
b.
Menambah dan memperkaya khasanah pengetahuan khususnya
bidang pendidikan.
c.
Mengetahui hambatan yang timbul dalam pelaksanaan KBK
khususnya dalam pembelajaran PAI.
d.
Setelah diketahui hambatan yang ditimbulkan dalam pelaksanaan
KBK pada pembelajaran PAI, melalui penelitian ini, maka dapat diberikan
alternatif pemecahannya.
E. Telaah Pustaka
Dalam telaah pustaka ini, telah ada yang membahas
pelaksanaan pengajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi,
antara lain:
Pertama, skripsi saudari Nur Khotimah yang berjudul
"Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kurikulum
berbasis kompetensi di SDIT Hidayatullah Balong Danoharjo Ngaklik Sleman."
Skripsi ini merupakan skripsi lapangan yang memilih lokasi di SDIT Hidayatullah
Balong Danuharjo Ngaklik Sleman, di dalam penelitian ini yang dibahas adalah
proses pembelajaran PAI di SDIT Hidayatullah Balong Danuharjo Ngaklik Sleman
dalam menghadapi kurikulum berbasis kompetensi serta faktor-faktor pendukung
dan penghambat dalam proses pembelajaran PAI.
Kedua, skripsi saudari Nurul Imamah yang berjudul
"Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam mengembangkan kreativitas anak didik
perspektif Pendidikan Agama
Islam."Skripsi ini merupakan penelitian merupakan penelitian
pustaka, dalam skripsi ini dibahas tentang konsep kurikulum berbasis
kompetensi, konsep pengembangan kreativitas anak didik melalui KBK serta
tinjauan pendidikan Islam terhadap pengembangan kreatifitas anak didik melalui
KBK.
Ketiga, skripsi dari saudara Dedy Mustajab ini juga
merupakan penelitian pustaka yang berjudul "Profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi."
Dalam skripsi ini dibahas tentang pengaruh profesionalisme guru dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran pendidikan Islam, bentuk
pemgembangan profesionalisme guru dalam KBK serta pengaruh profesionalitas guru
pendidikan Islam dalam upaya Implementasi KBK
.
Pendidikan
berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu
peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan tersebut
dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau pun sekolah.[5] Berbeda dengan proses yang berlangsung
didua lingkungan pertama, pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat
formal. Pendidikan formal memiliki kurikulum tertulis, dilaksanakan secara
terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif dibawah arahan guru.
Konsep
kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.
Menurut pandangan lama, sebagaimana dikemukakan Zais Kurikulum merupakan
kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar. Pandangan lain seperti dikemukakan
Caswel dan Campbell[6] lebih menekankan kurikulum sebagai
pengalaman. Ahli lain berpandangan bahwa kurikulum merupakan rencana
pendidikan dan pengajaran. Mac Donald, seperti dikutip Sukmadinata,[7]
menegaskan bahwa sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu
mengajar, belajar, pengajaran, dan kurikulum
Peran kurikulum yang begitu penting baik dalam penentuan
keibijaksanaan pendidikan, dan pengambilan keputusan, kurikulum juga memiliki
banyak fungsi bagi para guru, kepala sekolah, dan pelaksanaan pendidikan
lainnya yaitu:
- Fungsi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum
suatu sekolah pada dasarnya merupakan alat atau usaha dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang diajarkan.Bila tujuan yang diinginkan tidak
tercapai maka yang dilihat adalh kurikulumnya.
- Fungsi kurikulum bagi anak didik
Dengan
kurikulum maka anak didik diharapkan memiliki pengalaman baru yang kelak dapat
dikembangkan seurama dengan laju pertumbuhan anak didik.
- Fungsi kurikulum bagi guru.
Pertama, sebagai pedoman kerja dalam
rangka menyusun dan mengorganisia pengalaman belajar anak didi. Keua, sebagai
petunjuk dalam mengadakan evaluasi terhadap siswa, materi pembelajaran, dan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
- Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah.
Sebagai
pedoman supervisi yaitu perbaikan situasi belajar, sebagai pedoman bagi
administrator untuk membangun kurikulum, dan pedoman evaluasi.
- Fungsi kurikulum bagi orang tua.
Agar
orang tua dapat berpartisipasi dalam memajukan putra putrinya.
- Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bertingkat diatasnya
Memelihara
dan mengontrol keseimbangan proses pendidikan.[8]
- Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Sebagai
bahan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan masyarakat didunia luar.[9]
Betapapun banyak pandangan dikemukakan, para ahli dalam
bidang tersebut umumnya sependapat bahwa kurikulum merupakan suatu alat yang
penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan sekolah.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik berupa penguasaan seperangkat kompetensi tertentu.Kurikulum
berbasis kompetensi diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab. KBK ini sendiri sebagai pergeseran penekanan dari content atau isi (apa
yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana harus berfikir, belajar dan melakukan).
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu format yang
menetapkan teng kemampuan apa yang diharapkan dikuasai siswa dalam setiap
tingkatan. Setiap kompetensi menggambarkan langkah kemajuan siswa menuju
kompetensi pada tingkat yang lebih tinggi.
Pada kurikulum berbasis kompetensi guru harus memahami
betul pengertian kompetensi karena mengandung konsekwensi penting dalam memilih
metode pembelajaran berikut evaluasinya.
Dalam
Kurikulum berbasis kompetensi pembelajaran suatu bahan ajar tidak
diorientasikan pada pencapaian target materi melainkan kompetensi apa yang
dapat dicapai oleh peserta didik. Dengan standar kompetensi yang telah
dirumuskan, maka kemampuan peserta didik dalam mempelajari suatu bahan ajar
baik pada aspek pengetahuan, sikap, maupun perilaku menunjukkan tingkatan yang
jelas.Dengan kompetensi dasar dan indikator keberhasilan belajar, maka hasil
belajar PAI lebih mudah diukur.
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman.
c.
Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
dan metode yang bervariasi.
d.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
e.
Penilaian penekanan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Dalam
peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000 Pasal 2 ayat (3), ditetapkan
kewenangan pemerintah pusat dibidang pendidikan dan kebudayan, diantaranya
adalah:
a.
Penetapan standar kemampuan siswa dan warga belajar
serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional
serta pedoman pelaksanaannya.
b. Penetapan materi standar pelajaran pokok.
Berdasarkan ketentuan tersebut standar
nasional kemampuan dasar pendidikan agama Islam di SMU diorganisasikan dengan
komponenpokok:
a.
Kompetensi dasar
b.
Materi pokok
c.
Indikator[11]
1)
Kompetesi dasar
Kompetensi dasar berisi kemampuan minimal
yang harus dikuasai oleh siswa selama menempuh pendidikan di SMU. Kompetensi
ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Islam. Kemampuan-kemampuan yang
tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabarab dari
kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMU, yaitu:
a) Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun
iman yang lain dengan meengetahui fungsi dan hikmahnya serta terrefleksi dalam
sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertical maupun
horizontal.
b) Dapat membaca, menulis, dan memahami
ayat-ayat Al Quran serta mengetagui hokum bacaannya dan mampu
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mampu beribadah dengan baik sesuai dengaan
tuntunan sariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunat.
d) Dapat meneladani sifat, sikap, dan
kepribadian Rosulullah, sahabat, dan tabi`in serta mampu mengambil hikmah dari
sejarah perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari-harimasa kini dan
masa depan.
e)
Mampu mengamalkan sistem mu`amalat Islam dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Seperti tergambar dalam kemampuan dasar umum diatas,
kemampuan dasar tiap kelas yang tercantum dalam standar nasional juga
dikelompokkan ke dalam lima unsur pokok mata pelajaran pendidikan agama Islam,
yaitu:
a.
Al Quran
b.
Keimanan
c.
Akhlak
d.
Fiqih/Ibadah
e.
Tarikh.[12]
2). Materi pokok
Materi pokok merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu
bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, gagas isi, proses, keterampilan,
dan/atau pengertian konseptual, yang harus dimiliki dan dikembangkan pada diri
siswa.
Materi pokok ini berfungsi sebagai batasan kelulusan dan
kedalaman bahan ajar yang disampaikan kepada siswa.[13]
3). Indikator
Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang
diharapkan dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kompetensi dasar.
Indikator meupakan target pencapaian pembelajaran dan sekaligus menjadi ukuran
keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Rumusan kompetensi dalam indicator
merupakan kompetensi operasional, sehingga tingkat ketercapaiannya dapat
diukur. Misalnya: "siswa dapat melaksanakan wudhu"[14].
Keefektifan pembelajaran PAI untuk
mewujudkan tujuan yang tertuang dalam kompetensi tersebut kembali kepada
profesionalitas seorang guru didalam mengelola proses pembelajaran menuju pada
pencapaian tujuan tersebut. Profesionalitas seorang guru diwujudkan dalam
kompetensi-kompetensi guru di dalam mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan dalam program pengajaran.
