Friday, July 11, 2025

KISAH NABI ISHAQ

KISAH SINGKAT NABI ISHAQ

Kisah Singkat Nabi Ishaq Putra Nabi Ibrahim

Nabi Ishaq kita kenal sebagai nabi yang kesembilan setelah nabi Ismail dan sama sama putra dari Nabi Ibrahim AS.

Kisah Nabi Ishaq berawal setelah Allah SWT mengkaruniakan Ismail kepada Nabi Ibrahim A.S. Kemudian, Nabi Ibrahim terus berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniakan anak dari istirnya yang bernama Sarah, yaitu istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan kalimatullah.

Allah kemudian mengabulkan doa Ibrahim dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa akan lahir seorang seorang anak dari istrinya yang bernama Sarah. Mereka juga memberitahukan tujuan mereka lainnya, yaitu pergi mendatangi kaum Luth untuk menimpakan azab kepada mereka.

Nabi Ibrahim A.S merupakan seseorang yang selalu memuliakan tamu dan juga orang yang dermawan. Lalu, tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim datang membawa anak sapi yang gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi mereka tidak makan dan juga tidak minum jamuan yang telah dia hidangkan tersebut.

Dengan kondisi seperti itu, Nabi Ibrahim merasa takut kemudian malaikat-malaikat tersebut menenangkannya dan segeralah mereka memberitahu kepada Nabi Ibrahim tentang diri mereka serta memberitahukan maksud dan tujuan mereka untuk menyampaikan kabar gembira kepadaya dengan akan adanya kelahiran seoarang anak yang alim (berilmu).

Sarah mendengar pembicaraan mereka. Lalu ia datang dan menghampiri dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan.

Dia berpikir bahwa bagaimana dirinya bisa melahirkan sedangkan dia merupakan seorang wanita yang sudah tua dan mandul (ketika itu usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia.

Lalu, mendengar pembicaraan tersebut, para malaikat berkata

“Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Adz Dzaariyat: 30).

Mendengar berita tersebut, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia karena apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan segera tiba.

Kelahiran Nabi Ishaq

Selang beberapa waktu, berita yang disampaikan oleh para malaikat menjadi kenyataan bagi Nabi Ibrahim. Istrinya, Sarah melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim. Pada saat itu, Nabi Ibrahim telah berumur 100 tahun, lalu Ishaq lahir 14 tahun setelah kelahiran Ismail.

Alquranu Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar tentang kisah Nabi Ishaq dan demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus oleh Nabi Ishaq. Akan tetapi, Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Al-Quran di antaranya:

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS. Shaad: 45-47).

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya:

“Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia dan putra yang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub, putra Ishaq, putra Ibrahim.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Pernikahan Nabi Ishaq

Pada saat usia 40 tahun, Nabi Ishaq memutuskan untuk menikah dan membangun keluarganya sendiri. Dikisahkan bahwa Nabi Ishaq menikah dengan seorang wanita bernama Rafqah binti Batuil. Namun, ternyata ujian yang pernah menimpa ayah dan ibunya. Dialami juga oleh Nabi Ishaq. Diceritakan bahwa Istrinya, Rafqah juga merupakan wanita yang mandul.

Nabi Ishaq pun terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.

Setelah beberapa penantian panjang, keaiaiban tersebut datang, Rafqah hamil dan ternyata Allah memberikan anak kembar. Anak tersebut diberi nama Iish atau Esau dan Yaqub. Betapa bahagianya Nabi Ishaq di usia yang telah senja dia mendapat karunia putra kembar oleh Allah SWT.

Lalu , salah satu putranya pula, kelak akan menjadi seorang rasul. Dia adalah Nabi Yaqub dan kelak menjadi bapak dari Nabi Yusuf, Bunyamin, dan saudara-saudaranya. Dari anak-anak Yaqub bin Ishaq inilah, cikal bakal terbentuknya Bani Israil atau keluarga Israil.

Disebut Israil karena Nabi Yaqub seringkali melakukan perjalanan di malam hari. Lalu, saudara kembarnya Iish disebut orang-orang Arab dengan istilah Iish atau Iishuu yang merupakan nenek moyang dari bangsa romawi.


KISAH NABI LUTH

KISAH SINGKAT NABI LUTH

Nabi Luth adalah Nabi dari utusan Allah yang mulia. Beliau mendapatkan tugas dari-Nya untuk menyerukan kebenaran pada kaum-Nya yang tersesat di bumi. Lantaran mereka terus melakukan hal yang tidak Allah sukai.

Nabi Luth as sendiri masih dalam satu garis keturunan dengan Nabi Ibrahim as. Yang mana jika kita runtutkan, ayah daripada Nabi Luth as, masih bersaudara dengan beliau.

Oleh karena itulah mengapa Nabi Luth as, masih ada garis keturunan dari beliau. Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, dalam sejarah secara singkat Nabi Luth mendapat mandat dari Allah untuk berdakwah.

Kepada kaum sodom, yang merupakan kaum dengan sifat menyukai sesama jenis mereka, atau nama lainnya sekarang adalah homoseksual.

