Thursday, November 9, 2017

KEPALA SEKOLAH


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR.. iv

BAB I        PENDAHULUAN.. 1
A.      Latar Belakang. 1
B.      Dimensi Kompetensi 1
C.     Kompetensi 2
D.     Indikator Pencapaian Kompetensi 2
E.      Alokasi Waktu

GAYA/TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam kesuksesan atau gagalnya suatu organisasi dan usaha. Baik di dunia bisnis maupun dunia pendidikan, kesehatan, perusahaan, religi, sosial, politik, pemerintahan negara, dan lain-lain. Kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya, sebab pemimpin yang sukses itu mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi secara konstruktif orang lain, dan menunjukan jalan serta perilaku benar yang harus dikerjakan bersama-sama (melakukan kerjasama), dan bahkan kepemimpinan sangat mempengaruhi semangat dan kerja kelompok.[1]
Seorang pemimpin di dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinannya tentu akan mengunakan gaya-gaya tertentu di dalam memerintah dan berinteraksi dengan bawahannya, agar mereka mampu mencapai tujuan atau target yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang tipe-tipe dan ciri-ciri kepemimpinan.
B.     Rumusan Masalah

Konsep Kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono X


Peradaban Jawa klasik pada jaman Sultan Agung menyimpan kekayaan hikmat tentang kepemimpinan. Dalam Serat Nitripraja terdapat uraian tentang moralitas kekuasaan, kewajiban-kewajiban moral para pemimpin, etika atasan-bawahan, prinsip hubungan rakyat dengan pemerintah, dan sebagainya (Purwadi, 2007). Dalam Serat Suryarajayang diluncurkan pada awal abad 18dijelaskan empat gatra kepemimpinan oleh Sultan Hamengku Buwono (Meneguhkan Tahta untuk Rakyat, 1999). Gatra yang pertama adalah perinsip amulatjantra yang berarti peka terhadap alam sekelilingnya. Gatra yang kedua adalah  perinsip pandamprana yang berarti  intelek dan transparan. Perinsip yang ketiga adalah perinsip sundaracitra yang berarti agung dan lembut dalam menjatuhkan hukuman. Perinsip yang keempat adalah perinsipdayakuwerakawulo alit. yang berarti berkorban dengan berpihak kepada kawulo alit/rakyat kecil.

Kepemimpinan Islam di Indonesia


-sebuah refleksi pemikiran dan harapan akan kejayaan Islam di negeri ini-
Fakta Sejarah
Dimulai dengan sebuah peristiwa fathu makkah sebuah ekskalasi pasukan besar-besaran pada masanya dan berujung pada penaklukan kota mekkah, tanpa ada tumpah setetes pun. Kemudian Islam semakin menyebar keluar jazirah arab, menggetarkan bangsa romawi yang gagah, menyentuh kota Andalusia yang mempesona. Islam menunjukkan bahwa sebagai sebuah ideologi yang kokoh, Islam dapat memimpin. Tidak hanya dalam sekejap mata, tapi tercatat tidak kurang dari seribu tahun dan lebih dari seperempat wilayah dunia, yang hidup makmur di bawah kepemimpinan Islam.
Pemimpin, Kepemimpinan, dan Signifikasinya dalam Islam

Konsep budaya lokal


pengertian kebudayaan
kebudayaan umumnya dikatakan sebagai proses hasil krida, cipta, rasa, dan karsa dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya. Tiga nilai budaya yaitu: nilai agama, seni, dan solidaritas berkaitan dengan rasa menurut Sutan Takdir Alisjahbana bersendi pada perasaan, intuisi dan imajinasi.budaya ekspresif umumnya berwatak konservatif. Misalnya  agama jika tidak didukung oleh pemikiran yang rasional, akan mudah terjerumus ke dalam penghayatan serba mistik dan ghaib yang extrim dan irrasional. Tujuan utama adalah bagaimana cara mengembangkan budaya yang memiliki keserasian nilai progresif dan ekspresif. Hal ini hanya mungkin jika nilai agama dijadikan sendi utama dan didukung oleh nilai teori dan ekonomi.

KONSEP PLURALITAS DAN PLURALISME AGAMA


Pluralitas Agama: Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan (reff: Fatwa Majelis Ulama Indonesia). Definisi pluralitas agama tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa adalah suatu keniscayaan bagi kita di Indonesia untuk hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Pluralitas agama juga diartikan menerima dan mengakui keberagaman agama. Seorang Muslim mengakui bahwa disekelilingnya ada agama-agama lain selain Islam, tetapi pengakuan tersebut terbatas pada keberagaman agama, bukan kebenaran agama lain. Dalam bahasa yang sederhana, pluralitas agama mengacu pada pengertian bahwa disekitar kita ada pemeluk agama lain selain agama kita.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi


Evolusi organisme terjadi melalui perubahan pada sifat-sifat yang terwariskan. Sifat terwariskan dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organisme disebut sebagai genotipe.
Keseluruhan sifat-sifat yang terpantau pada perilaku dan struktur organisme disebut sebagai fenotipe. Sifat-sifat ini berasal dari interaksi genotipe dengan lingkungan. Oleh karena itu, tidak setiap aspek fenotipe organisme diwariskan. Sifat-sifat terwariskan diwariskan antar generasi via DNA, sebuah molekul yang dapat menyimpan informasi genetika. Urutan DNA dapat berubah melalui mutasi, menghasilkan alel yang baru. Jika mutasi terjadi pada gen, alel yang baru dapat mempengaruhi sifat individu yang dikontrol oleh gen, menyebabkan perubahan fenotipe organisme. Walaupun demikian, manakala contoh ini menunjukkan bagaimana alel dan sifat bekerja pada beberapa kasus, kebanyakan sifat lebih kompleks dan dikontrol oleh interaksi banyak gen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi adalah: seleksi alam, hanyutan genetika, aliran gen, rekombinasi, mutasi, perkawinan tak acak.

Post Terbaru

  الطريقة   المادة الترتيب (أقوم أمام الباب قائلا)   إلقاء السّلام ...