Selain itu dalam kehidupan sekolah guru
dituntut memperhatikan peserta didik secara pribadi, ini mengisyaratkan guru
kenal dan faham betul peserta didiknya. Guru perlu mengetahui kompetensi
peserta didik melalui pembelajaran dan mana yang harus dikembangkan secara
maksimal serta bagaimana menerapkannya.
Guru Dalam Prespektif Kurikulum Berbasis
kompetensi
Untuk
menunjang kompetensi guru dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
Rahmadi Widiharto menyatakan perlu pengembangan kompetensi kaitannya dengan
tugas guru.[15]
a.
Kepribadian
Seorang guru
harus memiliki sifat jujur, bertanggung jawab, dan panggilan jiwa dalam
melaksanakan tugas profesinya. Kepribadian ini merupakan modal dasar yang harus
dimiliki guru untuk dikembangkan pertama kali, karena dalam kepribadian itulah
cermin jati diri guru dapat direfleksikan dalam proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pendidikan.
b.
Memahami siswa
Hal
ini menunjukkann pada kemampuan guru untuk memahami karakter, latar belakang
sosial, ekonomi, dan keluarga para peserta didik satu dengan lainnya memerlukan
pola pendekatan yang berbeda dalam proses pembelajaran. Dalam kurikulum
berbasis kompetensi pencapaian standar kompetensi peserta didik itu sendiri,
artinya perhatian terhadap peserta didik diutamakan secara individual bukan
secara klasikal.
c.
Kependidikan
Guru
harus memahami tentang tujuan pendidikan, hakekat pendidikan, penyelenggaraan
pendidikan, peran tenaga dan lembaga pendidikan.
d.
Pembelajaran
Guru
harus mengetahui tentang teori-teori belajar, prinsip-prinsip belajar, metode
belajar mengajar, serta aspek-aspek peadagogis lainnya. Hal ini sangat membantu
guru untuk mengagtifkan peserta didik dalam proses pembelajran. Prinsip-prinsip
belajar yang perlu diketahui guru adalah:
1)
Berpusat pada siswa.
2)
Belajar dengan melakukan.
3)
Mengembangkan kemampuan.
4)
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah
bertuhan.
5)
Mengembagkan keterampilan memecahkan masalah.
6)
Mengembangkan kreativitas siswa.
7)
Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
8)
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.
9)
Belajar sepanjang hayat.
e.
Penguasaan bahan pembelajaran
Sebagai
pasilitator dalam trannsper ilmu penegtahuan, menguasai materi pembelajaran
yang diampu merupakan syart mutlak yang tak isa ditawar-tawar lagi.
f.
Assessment
Sebagai
rangkaian akhir dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menilai proses
dan hasil belajar siswa, menganalisis, untuk mendapatkan feedback guna program remedial dan pengayaan.
g.
Pengembangan diri
Seorang guru harus memiliki komitmen
untuk maju dan meningkatkan profesnya. Hal-hal yang dapat dilakukan guru adalah
action dan research, seperti penyusunan buku, partisipasi aktif kegiatan
dimasyarakat, kegiatan seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya.
F. Metode Penelitian
Untuk keperluan skripsi dalam menggali
data penulis menggunakan beberapa metode yang dipandang perlu yang bisa saling
melengkapi data. Adapun metode yang dimaksud adalah:
1. Metode Penentuan Subyek.
Dalam
penelitian ini yang menjadi subyek adalah:
a. Kepala
Sekolah.
b.Guru PAI
c. Peserta didik yang mendapat pelajaran PAI
2.Metode Pengumpulan Data.
Adapun metode
pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[17] Metode ini penulis gunakan dalam
memperoleh data tentang kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta
b.Metode Interview
Metode
Interview adalah cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara
lisan dan bertatap muka dengan siapa saja yang
dikehendaki. Lebih lanjut Sutrisno Hadi mengatakan bahwa metode
interview adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dengan tujuan penelitian.[18]
Adapun metode interview yang penulis gunakan adalah wawancara bebas terpimpin
yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dengan pedoman tetentu yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari kepala sekolah
beserta staf-stafnya dan guru PAI.
c. Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan lain-lain.[19]
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan kurikulum, struktur organisasi sekolah, keadaan guru,
karyawan, dan administrasi guru.
3. Metode Analisis Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang lengkap, tepat dan
benar maka diperlukan metode yang valid dalam menganalisis data..
