Monday, August 15, 2016

EVALUASI PENDIDIKAN




Oleh    : Rahmad Fitriyanto
BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Masalah evaluasi dalam dunia pendidikan di negara kita, pada umumnya belum begitu dikenal baik bentuk maupun pelaksanaannya. Khususnya para guru di Indonesia belum mengetahui bagaimana melaksanakan evaluasi itu sendiri.
Mengingat pentingnya hal tersebut dan mengingat pula bahwa evaluasi merupakan salah satu fungsi administrasi pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat dan garis besarnya saja dari   masalah tersebut.


  1. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian evaluasi pendidikan?
  2. Bagaimana pandangan evaluasi pendidikan menurut pandangan lama dan modern?
  3. Apa saja prinsip-prinsip dan obyek evaluasi?
  4. Apa saja bentuk/teknik evaluasi?
  5. Apa saja kegunaan data dan hasil evaluasi?














BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan pembandingan dari pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. (Siagan, 1977)[1]
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation,dalam bahasa arab ialah Attaqdir, dan dalam bahasa indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan atau educational evaluation  yang berarti penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Adapun dari segi istilah yaitu evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu[2].
Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan lembaga administrasi negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan, sebagai berikut[3] :
    1. Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
    2. evaluasi pendidikan adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
  1. Pandangan Lama dan Baru
    1. Pandangan lama
      Dulu hingga sekarang istilah evaluasi didunia pendidikan lebih sering disebut dengan istilah ulangan atau ujian. Pada pandangan ini evaluasi pendidikan hanya terbatas pada pengertian “achievement test” yakni penilaian terhadap hasil pelajaran yang telah diajarkan. Faktor-faktor kepribadian anak dan tingkah lakunya, dan evaluasi tidak mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dinegara kita masih bersifat intelektualistis, begitu juga dengan evaluasi.