Beliau terus berdakwah namun rasanya sia-sia. Hingga melihat tersebut, Allah pun melaknat kaum tersebut, membuat mereka mati, tanpa sisa, bahkan jejak dari mereka pun tidak ada.

Sungguh, benar-benar pedih azab yang Allah timpakan kepada mereka, bahkan melebihi dari hal tersebut.

Dalam Al-Qur’an sendiri, Allah menyebut Nabi Luth as cukup banyak. Yang mana hal tersebut berkaitan dengan perlakuan daripada kaum sodom kepada beliau.

Bahkan dalam sejarah singkatnya, kaum sodom menantang beliau untuk membuktikan azab yang Allah berikan kepada mereka. Apakah memang benar-benar ada, atau hanya omongan semata.

Seperti dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya:

‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.‘ Demikian jawaban yang dilontarkan kaum tersebut terhadap ajakan sang Nabi..

Qs Al-Ankabut: 29

Adapun penyebutan lainnya, ketika Nabi Luth mendapat mandat dari Allah untuk melaksanakan dakwah kepada mereka (kaum sodom) agar mereka dekat dengan-Nya.

Firman Allah yang artinya:

Dan kami (telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). Ingatlah, tatkala ia berkata kepada mereka ‘mengapa kamu mengerjakan hal keji seperti itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kamu?’..

Qs Al-A’raf: 80

Hingga pada jawaban Allah tentang azab yang akan mereka dapatkan dari-Nya. Pun meyebut nama Nabi Luth sebagai pembuka dari firman Allah yang artinya:

Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan dari Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluargamu dan juga pengikut-pengikut kamu pada akhir malam. Dan jangan ada seorang di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat azab jatuh kepada mereka, ialah di waktu subuh. Bukankah subuh sudah dekat?..

Qs Al-Hud: 81

Itulah beberapa firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyebut nama Nabi Luth, beberapa kali.

Kisah Kelahiran Nabi Luth

Terlepas dari hal tersebut, dalam sejarah juga menceritakan singkat kisah dari kelahiran Nabi Luth yang ternyata dirawat dengan baik oleh Nabi Ibrahim as.

Kala itu, suasana dalam kehidupan Nabi Luth, sekeliling beliau adalah orang-orang yang suka melakukan korupsi, juga memiliki sifat yang suka dengan sesama jenis.

Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Luth selalu membantu Nabi Ibrahim yang juga merupakan paman dari beliau, sehingga beliau dapat mengerti bagaimana menjadi seorang pendakwah.

Nabi Luth dengan pamannya, juga sering bepergian ke tempat yang cukup jauh. Hingga suatu ketika, Nabi Luth pergi untuk ke daerah Palestine.

Dalam setengah perjalanan mereka, Nabi Luth dan Nabi Ibrahim mendapatkan pemberitahuan dari Allah SWT, bahwa Nabi Luth akan menjadi Nabi selanjutnya, serta menghimbau para kaum sodom.

Yang mana kaum tersebut diharapkan dapat kembali kepada Allah, dengan ajaran-ajaran yang sudah Allah tetapkan, serta perintah apa saja yang harus terlaksana oleh mereka.

Sehingga dalam sejarah singkat beliau, Nabi Luth akhirnya dengan memantapkan hati, beliau akhirnya siap untuk melaksanakan perintah Allah, dan melanjutkan perjalanannya ke tempat kaum tersebut, yakni di Yordania.

 

Nama Kaum Nabi Luth

Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, Nabi Luth mempunyai kaum yang mempunyai sifat diluar dugaan beliau. Bahkan sejak zaman dulu, tidak pernah ada kaum demikian.

Dalam literatur lain pun, mengatakan bahwa kaum ini, sangat unik, bahkan yang mereka lakukan baru ditemukan pada zaman Kenabian Nabi Luth.

Ialah kaum sodom, kaum yang melakukan hal diluar dugaan siapapun. Mereka menyukai sesama jenis mereka. Bahkan tidak ada terbesit pikiran dari mereka untuk menikah dengan lawan jenis mereka.

Hingga dalam sejarah, menceritakan dengan singkat bahwasannya kaum daripada Nabi Luth pergi ke rumah beliau, mendatangi beliau.

Lalu dengan sangat baik hati, Nabi Luth menawarkan kepada mereka untuk meminang para putrinya kepada mereka saat itu.

Tetapi bukanlah itu yang mereka maksud dan inginkan. Melainkan dua malaikat yang Allah utus untuk menemui Nabi Luth, dengan menjelma sebagai pria yang sangat tampan.

Dan kaum sodom berniat ke tempat Nabi Luth hanya untuk menggauli para tamunya tersebut. Bahkan ada dari mereka yang menginginkan menjadi pasangan dari tamu beliau.

Sungguh, benar-benar tabah kala itu Nabi Luth dalam menghadapi para kaumnya tersebut. Dilansir dari islampos.com, kedua putri dari Nabi Luth adalah Rita dan Za’wara.

Keduanya mendapatkan keselamatan ketikan Allah menimpakan azab yang sangat dahsyat kepada kaum sodom karena perbuatan mereka.

Menyukai sesama jenis baik laki-laki maupun perempuan, lalu suka melakukan penghianatan, tidak mengembalikan apa yang sebenarnya bukan hak mereka, dan sebagainya.

