BAB
I
PENDAHULUAN
Penulis : Rahmad f
Penulis : Rahmad f
A. Latar Belakang
Dinasti Mughal
merupakan salah satu warisan peradaban islam di india. Keberadaan dinasti ini
telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua india
yang nyaris tenggelam. India merupakan suatu wilayah dimana tumbuh dan
berkembangnya peradaban hindu. Dengan hadirnya dinasti Mughal, maka kejayaan
India dengan peradabannya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
Masyarakat arab
sering menyebut India dengan sebutan Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam,
India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat arab. Setelah
islam masuk ke India yang mayoritas beragama hindu, perlahan-lahan bersentuhan dengan agama
islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan
agama Islam. Setelah islam masuk ke dan berkembang di India maka muncul
kerajaan-kerajaan islam di India, salah satu diantaranya adalah kerajaan
Mughal.
Dalam makalah
ini penyusun akan mencoba menjelaskan secara ringkas mengenai kerajaan Mughal
di India, yang meliputi asal usul, perkembangan dan kejayaan serta
faktor-faktor yang mendorong kemajuan dan kemunduran dinasti Mughal.
B. Rumusan Masalah
Ø
Asal-
usul Dinasti Mughal.
Ø
Raja-raja
yang memerintah Dinasti Mughal.
Ø
Sistem
pemerintahan Dinasti Mughal.
Ø
Kemajuan
yang dicapai Dinasti Mughal.
Ø
Kemunduran
dan runtuhnya Dinasti Mughal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asal-Usul Dinasti Mughal
Kerajaan mughal
merupakan kelanjutan dari kesultanan delhi. Sejak islam masuk ke India pada
masa Bani Umayyah, yakni pada masa khalifah al-Walid (705-715) maka peradaban
Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India.
Dinasti mughal
bukanlah kerajaan islam pertama di India, karena sebelun itu ada beberapa
dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Khalji
(1296-1316), Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan
Dinasti Lodi (1451-1526). Dalam periodesasi sejarah Islam Dinasti ini dikenal
sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecermelangan pada
masa Dinasti Abbasiyah.
Dinasti Mughal didirikan
oleh Zaharuddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza
adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan.[1]
Babur mewarisi
daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia
berambisi dan bertekad akan menaklukan Samarkand yang menjadi kota penting di
Asia pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan ttapi karena mendapat
bantuan dari Raja Safawi Ismail 1, akhirnya ia berhasil menaklukan Samarkand tahun 1494 M.
Zaharuddin Babur
mengambil alih kekuasaan dari Dinasti Lodi yang dipimpin oleh Ibrahim Lodi yang
tengah berkuasa di India. India saat itu tengah dilanda krisis sehingga
stabilitas kekuasaan menjadi kacau. Alam Khan paman Ibrahim Lodi besama-sama
Daulat Khan meminta bantuan Babur di Afghanistan untuk menjatuhkan pemerintahan
Ibrahim Lodi.
Pada tahun 1525
dalam pertempuran di Panipat Babur berhasil memperoleh kemenangan dari tangan
Ibahim Lodi. Babur bersama pasukanya
memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan di kota ini. Dengan
ditegakkanya pemerintahan Babur, maka berdirilah Dinasti Mughal di India pada
tahun 1526 M.[2]
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
berdirinya Dinasti Mughal adalah:
a.
Ambisi dan karakter Babur sebagai
pewaris keperkasaan ras mongolia.
b.
Sebagai jawaban atas krisis yang tengah
melanda India.
B.
Raja-raja Dinasti Mughal
Zaharuddin Babur
adalah raja pertama sekaligus pendiri Dinasti Mughal di India. Masa
pemerintahanya digunakan untuk membangun pondasi pemerintahan. Awal
pemerintahanya, Babur masih menghadapi banyak pihak-pihak musuh, diantaranya
orang-orang India yang tidak menyukai berdirinya Dinasti Mughal. Dinasti Lodi
yang dipimpin Muhammad Lodi juga berusaha bangkit dan menentang pemerintahan
Babur, namun semua itu dapat diatasinya.
Sepeninggal Babur Dinasti Mughal diteruskan
putranya yang bernama Humayun (1530-1556) M[3].
pada masa pemerintahan Humayun, ia juga masih menghadapi banyak pemberontakan.
Ia berhasil mengalahkan Bahadur Syah yang berusaha melepaskan diri. Pada tahun
1450 terjadi kudeta yang dilakukan oleh Syar Khan dalam pertempuran di Qonuj.
Ia melarikan diri ke Persia, setelah menyusun kekuatan selama 15 tahun ia
berhasil merebut kembali tahta kerajaa.
Setelah Humayun
wafat pada tahun 1556 ia digantikan oleh putranya Akbar. Ketika naik tahta ia
baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan diserahkan kepada
kepada Bairan Khan.