    1. Pandangan baru
Menurut pandangan modern istilah evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian terhadap hasil pelajaran saja. Sarana utama dalam evaluasi ini ialah keseluruhan pribadi murid sebagai individu, begitu juga dengan teknik-teknik yang digunakan untuk melaksanakan evaluasi.
Menurut Wrightstone ada beberapa perbedaan antara evaluasi lama dengan evaluasi modern, antara lain :
·         Banyak atau luasnya faktor yang harus dinilai (pada modern tidak hanya menilai hasil pelajaran, akan tetapi juga keseluruhan dari kegiatan-kegiatan kurikulumsekolah)
·         Evaluasi modern banyak menggunakan berbagai macam bentuk/teknik evaluasi
·         Evaluasi modern tidak hanya menilai salah satu segi saja dari pribadi anak melainkan keseluruhan pribadi anak sebagai individu.
Tujuan Pendidikan sebagai Dasar dan Pedoman Evaluasi
Tujuan umum pendidikan di Indonesia, seperti yang terletak pada ketetapan MPRS No. XXVII/1996 Bab II Pasal 3 dan 4 dinyatakan tentang tujuan pendidika, sebagai berikut[4] :
Tujuan pendidikan nasional ialah :”membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan isi UUD 1945”
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka isi pendidikannya adalah :
1.                 Mempertinggi mental-moral- budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2.                 mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan
3.                 membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
  1. Prinsip-prinsip dan Obyek Evaluasi
1. Prinsip-prinsip Evaluasi
·         Prinsip integralitas (keseluruhan), yaitu dalam prinsip ini tidak hanya menilai kecerdasan atau hasil pelajaran saja, akan tetapi seluruh pribadinya dan dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan teknik evaluasi.
·          Prinsip kontinuitas, yaitu penilaian dilakukan secara kontinu.
·         Prinsip obyektivitas, yaitu penilaian harus dilakukan secara obyektif.
·         Prinsip koperatif, yaitu prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga prinsip diatas, yakni setiap penilaian hendaknya dilakukan secara bersama-sama oleh semua guru yang bersangkutan.
2. Obyek evaluasi
Obyek evaluasi, yaitu : faktor-faktor yang harus dinilai. Faktor-faktor tersebut meliputi :
·         Pribadi dan perkembangan anak didik
o   Perkembangan sikap (fisik dan mentalnya)
o   Pengetahuan dan kecakapan/ketrampilannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan
o   Kecerdasan/inteligensi dan cara berfikirnya
o   Perkembangan perasaannya (estetis, sosial. Etis, dsb)
o   Perkembangan jasmani dan kesehatannya
o   Minat, hoby, dan bakatnya.
·         Isi pendidikan
o   Isi bahan rencana pelajaran yang diajarkan (sesuai tidaknya dengan perkembangan umur, minat, dan kebutuhan anak) berikut
o   Situasi dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan yang tersedia
o   Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawainya, termasuk kepemimipinan kepala sekolah.
·         Proses pendidikan
o   Bagaimana caraguru-guru mengajar
o   Bagaimana cara- siswa belajar, minat dan perhatiannya terhadap pelajaran, dsb
o   Lamanya waktu yang tersedia untuk mengajar dan belajar.
  1. Bentuk atau Teknik Evaluasi
Menurut Wrightstone dalam bukunya “Evaluation in modern education“ ada sembilan macam bentuk evaluasi :
    1. Short-Answer Tests
Short-Answer Tests /Objective Tests/New-Type Tests, yaitu tes yang disusun sedemikian sehingga jawabannya sangat singkat. Bentuk evaluasi ini terdiri dari beberapa macam, antara lain :
·         Completion atau Fill-in : bentuk tes yang menuntut sipenjawab untuk melengkapi kalimat/pernyataan dengan satu atau dua kata yang tepat
·         True-False (benar salah)
·         Multiple-Choice (bentuk pilihan ganda)
·         Matching (menjodohkan).
Kebaikan Short-Answer Tests :
·         Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak/scope yang luas
·         Bagi yang ditest, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin (karena adanya jawaban yang tersedia)
·         Dapat dinilai secara obyektif
·         Mengharuskan siswa untuk belajar baik-baik, karena sukar untuk berspekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran itu yang harus dipelajari
·         Memeriksa cepat dan mudah, tidak banyak memerlukan pikiran.
Keburukan Short-Answer Tests :
·         Kurang memberikan kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya, karena tidak membuat kalimat
·         Memungkinkan anak berbuat coba-coba dalam menjawabnya
·         Menyusun tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dan waktu yang lama
·         Memerlukan biaya dan kertas yang lebih banyak, jika dibandingkan pembuatan essay-test.
    1. Essay-Test and Oral Examinations
Essay-Test ialah suatu test yang jawabannya menurut murid-murid untuk menyatakan pendapat /jawabannya berupa karangan atau uraian dalam kalimat.
Kebaikan Essay-Test :
·         Bagi guru, menyusun test tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
·         Yang ditest mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan pendapat/isi hatinya
·         Melatih siswa mengeluarkan buah pikirannya dalam bentuk kalimat/bahasa yang teratur
·          Lebih ekonomis/hemat.
Keburukan Essay-Test :
·         Tidak/kurang dapat digunakan untuk mentest pelajaran yang scopenya luas/banyak
·         Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya, menyulitkan guru dalam memberi nilai