Laknat dari Allah untuk Kaum Sodom

Hingga Allah SWT benar-benar murka kala itu. Allah SWT pun akhirnya memerintahkan Nabi Luth untuk membawa keluarga serta para pengikutnya untuk pergi dari kawasan kaum sodom.

Hal tersebut merujuk kepada keselamatan mereka, yang selalu menunaikan apa yang Allah perintahkan, dan menghindarkan diri dari larangan Allah.

Dan saat itu terjadi. Sejarah menuliskan dengan singkat bagaimana kaum Nabi Luth mendapatkan azab yang sangat pedih dari Allah SWT.

Ialah Allah menurunkan hujan batu yang bertubi-tubi, hingga membuat siapa saja yang ada pada tempat tersebut, tidak dapat lari dari azab tersebut

Kemudian Allah balikkan kita mereka, sehingga semua kaum sodom benar-benar binasa kala itu. Tak hanya itu saja, pada siang hari Allah turunkan petir yang begitu menggelegar, menyambar semua kaum sodom yang ada di tempat.

Kondisi pada waktu itu, kaum sodom benar-benar hancur, benar-benar binasa mereka. Bahkan jejak daripada mereka pun ikut melebur akibat dari azab yang Allah SWT berikan kepada mereka.

Kemunafikan Istri Nabi Luth as

Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwa Nabi Luth kala itu mendapatkan tamu seorang lelaki tampan, muda, memiliki tubuh yang sangat atletis.

Dilansir dari muslimmedia.com, ketika itu kedua lelaki tersebut yang merupakan malaikat Allah, menanyakan kepada seorang gadis cantik yang ternyata merupakan salah satu putri dari Nabi Luth as.

Mendengar kabar tersebut, Nabi Luth merasa bimbang. Satu sisi ia sangat tidak sopan jika tidak menerima tamu kedua lelaki tampan tersebut.

Tapi pada sisi lainnya, ia juga sangat khawatir dengan keselamatan dari kedua tamu tersebut nantinya, ketika orang-orang sodom tersebut mengetahui bahwa di dalam rumahnya terdapat dua tamu yang sangat tampan dan muda.

Dengan terpaksa dan penuh kekhawatiran, Nabi Luth akhirnya menerima dua tamu tersebut, dan sebelum itu, beliau memberitahu kepada anak-anak dan istrinya agar tidak membocorkan hal ini, ke telinga kaum sodom.

Alih-alih mendapatkan informasi tersebut, istri dari Nabi Luth malah membeberkan informasi kepada kaum sodom. Maka terjadilah apa yang menjadi prediksi dari Nabi Luth as.

Wafatnya Nabi Luth as

Para kaum sodom datang berbondong-bondong ke rumah Nabi Luth, dan meminta beliau untuk membukakan pintu. Dengan tujuan agar nafsu mereka dapat terlampiaskan. Mengingat mereka sudah lama tidak melihat lelaki tampan, dan muda,

Dalam cerita sejarah singkat beliau, Nabi Luth akhirnya mengatakan kepada dua orang tamunya, bahwa ia sudah tidak bisa apa-apa. Bahkan kerabat, saudara, serta keluarganya, seperti tidak ada harga diri di depan mereka.

Tidak satupun senjata yang Nabi Luth as miliki sebagai alat untuk melawan mereka, kebengisan mereka, dan raut wajah mereka yang penuh nafsu tersebut, tetapi tidak sesuai dengan apa yang Allah ajarkan.

Terlepas dari hal tersebut, dalam sejarah mencatat dengan singkat, bahwa Nabi Luth wafat, menginjak usia 80-an tahun. Dan jika dihitung pada waktu masa tersebut.

Nabi Luth hidup pada tahun 1950 s/d 1870 SM. Cukup lama, terlebih dengan perjuangan beliau yang sangat gigih, dan sabar dalam menyadarkan kaum sodom.

 



KISAH NABI IBRAHIM


KISAH SINGKAT NABI IBRAHIM


Nabi Ibrahim as memiliki seorang ayah yang bernama Azar, dan kakek bernama Nahur, Nabi Ibrahim As yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan maupun penyembahan berhala, ingin mempertebal keimanan dan keyakinannya terlebih dahulu, untuk menentramkan kalbu serta membersihkan keragu-raguan yang mungkin mengganggu pikiran, Ibrahim memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepada dirinya tentang cara Allah menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah meninggal

Kisah Nabi Ibrahim Ketika Lahir

Ketika Tahun 2295 Sebelum Masehi. Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh raja Namrudz, seorang raja bengis yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka pada bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan keturunannya akan memenuhi seisi bumi, diberbagai penjuru bumi dan dengan salah seorang keturunannya akan membunuh raja Namrud. Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah bahwa semua bayi laki-laki yang baru lahir harus dibunuh. Pada waktu yang hampir bersamaan, ayah dari nabi Ibrahim, Azar, merasakan kebahagiaan sekaligus kekhawatiran yang mendalqm karena ia mendengar kabar bahwa istrinya sedang mengandung seorang anak sesaat setelah ia dinobatkan sebagai panglima kerajaan, lalu kedua putranya, (kakak nabi Ibrahim) Nahor dan Haran, memberi pendapat tentang persoalan ini. Haran, sebagai seorang ahli nujum, berpendapat bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu kepada raja, sebab Haran meyakini bahwa belum ada pertanda di langit yang gagal; sekalipun harus diserahkan ke pedang atau perapian, Haran percaya akan ada keajaiban yang membuat anak itu tetap hidup. Sedangkan Nahor memberi saran supaya sang ibu meninggalkan negeri Babilonia selama beberapa waktu, sementara itu sang ayah dapat menyerahkan bayi lain sebagai ganti Ibrahim. Sang ayah menerima saran Nahor supaya menyelamatkan diri dari negeri Babilonia.
 

Kisah Nabi Ibrahim as Ketika Dalam Goa

Selanjutnya Ibunya Nabi Ibrahim a.s ditempatkan di sebuah gua bersama seorang pengasuh sampai hari bersalin dan sang ayah mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk diserahkan ke raja Namrud. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, raja Namrud bergembira sebab ia menyangka ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, setelah Ibu Ibrahim mengalami persalinan, ia bersama pengasuh meninggalkan Ibrahim seorang diri di gua, sang ibu menangis seraya berdoa "Semoga Sang Pelindung selalu menyertaimu, wahai anakku....." setelah Ibrahim ditinggalkan seorang diri, Allah mengutus sesosok malaikat supaya hadir dan merawat Ibrahim.

 

Dan setelah berbulan-bulan kejadian tersebut, Haran masih mempercayai pertanda di langit tentang Ibrahim sehingga ia pergi mendatangi gua dimana Ibrahim kecil ditinggalkan. Haran terkejut ketika mendapati adiknya telah menjadi seorang anak laki-laki yang dapat berbicara. Haran mengajak Ibrahim pulang ke negeri Babilonia namun Ibrahim sempat menolak seraya menyatakan bahwa ia tidak mempunyai rumah karena ia mengaku telah tersesat di sebuah tempat yang tidak ia kenal. Pada akhirnya Haran berhasil membawa Ibrahim ke rumah sang ayah di Babilonia. Ketika Haran mempertemukan Ibrahim, sang ayah tidak percaya bahwa anak yang diajak Haran itu merupakan bayi yang telah ditinggalkan selama berbulan-bulan di gua. Ketika Ibrahim ditanya siapa yang selama ini memberinya makan, ia menjawab bahwa Yang Maha Pemberi yang menyediakan makanan untuknya, lalu ia kembali ditanya tentang siapa yang merawatnya saat sakit, ia menjawab bahwa Yang Maha Menyembuhkan yang melakukannya, kemudian ketika ditanya tentang siapa yang memberitahunya tentang jawaban-jawaban ini, Ibrahim menjawab bahwa Yang Maha Mengetahui yang mengajarinya. Terkejut dengan jawaban-jawaban ini, sang ayah merasa heran dan takjub terhadap Ibrahim. Untuk menghindari kecurigaan raja Namrud yang kejam, Ibrahim diasuh di rumah Haran yang berada di luar wilayah Babilonia. Di sana Ibrahim dibesarkan bersama anak-anak lainnya.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan Yang Sebenarnya

Ringkasan selanjutnya disebutkan bahwa Ketika Nabi Ibrahim alaihissalam telah berusia dua belas tahun, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia mendapati orang-orang di negeri itu merupakan para penyembah patung berhala. Ibrahim mengingkari anggapan bahwa patung adalah dewa sehingga ia merasa tak betah berada di tengah-tengah negeri itu. Ibrahim memutuskan untuk mencari Tuhan hingga ia harus berpindah di rumah nabi Nuh selama beberapa waktu. Usia hidup Nabi Nuh adalah sekitar 900 tahun. Setelah berguru di rumah Nabi Nuh AS, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia belum mendapat jawaban dalam pencariannya. Tatkala Ibrahim kembali ke rumah ayahnya, ia sering mendapati ayahnya sedang membuat patung-patung serta meletakkan makanan di depan patung-patung itu sehingga menyebabkan Ibrahim bertanya-tanya tentang perilaku sang ayah. Mendapati jawaban bahwa sang ayah menyembah patung karena tradisi leluhur, Ibrahim mempertanyakan tradisi ini namun sang ayah membiarkan Ibrahim. Pada zaman Ibrahim, sebagian besar orang di Mesopotamia beragama politeisme, yakni tradisi penyembahan lebih dari satu dewa, baik berupa dewa-dewa di muka bumi maupun dewa-dewa di langit dan orang-orang tersebut membuat patung sebagai simbol dewa-dewa itu. Ketika Ibrahim bertanya tentang Tuhan kepada Nahor, kakaknya menjelaskan bahwa di langit ada dewa-dewa, akan tetapi Ibrahim merasa perlu membuktikan ucapan ini.

Kisah Nabi Ibrahim Dan Ayahnya

Selanjutnya disebutkan bahwa Semasa remaja, Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu ketika Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka ayahnya menunjukkan kayu sebagai bahan pembuatan. Ibrahim pun mempertanyakan "Apakah kayu itu tuhan?, benda yang hangus lenyap di perapian?" untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lain, Ibrahim diperintah menjual patung-patung buatan ini. Ibrahim berkeliling kota menjajakan patung-patung buatan ayahnya, namun karena iman dan tauhid yang telah Allah ilhamkan kepada dirinya, Ibrahim merasa tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek menawarkan patung-patung itu kepada calon pembeli dengan kata-kata: "Siapakah yang akan membeli patung-patung yang diam dan tidak berguna ini?". Melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung dan Ibrahim berupaya berdakwah seraya mengenalkan tentang Tuhan kepada banyak orang.

 

 

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya serta melalui kata-kata yang halus, Ibrahim datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul serta telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim mulai bertanya secara lemah lembut kepada ayahnya, kemudian bertanya apakah gerangan yang menjadi penyebab untuk menyembah berhala seperti kaumnya walaupun berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun serta tidak dapat mendatangkan keuntungan untuk penyembahnya ataupun tidak dapat mencegah nasib buruk. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu merupakan semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh terhadap umat manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakan untuk berpaling dari berhala-berhala, supaya sang ayah kembali menyembah Allah yang menciptakan umat manusia beserta semua makhluk yang hidup, maupun Yang Memberi mereka rezeki maupun kenikmatan hidup, serta Yang Mempercayakan bumi dan segala isinya kepada umat manusia.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim Dengan Kaumnya

Lalu Nabi Ibrahim alaihissalam berseru kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang kubenci selain Tuhan atas segala sesuatu, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing diriku sebab Dia menciptakan sesuatu berdasar tujuanNya dan KehendakNya, Dialah yang menghadirkan kebenaran kepadaku melalui pendengaranku, sebab semula aku hanya ciptaan yang bahkan tidak mengenali diri sendiri, Dialah yang menampakkan cahaya yang menerangi supaya aku tahu jalan apa yang harus kutempuh karena aku hanyalah ciptaan yang tersesat di antara bumi dan langitNya, Dialah yang selalu hadir untukku sebab Dialah yang menyediakan segala hal untuk kumakan dan kuminum, Dialah yang menghidupkan yang mati untukNya dan mematikan yang hidup tanpaNya. Aku sendiri tidak tahu untuk apa aku dihidupkan maka tiada tugas bagiku di dunia selain melaksanakan apapun yang diperintahkan oleh Pencipta yang menghidupkanku, dan aku pun bersedia mati sekiranya Dia pula yang menghendaki itu. Lalu patutkah aku bersujud memuja kepada benda-benda yang kalian serukan itu daripada menyembah Tuhan yang menghidupkan seluruh makhluk di bumi?" Dengan cara demikian, Ibrahim berusaha untuk menyadarkan kaumnya akan tetapi mereka mengabaikan seruan-seruan Ibrahim dan mereka tetap berkeras meneruskan penyembahan berhala.

 

Setelah itu disebutkan bahwa disaat nabi Ibrahim telah menyadarkan bahwa kayu bukanlah Tuhan dan dakwah-dakwahnya telah tersebar ke berbagai negeri, raja Namrud yang kejam yang mendakwakan diri sebagai raja di muka bumi memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu menjulang tinggi di Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh orang-orang dalam negeri itu diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah berhala patung sehingga orang-orang tersebut menganggap segala jenis tindakan yang tidak menyembah berhala patung sebagai ajaran menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala sebagai sembahan, maka Ibrahim semakin berniat menyadarkan kaumnya tentang kebodohan ini dan ia ingin membuktikan bahwa patung batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun terhadap para penyembahnya.Nabi  Ibrahim AS datang seorang diri sewaktu meruntuhkan segala patung batu yang ada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai dewa paling hebat oleh kaumnya.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim a.s Ketika Dibakar Oleh Namrud

Raja Namrudz sebagai orang yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan secara angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka bumi ini dan siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kita akan dibakar oleh Tuhannya; maka biarlah Tuhannya sendiri yang menyelamatkan ia, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian!"

Banyak orang dari berbagai negeri hadir untuk menyaksikan peristiwa ini dan sebagian besar mereka percaya kepada Raja Namrud. Di tengah-tengah kerumunan, terdapat kakak Ibrahim, Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah menyembunyikan Ibrahim dan tidak menyerahkan kepada raja Namrud. Ketika Haran ditanya mengapa ia tidak menuruti perintah Namrud, ia menjawab: "Bukankah aku pernah mengatakan bahwa apapun yang kalian lakukan, kalian takkan bisa mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian sendiri tidak sanggup mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun di bumi" kemudian mereka menjawab: "Memang ucapan itu terbukti sampai saat ini, namun lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu itu masih tetap berlaku" mereka pun bertanya: "Apakah kamu percaya pada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan keraguan dalam benaknya, sebab di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit bahwa akan ada orang yang terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap bahwa adiknya takkan selamat dari perapian. Haran menjawab "Seandainya Ibrahim tidak selamat dari perapian tentulah aku akan pergi dan meninggalkan kalian sejauh mungkin bersama aib ini, akan tetapi jika melalui keajaiban dahsyat Ibrahim berhasil selamat maka aku akan datang dan memeluknya."