Pada awal
pemerintahanya Akbar menghadapi pemberontakan sisa keturunan Sher Khan.
pemberontakan yang paling besar adalah pemberontakan Himu yang menguasai
Gwalior dan Agra. Bairam khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga
terjadilah pertempuran dahsyat yaang disebut panipai II. Setelah Akbar dewasa
ia berusaha menyingkirkan Bairan Khan
yang sudah mempunyai pengaruh besar, Bairan Khan memberontak namun dapat di
kalahkas Akbar tahun 1561 M.
Kerajaan mughal
mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Akbar, generasi sesudah Akbar
yaitu Janaghir, Syah Jahan, Aurangzeb masih dapat mempertahankan kejayaan
tersebut. namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah
sehingga tidak dapat mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.[4]
Selama masa
pemerintahan Dinasti Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang
pernah memerintah adalah Zaharuddin Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556),
Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Syah Jahan (1627-1658), Aurangzeb
(1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar
(1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah (1748-1754), Alamghir II
(1754-1760), Syah Alam (1760-1806), Akbar II (1806-1837), Bahadur Syah
(1837-1858).
C.
Sistem Pemerintahan Dinasti Mughal
Sistem
pemerintahan pada masa Akbar adalah bersifat militeristik dimana pesat
pemerintahan dipegang oleh raja, pemerintah daerah dipegang oleh sipah salar
(kepala komandan), sedangkan sub distrik dipimpin oleh faudjar (komandan).
Jabatan-jabatan sipil juga memakai jenjang militer yang mewajibkan para
pejabatnya untuk mengikuti latihan militer.[5]
Kebijakan
politik yang dipakai Akbar adalah sulh-e-kul yaitu toleransi unuversal yang
memandang semua rakyat derajatnya sama tanpa membedakan perbedaan agama, ras, suku
maupun etnis. Akbar juga membentuk mansaddharis yaitu lembaga pelayanan umum
yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan. Anggota-anggota lembaga
ini terdiri dari berbagai etnis yang ada, yakni Turki, Afghan, Persia dan
Hindu.
Dalam bidang Agama
Akbarmembentuk Din Ilahi yaitu menjadikan semua agama di India menjadi satu
yang bertujuan untuk kepentingan stabilitas politik. Usaha Akbar untuk
merealisasikan ajaran ini adalah dengan mengawini wanita-wanita Hindu,
berkhutbah dengan menggunakan syimbol Hindu, melarang menulis dengan huruf
Arab, tidak mewajibkan khitan, dan melarang menyembelih maupun memakan daging
sapi.
Pada masa
pemerintahan Aurangzeb banyak perbedaan pada kebijakan-kebijakan yang telah
dirintis oleh raja-raja sebelumnya, terutama menyangkut hubungan dengan
orang-orang Hindu. Aurangzeb adalah penguasa Mughal pertama yang melarang
minuman keras, perjudian, prostitusi dan narkotika. Dia juga melarang wanita
untuk stidaho, yaitu pembakaran diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya.
Aurangzeb juga melarang pertunjukan musik di Istana, membebani non muslim
dengan pajak untuk memperoleh hak memilih, menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu
dan mempelopori kondifikasi Hukum yang dikenal dengan fatawa-i-Alamghiri.
Dengan kebijakan
yang dibuat Aurangzeb maka banyak menimbulkan pemberontakan-pemberontakan,
terutama dari orang-orang Hindu. Namun karena posisi Aurangzeb sangat kuat maka
pemberontakan-pemberontakan dapat dipadamkan. Meskipun demikian semagat orang-orang
Hindu tetap membara.
D.
Kemajuan yang Dicapai Dinasti
Mughal
Bidang Politik dan Administrasi
Pemerintahan
a)
Perluasan wilayah dan konsolidasi
pemerintahan. Usaha ini hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
b)
Pada masa Akbar terbentuk landasan
institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh
elite militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar
Afghan, Iran, Turki, dan Muslim asli India.
c)
Akbar menerapkan politik unuversal.
Dengan politik ini semua rakyat India dipandang sama.
d)
Wilayah imperium dibagi menjadi sejumlah
propinsi, guna untuk memudahkan pengumpulan pajak.
Bidang Ekonomi
a)
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman
bagi usaha pertanian.
b)
Adanya sistem pemerintahan lokal yang
digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani.
c)
Perdagangan dan pengolahan isdustri
pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi perdagangan diberikan
kepada The British East Company (EIC) perusahaan Inggris.
