Penulis: Rahmad Fitriyanto
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku J.P. Chaplin, 1979)
psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap
fase-fase perkembangan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengetahui
karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi
psikologi perkembangan pada fase remaja, serta problematika pacaran pada masa
remaja, maka dengan ini penulis mengambil judul REMAJA DAN PACARAN untuk makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mandiri yang diberikan oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan serta
bertujuan untuk memenuhi atau menjawab rasa penasaran yang begitu kuat untuk
mengetahui lebih dalam tentang remaja and pacaran.
2.Batasan Masalah
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang luas yang saling berkesinambungan
antara setiap fase-fase perkembangan agar masalah penelitian leih terfokus
kepada tujuan penelitian dan tidak terlalu luas, maka dengan ini penulis
membatasi masalah penelitian hanya pada ruang lingkup Remaja dan pacaran saja.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Pengertian psikologi perkembangan dan makna
remaja
a.Pengertian psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses
perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan
perilaku. ( J.P. Chaplin, 1979 ).
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan
tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai
masa konsepsi sampai mati. ( Ross Vasta. dkk, 1992 ).
b.Makna remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa
kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat
yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak
sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat
Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk
menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu
remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk
memasuki masa dewasa. Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat
yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung
jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial
dan kepribadian. Dalam
pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung
jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan
apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa
dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan
kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa
remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang,
dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya
harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang
matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi
dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa)
mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual
yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai
integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15
tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara
Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat
seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan
isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”,
frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun
tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial
budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
2.Ciri-Ciri Masa Remaja
1.Masa remaja sebagai
periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
2.Masa remaja sebagai periode perubahan.
3.Masa remaja sebagai
usia bermasalah.
4.Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
5.Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah
penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri.
6.Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
7.Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah
condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung,
dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
3. Alasan-Alasan Yang Umum Untuk Berpacaran Selama
Masa Remaja
1.Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar
pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh
kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
2.Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka
laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota
kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok
3.Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan
tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi
demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok
sebaya.
4.Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh cinta dan
berharap serta merencanakan perkawinan, ia sendiri harus memikirkan
Sungguh-sungguh masalah keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.
5.Pemilihan Teman Hidup
Banyak remaja yang bermaksud cepat menikahi memandang kencan sebagai cara
percobaan atau usaha untuk mendapatkan teman hidup.
4.Kebutuhan Remaja
1.Kebutuhan akan pengendalian diri
2.Kebutuhan akan kebebasan
3.Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
4.Kebutuhan akan penerimaan sosial
5.Kebutuhan akan penyesuaian diri
6.Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai
sosial
5. Berbagai konflik yang dialami oleh remaja
1. Konflik antara
kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka
2. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan
kepada orang tua.
3.Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
4.Konflik antara prinsip dan
nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu dengan prinsip dan
nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya dalam kehidupan
sehari-hari.
5.Konflik menghadapi masa depan.
6.Tugas-tugas perkembangan remaja
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai
berikut :
a.Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b.Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai
otoritas.
c.Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul
dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
d.Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e.Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri
f.Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai. Prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).
g.Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kenak-kanakan.
7.Masa-Masa Remaja
Masa remaja merupakan
masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa
ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut:
1)Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya
berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh
sifat-sifat negative pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa
negative dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka bekerja,
pesimisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negative tersebut
dapat diringkas, yaitu a) negative dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun
prestasi mental; dan b) negative dalam sosial, baik dalam bentuk menarik diri
dari masyarakat (negative positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat
(negative aktif).
2)Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai
tumbuh dalam diri remaja dorong untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang
dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan
dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
menilai, pantas dijunjung tinggi dan di puja-puja sehingga masa ini disebut
masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu
dapat di pandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan
nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si
remaja pedoman, si remaja merindukan sesuatu bayang dianggap bernilai, pantas
dipuja walau pun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan
seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak
mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua objek pemujaan itu telah menjadi lebih
jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai tertentu
(jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru,
sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam
khayalan.
3)Masa remaja akhir
Setelah remaja telah
ditentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja
akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup masuklah individu ke dalam masa dewasa.
4)Masa Usia Kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa
sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir
sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan,
tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.
8.Karakteristik Perkembangan Remaja
Seiring perkembangan dan
pertumbuhan fisik, terjadi pula perubahan dan perkembangan di dalam tubuhnya.
Kelenjar kanak-kanaknya telah berakhir, berganti dengan kelenjar endokrin yang
memproduksi hormon, sehingga menggalakan Pertumbuhan organ seks yang tumbuh
menuju kesempurnaan.
Organ seks menjadi besar disertai dengan kemampuannya untuk melaksanakan
fungsinya. Pada remaja putri terjadi pembesaran payudara dan pembesaran
pinggul. Di samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi badan.
Sedangkan pada remaja pria mulai kelihatan (membesar) jakun di lehernya dan
suara menjadi sengau / besar. Di samping itu bahunya bertambah lebar dan mulai
tumbuh bulu di ketika dan di atas bibir atasnya (kumis). Satu tanda Kematangan
seksual dengan jelas pada remaja putri tetapi hanya diketahui oleh yang
bersangkutan saja, yaitu terjadinya datang bulan / haid dan pada remaja putera
mimpi basah. Tanda-tanda permulaan Kematangan seksual tidak berarti bahwa
secara langsung terjadi kemampuan reproduksi.
9.Penyimpangan atau Kenakalan Remaja
1.Seks bebas di kalangan remaja, yang bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit
AIDS.
2.Kecanduan akan Narkoba yang menyebakan kematian dan AIDS
3.Kecanduan Alkohol / minuman keras.
4.Tawuran.
5.Sering berkunjung ke diskotik.
6.Menjajakan diri kepada pria hidung belang.
10.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Remaja
1.Kelalaian orangtua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan bimbingan
tentang nilai-nilai agama).
2.Sikap perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
3.Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
4.Diperjualbelikannya minuman keras/obat-obatan terlarang secara bebas.
5.Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.
6.Beredarnya film-film atau bacaan-bacaan porno.
7.Perselisihan atau konflik orangtua (antar anggota keluarga).
8.Perceraian orangtua.
9.Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang terkontrol.
10.Hidup menganggur.
11.Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.
12.Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang
memperhatikan nilai-nilai moral).
DAFTAR PUSTAKA
Darajat Zakiah, 1995, Remaja Harapan dan Tantangan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
B. Hur lock Elizabeth, 1999, Psikologis Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Syamsu Yusuf, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment