Oleh : Rahmad Fitriyanto
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah evaluasi dalam dunia
pendidikan di negara kita, pada umumnya belum begitu dikenal baik bentuk maupun
pelaksanaannya. Khususnya para guru di Indonesia belum mengetahui bagaimana
melaksanakan evaluasi itu sendiri.
Mengingat pentingnya hal
tersebut dan mengingat pula bahwa evaluasi merupakan salah satu fungsi
administrasi pendidikan yang tidak dapat diabaikan, maka dalam makalah ini akan
diuraikan secara singkat dan garis besarnya saja dari masalah
tersebut.
- Rumusan Masalah
- Apa pengertian evaluasi pendidikan?
- Bagaimana pandangan evaluasi pendidikan menurut pandangan lama dan modern?
- Apa saja prinsip-prinsip dan obyek evaluasi?
- Apa saja bentuk/teknik evaluasi?
- Apa saja kegunaan data dan hasil evaluasi?
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Evaluasi
Evaluasi
atau penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan pembandingan dari
pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang
seharusnya dicapai. (Siagan, 1977)[1]
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation,dalam bahasa arab ialah Attaqdir, dan dalam bahasa indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan atau educational evaluation yang berarti penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan. Adapun dari segi istilah yaitu evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu[2].
Berbicara
tentang pengertian evaluasi pendidikan lembaga administrasi negara mengemukakan
batasan mengenai evaluasi pendidikan, sebagai berikut[3]
:
- Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
- evaluasi pendidikan adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
- Pandangan Lama dan Baru
- Pandangan lama
Dulu hingga sekarang istilah evaluasi didunia pendidikan lebih
sering disebut dengan istilah ulangan atau ujian. Pada pandangan ini evaluasi
pendidikan hanya terbatas pada pengertian “achievement test” yakni penilaian
terhadap hasil pelajaran yang telah diajarkan. Faktor-faktor kepribadian anak
dan tingkah lakunya, dan evaluasi tidak mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan
bahwa pendidikan dinegara kita masih bersifat intelektualistis, begitu juga
dengan evaluasi.
- Pandangan baru
Menurut
pandangan modern istilah evaluasi tidak hanya terbatas pada penilaian terhadap
hasil pelajaran saja. Sarana utama dalam evaluasi ini ialah keseluruhan pribadi
murid sebagai individu, begitu juga dengan teknik-teknik yang digunakan untuk
melaksanakan evaluasi.
Menurut
Wrightstone ada beberapa perbedaan antara evaluasi lama dengan evaluasi modern,
antara lain :
·
Banyak
atau luasnya faktor yang harus dinilai (pada modern tidak hanya menilai hasil
pelajaran, akan tetapi juga keseluruhan dari kegiatan-kegiatan kurikulumsekolah)
·
Evaluasi
modern banyak menggunakan berbagai macam bentuk/teknik evaluasi
·
Evaluasi
modern tidak hanya menilai salah satu segi saja dari pribadi anak melainkan
keseluruhan pribadi anak sebagai individu.
Tujuan Pendidikan sebagai Dasar dan Pedoman Evaluasi
Tujuan umum
pendidikan di Indonesia, seperti yang terletak pada ketetapan MPRS No. XXVII/1996
Bab II Pasal 3 dan 4 dinyatakan tentang tujuan pendidika, sebagai berikut[4]
:
Tujuan
pendidikan nasional ialah :”membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan isi UUD 1945”
Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka isi pendidikannya adalah :
1.
Mempertinggi
mental-moral- budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2.
mempertinggi
kecerdasan dan ketrampilan
3.
membina/memperkembangkan
fisik yang kuat dan sehat.
- Prinsip-prinsip dan Obyek Evaluasi
1. Prinsip-prinsip Evaluasi
·
Prinsip
integralitas (keseluruhan), yaitu dalam prinsip ini tidak hanya menilai
kecerdasan atau hasil pelajaran saja, akan tetapi seluruh pribadinya dan
dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan teknik evaluasi.
·
Prinsip kontinuitas, yaitu penilaian dilakukan
secara kontinu.
·
Prinsip
obyektivitas, yaitu penilaian harus dilakukan secara obyektif.
·
Prinsip
koperatif, yaitu prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga prinsip
diatas, yakni setiap penilaian hendaknya dilakukan secara bersama-sama oleh
semua guru yang bersangkutan.