Kisah Nabi Ibrahim diselamatkan Dari Panasanya Api

Selanjutnya Ketika nabi Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan Ibrahim supaya dapat melarikan diri dari hukuman kaumnya namun Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan padaku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut; bahwa segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat tersebut pergi meninggalkan Ibrahim. Allah turut bersaksi dengan para malaikat ketika mendapati bahwa hampir seluruh manusia di muka bumi pada zaman itu memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran umat manusia dengan menampakkan hal-hal berbeda dalam penglihatan mereka, yang kemudian satu umat dan satu bangsa di bumi menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian dan pola pikir yang berbeda. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang membara, seketika Allah berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan terhadap Ibrahim, maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian. Api pun menjadi terasa sejuk bagi Nabi Ibrahim AS


KISAH NABI HUD


KISAH SINGKAT NABI HUD

Ringkasan Kisah Nabi Hud as Lengkap

 

Nabi Hud AS adalah salah satu Nabi Allah yang tercantum dalam Al-Qur'an. Nabi Hud A.s Putra dari Abdullah bin Ribah, jadi ayahnya nabi Hud as bernama Abdullah dan kakeknya bernama Ribah yang merupakan keturunan daru suku Aad, yaitu suatu suku yang berada di timur tengah tepatnya antara negara Yaman dengan Oman, Kaum nabi Hud as adalah penyembah patung berhala yang diberi nama Shamud dan Alhattar 

Ringkasan Kisah Nabi Hud as Dan Kaumnya

 

Nabi Hud as diberi tugas untuk membawa kaumnya yaitu suku Aad ke jalan yang benar, beriman kepada Allah yang menciptakan mereka serta menghidupkan dan mematikan mereka, memberi rezeki atau mencabutnya dari mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntun mereka ke jalan yang benar. dan bagi kaum 'Aad, seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan sesuatu yang tidak pernah mereka dengar ataupun duga. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka.

Kisah Pembalsan Allah SWT kepada Kaum `Aad

 

Azab Allah SWT  terhadap kaum 'Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam 2 tahap, yaitu:

1. Azab Kekeringan Ladang dan Kebun

Dalam keadaan kaumnya yang demikian melenceng dari ajaran Allah, Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil untuk kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dan menghindari mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi. 

2. Azab Gumpalan Awan Hitam Yang Mengerikan

Kemudian setelah terjadi kekeringan yang panjang, Allah menurunkan gumpalan awan yang ternyata adalah angin puting beliung. Awalnya gumpalan awan hitam tersebut disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang dan menyirami kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum 'Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah kujanjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta. 

ernyata yang dikatakan oleh nabi Hud as adalah suatu kebenaran, yang kemudian menjadi kenyataanlah bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan dan sangat dingin yang berlangsung selama delapan hari tujuh malam yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya, membawa berterbangan semua perabotan dan harta benda serta melempar jauh binatang-binatang ternak. Mereka mati bergelimpangan dan diibaratkan sebagai tunggul pohon kurma yang telah lapuk. kaum 'Aad menjadi panik, mereka berlari kesana-sini, hilir-mudik mencari perlindungan. 


KISAH NABI NUH

 KISAH SINGKAT NABI NUH

Kisah Nabi Nuh Lengkap untuk Anak Beserta Hikmah & Mukjizatnya

Nabi Nuh AS merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diimani oleh umat Islam. Kisah Nabi Nuh AS yang paling terkenal ialah peristiwa banjir bandang besar yang menimpa kaumnya, yang tidak mau taat dan bertobat kepada Allah SWT. Pada saat tersebut, Nabi Nuh AS beserta pengikut setianya membuat kapal besar sehingga mereka bisa selamat dari azab pedih Allah SWT. 

Kisah Nabi Nuh AS tersebut dapat menjadi rekomendasi cerita anak yang dapat Bunda bacakan kepada Si Kecil. Kisah Nabi Nuh AS banyak mengajarkan pesan moral dan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Tak hanya itu, melalui cerita Nabi Nuh AS Bunda sekaligus dapat menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak-anak melalui beragam kisahnya. 

Kisah Nabi Nuh AS dan kaumnya membuat kapal besar

Nabi Nuh AS merupakan nabi yang melakukan dakwah selama 500 tahun dan meninggal di usia 950 tahun. Nabi Nuh AS diutus oleh Allah SWT di antara kaum penyembah berhala. Mereka yakin bahwa menyembah berhala dapat membawa kebaikan dan menolak bala. 

Nabi Nuh AS berdakwah dengan sekuat tenaga kepada kaumnya yang keras kepala. Namun demikian, selama berdakwah ia hanya mendapatkan 70 hingga 80 pengikut saja. 

Suatu ketika, Nabi Nuh AS kemudian berdoa kepada Allah SWT. Nabi Nuh AS berdoa supaya kaumnya diberi hidayah. Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk membuat sebuah perahu besar. 

Nabi Nus AS dan para pengikutnya yang setia akhirnya membuat perahu di atas bukit. Mereka menebang pohon dan menggunakan kayu-kayunya untuk membuat kapal. Kaum Nabi Nuh AS yang keras kepala malah mengolok-olok pekerjaan tersebut.

