Tuesday, October 28, 2025

KERAJAAN PAJAJARAN 1482-1579M

 


Raja-raja Kerajaan Pajajaran (juga dikenal sebagai Kerajaan Sunda) beserta masa pemerintahannya adalah Sri Baduga Maharaja (1482–1521), Surawisesa (1521–1535), Ratu Dewata (1535–1543), Ratu Sakti (1543–1551), Ratu Nilakendra (1551–1567), dan Raga Mulya (1567–1579). Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kekuasaan Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi. 
Daftar Raja dan Masa Pemerintahan




Kerajaan Pajajaran terletak di Bogor, Jawa Barat, tepatnya di wilayah yang kini menjadi kota Bogor dan sekitarnya, yang dikenal sebagai Pakuan Pajajaran. Pusat kerajaannya diperkirakan berada di sekitar kaki Gunung Salak. 
  • Lokasi Ibu Kota
    Ibu kota Kerajaan Pajajaran adalah Pakuan Pajajaran, yang sebagian besar lokasinya diyakini berada di Kota Bogor modern. 
  • Penanda Historis
    Situs-situs bersejarah seperti Prasasti Batu Tulis di Kota Bogor menjadi bukti fisik keberadaan kerajaan ini. 
  • Wilayah Kekuasaan
    Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran meliputi Tatar Pasundan, atau wilayah barat Pulau Jawa. Berdasarkan peta Portugis, wilayahnya membentang hingga ke Sungai Cimanuk di timur. 





Peninggalan Kerajaan Pajajaran mencakup prasasti seperti Prasasti Batu Tulis, Prasasti Sanghyang Tapak, dan Prasasti Kawali, naskah kuno seperti Babad Pajajaran dan Carita Parahyangan, senjata khas seperti Kujang, dan situs-situs sejarah seperti bekas Taman Perburuan Raja (sekarang Kebun Raya Bogor). Selain itu, ada juga benda pusaka seperti Mahkota Binokasih yang kini disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang. 
Prasasti
  • Prasasti Batu Tulis: Terletak di Bogor, prasasti ini berisi tulisan dalam aksara dan bahasa Sunda Kuno yang menjadi sumber penting tentang keberadaan Pajajaran.
  • Prasasti Sanghyang Tapak: Ditemukan di Sukabumi, berisi inskripsi yang berkaitan dengan kegiatan dan ajaran kerajaan.
  • Prasasti Kawali: Berada di Ciamis.
  • Prasasti Pasir Muara/Kebon Kopi II: Berisi peninggalan dari masa kerajaan Pajajaran. 
Naskah kuno
  • Babad Pajajaran: Naskah sejarah yang menceritakan tentang Kerajaan Pajajaran.
  • Carita Parahyangan: Naskah kuno lain yang mengisahkan sejarah kerajaan.
  • Carita Waruga Guru: Naskah yang berisi silsilah raja-raja Pajajaran dan menggambarkan perpaduan budaya Hindu dengan ajaran Islam. 
Benda dan situs bersejarah

  • Senjata Kujang: Senjata khas Pasundan yang identik dengan Kerajaan Pajajaran.
  • Mahkota Binokasih: Mahkota pusaka raja-raja Sunda yang kini disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang.
  • Bekas Taman Perburuan Raja: Lokasi yang kini menjadi Kebun Raya Bogor, dulunya merupakan tempat berburu raja-raja Pajajaran.
  • Situs-situs lain: Terdapat juga situs seperti Batu Congkrang di Bogor, yang dipercaya sebagai bekas pos penjagaan kerajaan. 





KERAJAAN MELAYU DHARMASRAYA



 



Kerajaan Dharmasraya memiliki raja-raja penting seperti Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183 M), Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286 M), dan Adityawarman (mulai 1347 M). Masa kepemimpinan Adityawarman menandai pemindahan pusat pemerintahan ke Pagaruyung atau Suruaso. 
Daftar raja dan masa pemerintahan

  • Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa: Berkuasa pada tahun 1183 M. Ia memerintah wilayah kekuasaan yang membentang hingga Thailand Selatan.
  • Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa: Naik takhta pada tahun 1286 M, yang ditandai dengan pengiriman arca Amoghapasa dari Kerajaan Singhasari.
  • Srimat Sri Akarendrawarman: Menjadi raja pada tahun 1316 M, dan memerintah hingga tahun 1347 M.
  • Adityawarman (Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa): Memulai pemerintahannya sekitar tahun 1347 M. Pada masa ini, pusat pemerintahan dipindahkan dari Dharmasraya ke Pagaruyung atau Suruaso. Ia adalah raja yang membawa kerajaan mencapai puncak kejayaannya. 