2. Obyek evaluasi
Obyek evaluasi,
yaitu : faktor-faktor yang harus dinilai. Faktor-faktor tersebut meliputi :
·
Pribadi
dan perkembangan anak didik
o
Perkembangan
sikap (fisik dan mentalnya)
o
Pengetahuan
dan kecakapan/ketrampilannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan
o
Kecerdasan/inteligensi
dan cara berfikirnya
o
Perkembangan
perasaannya (estetis, sosial. Etis, dsb)
o
Perkembangan
jasmani dan kesehatannya
o
Minat,
hoby, dan bakatnya.
·
Isi
pendidikan
o
Isi
bahan rencana pelajaran yang diajarkan (sesuai tidaknya dengan perkembangan
umur, minat, dan kebutuhan anak) berikut
o
Situasi
dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan yang tersedia
o
Keadaan
guru-guru dan pegawai-pegawainya, termasuk kepemimipinan kepala sekolah.
·
Proses
pendidikan
o
Bagaimana
caraguru-guru mengajar
o
Bagaimana
cara- siswa belajar, minat dan perhatiannya terhadap pelajaran, dsb
o
Lamanya
waktu yang tersedia untuk mengajar dan belajar.
- Bentuk atau Teknik Evaluasi
Menurut
Wrightstone dalam bukunya “Evaluation in modern education“ ada sembilan macam
bentuk evaluasi :
- Short-Answer Tests
Short-Answer
Tests /Objective Tests/New-Type Tests, yaitu tes yang disusun sedemikian
sehingga jawabannya sangat singkat. Bentuk evaluasi ini terdiri dari beberapa
macam, antara lain :
·
Completion
atau Fill-in : bentuk tes yang menuntut sipenjawab untuk melengkapi
kalimat/pernyataan dengan satu atau dua kata yang tepat
·
True-False
(benar salah)
·
Multiple-Choice
(bentuk pilihan ganda)
·
Matching
(menjodohkan).
Kebaikan
Short-Answer Tests :
·
Dapat
digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak/scope yang luas
·
Bagi
yang ditest, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin (karena adanya jawaban yang
tersedia)
·
Dapat
dinilai secara obyektif
·
Mengharuskan
siswa untuk belajar baik-baik, karena sukar untuk berspekulasi terhadap bagian
mana dari seluruh pelajaran itu yang harus dipelajari
·
Memeriksa
cepat dan mudah, tidak banyak memerlukan pikiran.
Keburukan
Short-Answer Tests :
·
Kurang
memberikan kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang
sesungguhnya, karena tidak membuat kalimat
·
Memungkinkan
anak berbuat coba-coba dalam menjawabnya
·
Menyusun
tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dan waktu yang lama
·
Memerlukan
biaya dan kertas yang lebih banyak, jika dibandingkan pembuatan essay-test.
- Essay-Test and Oral Examinations
Essay-Test
ialah suatu test yang jawabannya menurut murid-murid untuk menyatakan pendapat
/jawabannya berupa karangan atau uraian dalam kalimat.
Kebaikan
Essay-Test :
·
Bagi
guru, menyusun test tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
·
Yang
ditest mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan pendapat/isi hatinya
·
Melatih
siswa mengeluarkan buah pikirannya dalam bentuk kalimat/bahasa yang teratur
·
Lebih ekonomis/hemat.
Keburukan Essay-Test
:
·
Tidak/kurang
dapat digunakan untuk mentest pelajaran yang scopenya luas/banyak
·
Kemungkinan
jawaban yang heterogen sifatnya, menyulitkan guru dalam memberi nilai
·
Karakteristik
pembuatan essay-test yang berbeda-beda pada setiap guru, dapat menimbulkan
salah pengertian pada murid-murid. Dan tuntutan banyaknya jawaban bagi tiap
guru tidak sama.
Oral Examination
(bentuk test/ujian lisan)
Kebaikannya :
·
Lebih
dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan secara
face to face
·
Jika
yang diuji belum jelas, penguji dapat mengganti pertanyaannya sehingga
dimengerti oleh yang diuji
·
Penguji
dapat mengorek isi pengetahuan yang diuji sampai mendetail,dll.
Keburukannya :
·
Jika
hubungan penguji dengan yang diuji kurang baik, dapat mengganggu obyektivitas
hasil tes
·
Sifat
penggugup pada yang ditestdapat mengganggu kelancaran jawaban yang diberikannya
·
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap orang yang ditest
·
Untuk
mentest kelompok memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak ekonomis.
- Observation and Anecdotal Records
- Questionnaires, Invertories and interviews
- Checklists and Rating Scales
- ersonal Reports and Projective Techniques
- Sociometric Mathods
- Case studies, and
- Cumulative Records.