Mereka bahkan berani melempar kotoran kepada Nabi Nuh AS dan para pengikutnya ketika mereka sedang membuat kapal. 

Setelah perahu Nabi Nuh AS selesai, beliau kemudian mengajak seluruh kaumnya untuk masuk ke dalam perahu. Nabi Nuh AS juga membawa serta seluruh jenis binatang.

Masing-masing sepasang untuk setiap jenisnya. Selain itu Nabi Nuh AS juga membawa benih tumbuh-tumbuhan. Hal ini supaya kelak jenis hewan dan tumbuhan tersebut tetap bisa berkembang biak.

Awan pun mulai mendung disusul dengan suara gemuruh halilintar. Hujan lebat pun turun amat lebatnya dan konon tak kunjung reda sampai 3 hari lamanya, hingga akhirnya terjadilah banjir bandang. Kapal Nabi Nuh AS mulai terangkat karena air mulai membanjiri daratan. Tidak ada tempat yang aman dari banjir saat itu kecuali kapal Nabi Nuh AS

Hujan turus selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah itu, hujan perlahan mulai reda dan air perlahan mulai surut. Setelah 150 hari kemudian, Nabi Nuh AS dan para pengikutnya yang setia turun dari kapal dan mulai membangun kehidupan yang baru. Merek hidup dalam nuansa ketaatan dan kesejahteraan dalam naungan Allah SWT. Keturunan Nabi Nuh AS pun semakin banyak dan menyebar ke seluruh pelosok bumi. 

Kisah Kan’an anak Nabi Nuh yang durhaka

Selain kisah tentang umat Nabi Nuh, cerita mengenai keluarga dan anak-anaknya juga menyimpan banyak pesan moral untuk anak, Bunda.

Nabi Nuh AS memiliki 4 orang putra yaitu Syam, Khan, Yafits, dan Kan’an. Pada saat banjir bandang terjadi, semua anak Nabi Nuh AS berada di dalam kapal, kecuali Kan’an. Ia termasuk dalam kaum pembangkang yang menolak ajakan Nabi Nuh AS, ayahnya sendiri. 

“Hai anakku, marilah ikut bersama kami. Janganlah engkau turut bersama orang-orang kafir” kata Nabi Nuh AS mengajak Kan’an. 

Namun dengan sombongnya, Kan’an menolak ajakan ayahnya. Saat banjir bandang semakin tinggi, Kan’an tak luput ikut terombang-ambing. Ia hanya menggunakan sebilah kayu untuk tetap mengapung. Nabi Nuh AS sempat berteriak memanggil anaknya tersebut agar naik ke atas kapal. “Naiklah ke perahu bersamaku,” ajak Nabi Nuh AS. Akan tetapi, Kan’an tetap menolak dan terus berenang ke arah gunung. 

Padahal Nabi Nuh AS telah memperingatkan Kan’an bahwa tidak akan ada yang selamat dari azab Allah SWT. Hingga akhirnya ia pun ikut tenggelam bersama dengan orang-orang durhaka lain yang menentang ajaran Nabi Nuh AS. 

Nabi Nuh AS sangat bersedih dan menyesali sikap putranya yang tetap keras sampai saat terakhir menjelang ajalnya. Allah SWT kemudian mengingatkan dan menghibur Nabi Nuh AS meski putranya adalah keluarga sendiri, namun ia termasuk kafir karena menentang ajarannya. 

Hikmah cerita dari kisah Nabi Nuh untuk diajarkan kepada anak

Dua kisah Nabi Nuh AS di atas mengajarkan banyak pesan moral. Kesabaran Nabi Nuh AS dalam berdakwah selama ratusan tahun, meski hanya memiliki puluhan pengikut patut dijadikan teladan oleh umat manusia.

Bunda dapat mengajarkan kepada Si Kecil apabila mengajak orang lain dalam hal kebaikan, harus dilakukan dengan penuh kasih sayang seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh AS dalam berdakwah. 

Bunda, ajarkan pula kepada anak bahwa sabar dalam menghadapi kesulitan merupakan kunci kesuksesan. Setiap kali menemui sebuah tantangan dan hambatan, sebagai hamba Allah yang baik maka diharapkan kita menjadi orang yang sabar dan terus tawakal kepada Allah SWT.  

Di sisi lain, janganlah meniru sikap Kan’an dan kaum Nabi Nuh AS yang tidak mau untuk diajak bertobat dan tetap memilih menjadi kafir hingga azab merenggut nyawa mereka. Bunda dapat memberikan pemahaman pada anak bahwa beriman kepada Allah dan rasul-Nya adalah jalan selamat di dunia dan akhirat. Setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. 

Mukjizat Nabi Nuh

Berdasarkan kisah Nabi Nuh AS, terdapat beberapa mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Nuh AS sebagai salah satu nabi utusan Allah SWT:

  1. Nabi Nuh AS merupakan salah satu nabi yang memiliki gelar  ulul azmi karena kesabarannya dalam berdakwah ratusan tahun kepada kaumnya dan hanya memiliki puluhan pengikut saja. Gelar ulul azmi diberikan kepada Nabi dan Rasul yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. 
  2. Nabi Nuh AS mampu berumur panjang hingga 950 tahun dan berdakwah ratusan tahun.
  3. Nabi Nuh AS dan para pengikut setianya berhasil membuat kapal berukuran sangat besar dan kokoh hingga juga bisa menampung hewan dan tumbuhan dalam jumlah besar. Kapal Nabi Nuh AS berhasil melewati banjir besar dan bertahan lama hingga air surut.