Lokasi Kerajaan Dharmasraya berada di tepi Sungai Batanghari, wilayah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pusat pemerintahan awal kerajaan ini terletak di wilayah ini. Beberapa situs arkeologi penting yang menjadi bukti keberadaan kerajaan ini, seperti Candi Padang Roco, juga terletak di wilayah tersebut. 

  • Lokasi pusat pemerintahan: Awalnya berada di tepi Sungai Batanghari, wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Dharmasraya.
  • Pusat budaya dan sejarah: Banyak peninggalan penting ditemukan di kawasan ini, termasuk situs percandian yang menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha.
  • Contoh situs penting:
    • Candi Padang Roco: Terletak di Jorong Sungai Langsat, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.
    • Candi Pulau Sawah: Terletak di sisi utara Sungai Batanghari, di Jorong Siguntur.
    • Candi Bukik Awang Maombiak: Terletak di atas bukit kecil di Jorong Siguntur. 


Peninggalan Kerajaan Dharmasraya sebagian besar berupa candi, arca, dan prasasti yang ditemukan di sepanjang aliran Sungai Batanghari, khususnya di Kabupaten Dharmasraya dan daerah sekitarnya di Sumatra Barat. Peninggalan ini menunjukkan bahwa kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini merupakan pusat kekuasaan yang penting pada masanya. 
Berikut adalah beberapa peninggalan utama Kerajaan Dharmasraya:
Candi
  • Kompleks Candi Padang Roco: Berlokasi di Nagari Siguntur, situs ini merupakan salah satu pusat peribadaban dan pemerintahan Kerajaan Melayu kuno di Dharmasraya.
    • Di kompleks ini terdapat tiga candi: Candi UtamaCandi Perwara, dan Candi Ketiga.
    • Di kawasan ini juga ditemukan Arca Bhairawa, yang merupakan persembahan dari Kerajaan Singasari.
  • Kompleks Candi Pulau Sawah: Terletak di Kabupaten Dharmasraya, candi-candi di kompleks ini adalah bukti eksistensi Kerajaan Melayu Dharmasraya yang berlatar belakang Hindu-Buddha. 
Arca
  • Arca Bhairawa: Arca batu raksasa setinggi 4,41 meter ini pernah ditemukan di situs Padang Roco. Arca ini melambangkan Bhairawa, perwujudan Dewa Siwa dan Buddha sebagai raksasa yang menakutkan, dan sering dikaitkan dengan Raja Adityawarman. Saat ini, arca tersebut menjadi koleksi utama Museum Nasional di Jakarta.
  • Arca Amoghapasa: Arca ini adalah hadiah dari Raja Kertanegara dari Singasari kepada Kerajaan Dharmasraya sebagai tanda persahabatan pada abad ke-13. Arca ini ditemukan di situs Padang Roco bersama dengan Prasasti Padang Roco. 
Prasasti
  • Prasasti Padang Roco: Prasasti yang berangka tahun 1286 M ini berisi catatan penting mengenai pengiriman Arca Amoghapasa dari Jawa (Singasari) ke Dharmasraya.
  • Prasasti Grahi: Berisi perintah dari Raja Dharmasraya kepada bupati Grahi (Mahesanapati Galanai) untuk membuat arca Buddha.
  • Prasasti Suruaso: Prasasti yang ditemukan di daerah Tanah Datar ini diperkirakan peninggalan Kerajaan Dharmasraya dan terkait dengan masa kekuasaan Adityawarman. 
Benda-benda pusaka lainnya
  • Di samping peninggalan arkeologi, ada juga beberapa benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun oleh ahli waris kerajaan di kawasan Siguntur, seperti keris, tombak, dan wadah emas. 




Post Terbaru

  Rahmad Fitriyanto Arti per ayat Ayat 1: "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Aku berlindung kepada Tuhan manusia'". Ayat 2: ...