Bidang Agama
a)
Pada masa Akbar, ia membentuk konsep
Din-i-Ilahi. Namun dalam prakteknya bukanlah sebuah ajaran tentang Agama Islam
tetapi adalah sebuah usaha Akbar untuk mempersatukan umat-umat beragama di
India. Sehingga Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam.
b)
Perbedaan kasta di India membawa
keuntungan terhadap pengembangan Islam, orang-orang India berbondong-bondong
masuk Islam, terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan oleh golongan
atas.
c)
Sebelum dinasti Mughal, muslim India
adalah penganut sunny fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi
Syi’ah untuk memgembangkan pengaruhnya.
d)
Pada masa Aurangzeb disusun sebuah
risalah hukum Islam atau upaya kondifikasi hukum islam yang diberi nama fattawa
alamgiri. Ajaran ini dimaksudkan untuk meluruskan syari’at Islam yang nyaris
kacau akibat politik sulakhul Din-i-Ilahi.
Bidang
Seni dan Budaya
a)
Munculnya beberapa karya sastra tinggi
seperti padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia .
b)
Taj mahal di agra merupakan puncak
arsitektur dimasanya, istana Fatpur sikri dan masjid raya Delhi di Lahore
adalah beberapa contoh dari bidang arsitektur, dan masih banyak lagi yang
lainya.
c)
Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan
gaya campuran yang harmonis antara asia tengah, persia, Timut tengah, dan
lokal.
Sebab-sebab
kemajuan Dinasti Mughal.
Ø Dinasti
Mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat.
Ø Hingga
masa pemerintahan Aurangzeb rakyat cukup puas dan sejahtera dengan pola
kepemimpinan raja dan program kesejahteraan.
Ø Prajurit
Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki patriotisme yang
tinggi.
Ø Sultan
yang memerintah sangat mencintai ilmu pengetahuan.
E.
Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti
Mughal
Tanda-tanda
kemunduran sudah terlihat dari indikator sebagai berikut:
a.
Internal: Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya
perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintah pusat.
b.
Eksternal: terjadinya pemberontakan
dimana-mana dan invasi inggris melalui EIC.
Dominasi Inggris
diduga merupakan pendorong kehancuran Dinasti Mughal. Pada waktu itu EIC
mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugia dab kebutuhan kerajaan EIC mengadakan
pungutan yang tinggi dan secara kasar. Sehinnga banyak rakyat Islam mauoun
Hindu mengadakan pemberontakan[6]
Mereka meminta Bahadur Syah untuk enjadi lambang
perlawanan, sehingga terjadilah perlawanan rakyat India terhadap Inggris tahun
1857. Namun perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah oleh Inggris.
Kemudian Inggris menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap pemberontak. Mereka
diusir dari delhi, dan Bahadur Syah, raja terakhir Mughal diusir dari istana
pada tahun 1858. Dengan demikian berakhirlah Dinasti Mughal di India.
Beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Mughal
mengalami kemunduran dan membawa ehancuran:
a)
Terjadi stagnasi dalam pembinaan
kekuatan militer sehingga oprasi militer Inggris diwilayah-wilayah pantai tidak
dapat dipantau oleh maritim Mughal.
b)
Kemerosotan moral dan hidup mewah
dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang
negara
c)
Pendekatan Aurangzeb yang kuranag ramah
terhadap kebijakan agama, sehingga konflik antar agama sukar diatasi oleh
raja-raja sesudahnya.
d)
Semua pewaris tahta kerajaan pada paro
terakir adalah orang-orang yang lemah dalam hal kepemiminan.
BAB III
PENUTUP
Dalam
setiap kebudayaan memiliki empat tahapan yaitu: lahir, tumbuh, runtuh dan
silam. Dinasti Mughal telah melewati konsepsi itu. Namun kerajaan mughal tidak
munkin lepas dari sejarah Islam dan India. Dari pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
a)
Islam telah mewariskan dan memberi
pengayaan terhadap khazanah kebudayaan India.
b)
Dengan hadirnya Dinasti Mughal, maka
kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam kembali muncul.
c)
Kejayaan yang dicapai Dinasti Mughal
telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia.
d)
Dinasti Mughal telah berhasil membentuk
kosmopolitan Islam-India daripada membentuk kulture muslim secara eklusif.
e)
Kemunduran suatu peradaban tidak lepas
dari lemahnya kontrol elite penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem
keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu
diwaspadai.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prof. K. Ali, Sejarah Islam
(Tarikh Pra modern), (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada). Hlm. 529
[2] Ahmad Choirul Rofiq, M. Fil. I, Sejarah
Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern),
Yogyakarta;
Nadi Offset
[3] Prof. K. Ali, Sejarah Islam
(Tarikh Pra modern), (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada).
[4] Ahmad Choirul Rofiq, M. Fil. I, Sejarah
Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern),
Yogyakarta;
Nadi Offset
[5] Prof. K. Ali, Sejarah Islam
(Tarikh Pra modern), (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada)
[6] Ibid hlm 542
No comments:
Post a Comment