Kerajaan Medang memiliki beberapa raja penting yang memerintah pada periode yang berbeda, dimulai dari masa Jawa Tengah dan kemudian pindah ke Jawa Timur. Beberapa raja tersebut adalah Sanjaya (pendiri, sekitar 732–746 M), Mpu Sindok (pemindah pusat ke Jawa Timur, 929–947 M), Sri Isyana Tunggawijaya (947–985 M), Sri Makutawangsawardhana (985–990 M), Dharmawangsa Teguh (990–1016 M), dan Airlangga (1019–1042 M).
Raja-raja utama dan tahun pemerintahannya
- Sanjaya: Sekitar 732–746 M. Dikenal sebagai pendiri Kerajaan Medang, yang berpusat di Jawa Tengah.
- Mpu Sindok: 929–947 M. Raja pertama dari dinasti Isyana yang memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur setelah bencana alam dan ancaman dari Sriwijaya.
- Sri Isyana Tunggawijaya: 947–985 M. Putri Mpu Sindok yang melanjutkan tahta di Jawa Timur.
- Sri Makutawangsawardhana: 985–990 M. Putra dari Sri Isyana Tunggawijaya.
- Dharmawangsa Teguh: 990–1016 M. Cucu dari Mpu Sindok dan raja terakhir Kerajaan Medang di Jawa Timur, yang memerintah hingga istananya dihancurkan oleh serangan (peristiwa Mahapralaya).
- Airlangga: 1019–1042 M. Menantu Dharmawangsa Teguh yang berhasil memulihkan kerajaan dan mengundurkan diri pada tahun 1042, lalu membagi kerajaannya menjadi dua.
Kerajaan Medang Kamulan berlokasi di Jawa Timur, dengan pusatnya berpindah-pindah di beberapa tempat seperti Watanmas di Jombang dan Tamlang di Nganjuk. Lokasinya didukung oleh penemuan prasasti seperti Prasasti Paradah dan Prasasti Anjuk Ladang, yang menunjukkan bahwa Watugaluh di Jombang pernah menjadi ibu kota kerajaan.
- Lokasi utama: Jawa Timur, dengan ibu kota yang berpindah-pindah, termasuk Watanmas (Jombang) dan Tamlang (Nganjuk).
- Ibu kota awal: Prasasti menunjukkan Watugaluh di Jombang pernah menjadi ibu kota.
- Bukti arkeologis: Beberapa bukti arkeologis seperti Prasasti Paradah dan Prasasti Anjuk Ladang mendukung lokasi ini.
- Wilayah kekuasaan: Wilayah kekuasaannya membentang dari Nganjuk di barat, Pasuruan di timur, Surabaya di utara, dan Malang di selatan.
Peninggalan Kerajaan Medang meliputi candi-candi besar seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Sewu, serta berbagai prasasti penting seperti Prasasti Mpu Sindok, Prasasti Anjuk Ladang, Prasasti Kalkuta, dan Prasasti Tengaran. Candi-candi tersebut menjadi bukti kejayaan arsitektur dan kebudayaan pada masa itu, sementara prasasti memberikan informasi tentang peristiwa sejarah, silsilah raja, dan peraturan pemerintahan.
Candi
- Candi Borobudur: Mahakarya terbesar yang menjadi bukti kejayaan Kerajaan Medang.
- Candi Prambanan: Salah satu candi Hindu terbesar di dunia, dibangun pada masa Kerajaan Medang.
- Candi Sewu: Candi Buddha yang dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.
- Candi Kalasan: Dibangun atas perintah Maharaja Wisnu dari dinasti Syailendra.
- Candi Mendut: Candi Buddha yang juga merupakan peninggalan Kerajaan Medang.
- Candi Sari: Candi yang terletak di Sleman, Yogyakarta.
- Candi Pawon: Candi Buddha yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.
- Candi Gunung Wukir: Salah satu candi yang ditemukan di Magelang, Jawa Tengah.
Prasasti
- Prasasti Mpu Sindok: Berisi tentang pemerintahan Mpu Sindok dan permaisurinya, Sri Wardhani.
- Prasasti Anjuk Ladang: Berisi tentang pembangunan candi di Desa Anyok Lodang dan menjadi awal dari Kerajaan Medang Kamulan.
- Prasasti Kalkuta: Berisi peristiwa hancurnya istana Dharmawangsa dan silsilah raja-raja Medang Kamulan.
- Prasasti Tengaran: Berisi tentang pemerintahan Mpu Sindok bersama Sri Wardhani.
- Prasasti Bangil: Berisi tentang perintah Mpu Sindok untuk membangun candi sebagai tempat peristirahatan mertuanya.
No comments:
Post a Comment