Semoga kisah Nabi Nuh AS, dalam mengajak umatnya beriman pada Allah SWT ini dapat menjadi pengingat bagi Bunda dan anak-anak untuk selalu taat pada Sang Pencipta.


KISAH NABI ISHAQ

 KISAH SINGKAT NABI ISHAQ

Kisah Singkat Nabi Ishaq Putra Nabi Ibrahim

Nabi Ishaq kita kenal sebagai nabi yang kesembilan setelah nabi Ismail dan sama sama putra dari Nabi Ibrahim AS.

Kisah Nabi Ishaq berawal setelah Allah SWT mengkaruniakan Ismail kepada Nabi Ibrahim A.S. Kemudian, Nabi Ibrahim terus berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniakan anak dari istirnya yang bernama Sarah, yaitu istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan kalimatullah.

Allah kemudian mengabulkan doa Ibrahim dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa akan lahir seorang seorang anak dari istrinya yang bernama Sarah. Mereka juga memberitahukan tujuan mereka lainnya, yaitu pergi mendatangi kaum Luth untuk menimpakan azab kepada mereka.

Nabi Ibrahim A.S merupakan seseorang yang selalu memuliakan tamu dan juga orang yang dermawan. Lalu, tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim datang membawa anak sapi yang gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi mereka tidak makan dan juga tidak minum jamuan yang telah dia hidangkan tersebut.

Dengan kondisi seperti itu, Nabi Ibrahim merasa takut kemudian malaikat-malaikat tersebut menenangkannya dan segeralah mereka memberitahu kepada Nabi Ibrahim tentang diri mereka serta memberitahukan maksud dan tujuan mereka untuk menyampaikan kabar gembira kepadaya dengan akan adanya kelahiran seoarang anak yang alim (berilmu).

Sarah mendengar pembicaraan mereka. Lalu ia datang dan menghampiri dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan.

Dia berpikir bahwa bagaimana dirinya bisa melahirkan sedangkan dia merupakan seorang wanita yang sudah tua dan mandul (ketika itu usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia.

Lalu, mendengar pembicaraan tersebut, para malaikat berkata

“Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Adz Dzaariyat: 30).

Mendengar berita tersebut, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia karena apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan segera tiba.

Kelahiran Nabi Ishaq

Selang beberapa waktu, berita yang disampaikan oleh para malaikat menjadi kenyataan bagi Nabi Ibrahim. Istrinya, Sarah melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim. Pada saat itu, Nabi Ibrahim telah berumur 100 tahun, lalu Ishaq lahir 14 tahun setelah kelahiran Ismail.

Alquranu Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar tentang kisah Nabi Ishaq dan demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus oleh Nabi Ishaq. Akan tetapi, Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Al-Quran di antaranya:

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS. Shaad: 45-47).

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya:

“Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia dan putra yang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub, putra Ishaq, putra Ibrahim.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Pernikahan Nabi Ishaq

Pada saat usia 40 tahun, Nabi Ishaq memutuskan untuk menikah dan membangun keluarganya sendiri. Dikisahkan bahwa Nabi Ishaq menikah dengan seorang wanita bernama Rafqah binti Batuil. Namun, ternyata ujian yang pernah menimpa ayah dan ibunya. Dialami juga oleh Nabi Ishaq. Diceritakan bahwa Istrinya, Rafqah juga merupakan wanita yang mandul.

Nabi Ishaq pun terus saja berdoa kepada Allah. Ia lahir berkat keajaiban dari-Nya. Maka bukan hal mustahil bagi Allah untuk memberi kembali keajaiban tersebut. Nabi Ishaq dan istrinya terus berdoa dengan harapan dan tawakal yang kuat.

Setelah beberapa penantian panjang, keaiaiban tersebut datang, Rafqah hamil dan ternyata Allah memberikan anak kembar. Anak tersebut diberi nama Iish atau Esau dan Yaqub. Betapa bahagianya Nabi Ishaq di usia yang telah senja dia mendapat karunia putra kembar oleh Allah SWT.

Lalu , salah satu putranya pula, kelak akan menjadi seorang rasul. Dia adalah Nabi Yaqub dan kelak menjadi bapak dari Nabi Yusuf, Bunyamin, dan saudara-saudaranya. Dari anak-anak Yaqub bin Ishaq inilah, cikal bakal terbentuknya Bani Israil atau keluarga Israil.

Disebut Israil karena Nabi Yaqub seringkali melakukan perjalanan di malam hari. Lalu, saudara kembarnya Iish disebut orang-orang Arab dengan istilah Iish atau Iishuu yang merupakan nenek moyang dari bangsa romawi.


Post Terbaru

Kisah Singkat Nabi Ishaq Putra Nabi Ibrahim Nabi Ishaq kita kenal sebagai nabi yang kesembilan setelah nabi Ismail dan sama sama putra dari ...