·         Karakteristik pembuatan essay-test yang berbeda-beda pada setiap guru, dapat menimbulkan salah pengertian pada murid-murid. Dan tuntutan banyaknya jawaban bagi tiap guru tidak sama.
Oral Examination (bentuk test/ujian lisan)
Kebaikannya :
·         Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan secara face to face
·         Jika yang diuji belum jelas, penguji dapat mengganti pertanyaannya sehingga dimengerti oleh yang diuji
·         Penguji dapat mengorek isi pengetahuan yang diuji sampai mendetail,dll.
Keburukannya :
·         Jika hubungan penguji dengan yang diuji kurang baik, dapat mengganggu obyektivitas hasil tes
·         Sifat penggugup pada yang ditestdapat mengganggu kelancaran jawaban yang diberikannya
·         Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap orang yang ditest
·         Untuk mentest kelompok memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak ekonomis.
    1. Observation and Anecdotal Records
    2. Questionnaires, Invertories and interviews
    3. Checklists and Rating Scales
    4. ersonal Reports and Projective Techniques
    5. Sociometric Mathods
    6. Case studies, and
    7. Cumulative Records.
   Bentuk evaluasi yang sudah dikenal dan sering dilakukan adalah no. 1, 2, dan 3. Meskipun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya.
E. Kegunaan Data Evaluasi
Penggunaan data yang diperoleh dari teknik-teknik evaluasi sebenarnya bergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai/dikehendaki. Perencanaan yang matang adalah dasar dari penggunaan yang bijaksana dari informasi yang diperoleh/dilakukan dengan bermacam-macam alat evaluasi. Satu cara mengklasifikasi penggunaan bermacam-macam pengukuran bergantung pada fungsi berbagai personel sekolah, terutama adsministrator, supervisor, guru konselor/pembimbing, dan pekerja riset.[5]
Terdapat beberapa kegunaan data evaluasi yang diperoleh dari berbagai jenis teknik dalam evaluasi, diantaranya:[6]
1.      Penggunaan Administratif
Administrator dapat menggunakan hasil atau data evaluasi untuk:
a.       Melengkapi kartu catatan-catatan tingkah laku murid, minat, kecakapan-kecakapan, dan kartu catatan kumulatif murid dan menjadi suatu dasar bagi evaluasi perkembangan individu atau untuk pengelompokan kelas.
b.      Melengkapi laporan-laporan kepala sekolah dan guru kepada orang tua murid atau rapat BP3. Data yang digunakan biasanya berupa data yang diperoleh dari tes-tes, kuesioner, wawancara  atau catatan-catatan harian.
c.       Digunakan sebagai catatan-catatan obyektif dan sistematis dari murid-murid, yang sangat diperlukan jika seorang murid pindah ke sekolah lain.
d.      Melengkapi laporan-laporan pendidik tentang kemajuan sekolah kepada instansi-instansi atasan yang memerlukan.
2.      Penggunaan Instruksional
Data atau hasil evaluasi dapat digunakan oleh supervisor untuk berbagai keperluan, antara lain:
a.       Untuk membantu atau menolong guru-guru dalam cara mengajar yang lebih baik.
b.      Untuk menentukan status kelas atau murid dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan pokok kurikulum.
c.       Untuk mengidentifikasi murid-murid yang pandai, yang normal dan yang lambat belajar.
d.      Untuk mengelompokkan murid-murid dalam kelas untuk tujuan-tujuan pengajaran.
e.       Untuk membuat analisis diagnosis tentang kesulitan-kesulitan murid dan menilai pertumbuhannya.
f.       Untuk menentukan status individu murid atau kelas pada permulaan atau akhir tahun ajaran atau kuartal.
3.      Penggunaan bagi Bimbingan dan Penyuluhan
Guru dan konselor menggunakan data-data yang baik dan tepat untuk memberikan bimbingan dan penasihatan terhadap murid-murid dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Seperti bimbingan dalam hal memilih jurusan, mengubah program studi, memberi motivasi untuk belajar lebih giat, memilih sekolah yang tepat untuk melanjutkan, mengenal minat dan kecakapannya sendiri, dan mengembangkan penyesuaian pribadinya.
4.      Penggunaan bagi Penyelidikan
Data hasil evaluasi dapat pula digunakan bagi keperluan tujuan penyelidikan. Seperti misalnya, diperlukan dalam penyelidikan tentang bagaimana keefektifan metode-metode mangajar yang berbeda dalam pengajaran membaca, menulis, bahasa, matematika atau dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan personal dan sosial murid. Disamping itu, data hasil evaluasi dapat juga digunakan dalam penyelidikan mengenai kesulitan-kesulitan belajar murid, penempatan mata pelajaran pada tingkat kelas atau umur murid, penyesuaian metode atau cara belajar dengan berbagai bahan pelajaran dan lain-lain.
     


BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Evaluasi pendidikan menurut lembaga administrasi pendidikan adalah:
  1. Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
  2. Evaluasi pendidikan adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.










[1] Drs. H. Sardjuli. “Handout Administrasi Pendidikan”.
[2] Prof. Drs. Anas Sudijono. “Pengantar Evaluasi Pendidikan”. 1996. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). Hal 1
[3] Ibid. Hal 2
[4] Drs. M. Ngalim Purwanto dan Sutaji Djojopranoto. Administrasi Pendidikan. 1981. (Jakarta: Mutiara Offset). Hal. 145. Cet. VIII.
[5]  M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hal.  12.
[6]  Ibid, hal. 13-15.

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

  الطريقة   المادة الترتيب (أقوم أمام الباب قائلا)   إلقاء السّلام ...