Bentuk evaluasi yang sudah dikenal dan sering
dilakukan adalah no. 1, 2, dan 3. Meskipun masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaannya.
E. Kegunaan Data Evaluasi
Penggunaan
data yang diperoleh dari teknik-teknik evaluasi sebenarnya bergantung pada
tujuan-tujuan yang akan dicapai/dikehendaki. Perencanaan yang matang adalah
dasar dari penggunaan yang bijaksana dari informasi yang diperoleh/dilakukan
dengan bermacam-macam alat evaluasi. Satu cara mengklasifikasi penggunaan
bermacam-macam pengukuran bergantung pada fungsi berbagai personel sekolah,
terutama adsministrator, supervisor, guru konselor/pembimbing, dan pekerja
riset.[5]
Terdapat
beberapa kegunaan data evaluasi yang diperoleh dari berbagai jenis teknik dalam
evaluasi, diantaranya:[6]
1.
Penggunaan
Administratif
Administrator dapat menggunakan hasil atau data evaluasi
untuk:
a.
Melengkapi
kartu catatan-catatan tingkah laku murid, minat, kecakapan-kecakapan, dan kartu
catatan kumulatif murid dan menjadi suatu dasar bagi evaluasi perkembangan
individu atau untuk pengelompokan kelas.
b.
Melengkapi
laporan-laporan kepala sekolah dan guru kepada orang tua murid atau rapat BP3.
Data yang digunakan biasanya berupa data yang diperoleh dari tes-tes,
kuesioner, wawancara atau
catatan-catatan harian.
c.
Digunakan
sebagai catatan-catatan obyektif dan sistematis dari murid-murid, yang sangat
diperlukan jika seorang murid pindah ke sekolah lain.
d.
Melengkapi
laporan-laporan pendidik tentang kemajuan sekolah kepada instansi-instansi
atasan yang memerlukan.
2.
Penggunaan
Instruksional
Data atau hasil evaluasi dapat digunakan
oleh supervisor untuk berbagai keperluan, antara lain:
a.
Untuk
membantu atau menolong guru-guru dalam cara mengajar yang lebih baik.
b.
Untuk
menentukan status kelas atau murid dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan pokok
kurikulum.
c.
Untuk
mengidentifikasi murid-murid yang pandai, yang normal dan yang lambat belajar.
d.
Untuk
mengelompokkan murid-murid dalam kelas untuk tujuan-tujuan pengajaran.
e.
Untuk
membuat analisis diagnosis tentang kesulitan-kesulitan murid dan menilai
pertumbuhannya.
f.
Untuk
menentukan status individu murid atau kelas pada permulaan atau akhir tahun
ajaran atau kuartal.
3.
Penggunaan
bagi Bimbingan dan Penyuluhan
Guru dan konselor menggunakan
data-data yang baik dan tepat untuk memberikan bimbingan dan penasihatan
terhadap murid-murid dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial. Seperti bimbingan dalam hal memilih jurusan, mengubah
program studi, memberi motivasi untuk belajar lebih giat, memilih sekolah yang
tepat untuk melanjutkan, mengenal minat dan kecakapannya sendiri, dan
mengembangkan penyesuaian pribadinya.
4.
Penggunaan
bagi Penyelidikan
Data hasil evaluasi dapat pula
digunakan bagi keperluan tujuan penyelidikan. Seperti misalnya, diperlukan
dalam penyelidikan tentang bagaimana keefektifan metode-metode mangajar yang
berbeda dalam pengajaran membaca, menulis, bahasa, matematika atau dalam
menemukan kebutuhan-kebutuhan personal dan sosial murid. Disamping itu, data
hasil evaluasi dapat juga digunakan dalam penyelidikan mengenai
kesulitan-kesulitan belajar murid, penempatan mata pelajaran pada tingkat kelas
atau umur murid, penyesuaian metode atau cara belajar dengan berbagai bahan
pelajaran dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi pendidikan menurut
lembaga administrasi pendidikan adalah:
- Evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
- Evaluasi pendidikan adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
[1] Drs. H. Sardjuli. “Handout
Administrasi Pendidikan”.
[2] Prof. Drs. Anas Sudijono. “Pengantar
Evaluasi Pendidikan”. 1996. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). Hal 1
[3] Ibid. Hal 2
[4] Drs. M. Ngalim Purwanto dan Sutaji Djojopranoto. Administrasi Pendidikan. 1981. (Jakarta: Mutiara Offset). Hal. 145.
Cet. VIII.
[5] M. Ngalim Purwanto,
Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), hal. 12.
[6] Ibid, hal. 13-15.
No comments:
Post a Comment