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman, yaitu meliputi komponen-komponen kegiatan sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi
data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan , pengabstrakan, transpormasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis
yang menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasi data sedemikian rupa
sehingga dapat ditarik kesimpulan verifikasi.[20]
Reduksi
data dilakukan untuk memilih antara data-data yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
proses pembelajaran berdasarkan KBK dan data yang tidak berkaitan secara
langsung sehingga analisis yang disusun oleh peneliti dapat tepat pada sasaran
dan tidak mengembang terlalu jauh dan dapat ditarik suatu kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data di sini dibatasi sebagai
kesimpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tidakan.[21]
Penyajian data dalam skripsi ini merupakan pengambilan seluruh informasi
tentang pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran PAI dengan menggunakan
KBK yang telah dianalisis oleh peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada
dilapangan.
c. Penarikan
kesimpulan
Penarikan
kesimpulan dari pandangan hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan juga diverifikasi selam penelitian berlangsung.[22]
Setelah analisis dilakukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah yang
telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.
H. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini terdiri dari empat bab, yang terdiri dari:
Bab I.
Pendahuluan. Sebagai pertanggung jawaban peneliti
terhadap suatu karya ilimiah, maka pada
bab satu ini penulis sampaikan syarat-syarat keilmiahaan suatu penelitian yang
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, alasan pemilihan judul, kajian teori metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Untuk memberikan gambaran tentang lokasi
penelitian dan kondisinya maka pada bab
II.
Peneliti mengemukakan gambaran umum SMA Negeri 3 Yogyakarta
didalamnya dijabarkan tentang letak geografis, sejarah dan latar belakang
berdirinya, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, siswa, dan karyawan
serta gambaran umu tentang pelaksanaan pembelajarn PAI di SMA Negeri 3
Yogyakarta
Di bab III
ini
peneliti mengungkapakan analisis dari data-data yang penulis peroleh di
lapangan dengan menggunakan metode-metode yang penulis kemukakan dibab satu.
Analisis ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dan disertai denan
pendapat peneliti yang didasarkan pada teori-teori KBK yang peneliti jadikan
acuan.. Analisis pada bab ini merupakan usaha menjawab rumusan masalah yang ada
pada bab I.
Setelah proses analisis selesai, maka
peneliti menyusun kesimpulan yang merupakan inti dari keseluruhan analisis pada
bab III. Dengan kesimpulan ini akan terlihat jawaban dari rumusan masalah dalam
skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurdiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum,
Yogyakarta: BPFE, 1998
Depag, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan
Pembelajaran Fiqih Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Pengembangan
Kelembagaan Islam, 2003
Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum, Jakarta: Balitbang, 2001
________, Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar,
Jakarta: Balitbang, 2002
E. Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Hidayat Soetopo,
Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: BPFE 1988
Kompas, 8 April 2002
[1] Kompas, 8 April 2002
[2]
www.indomedia.com/bpost/042003/22/opini /opini I.htm
[3]
Kompas, 06 Oktober 2003
[4]
Kompas, 17 Januri 2003
[5]
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
(Bandung, Remaja Rosdakarya,1998) Hlm.1
[6]Ibid,
hal. 4
[7]
Ibid, hal 5
[8] Hidayat Soetopo, Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum, Jakarta:
Bina Aksara, 1986, hal 4
[9]
Burhan Nurdiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: BPFE, 1988, hal 8
[10]
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2002) hal. 42
[11]Ibid,
hal. 12
[12]Ibid,
hal. 13
[13]Ibid,
hal. 15
[14]Ibid,
hal. 16
[15]
Rahmadi Widiharto, Guru dan Perubahan Kurikulum, Kedaulatan Rakyat, Kamis
23 Mei 2002
[16]
Depdiknas, Ringkasan kegiatan belajar mengajar, Jakarta: Depdiknas,Pusat Kurikulum,
Balitbang,2002, hal. 2-3
[17]
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid II (Yogyakarta, Andi Offet,
1989), hlm 136
[18]Ibid,
hlm 193
[19]
Suharismi Arikunto,Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta,2002), hal. 188
[20] Mattew B Miles and A Mitchel Huberman, Analisi
Data Kualitatif,Ter.. Tjetjep Rohandi Rosidi, (Jakarta: UI-Press, 1993),
1993, hlm,hlm 16.
[21]Ibid,
hlm 17
[22]Ibid
No comments:
Post a Comment